Daerah
Kasus TBC di Samarinda Masih Tinggi, Dinkes Fokus pada Deteksi Dini dan Edukasi Masyarakat

Kaltimtoday.co, Samarinda - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Kota Tepian. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mencatat, sepanjang 2024 ada 4.042 kasus TBC dari 16.689 warga yang diperiksa, dengan angka kematian mencapai 145 jiwa.
Sementara pada periode Januari hingga Agustus 2025, ditemukan 1.645 kasus baru dari 11.447 terduga TBC, dan hingga September 2025 tercatat 44 warga meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih, menyebut TBC kini menjadi salah satu fokus nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo. Program Asta Cita mendorong layanan kesehatan gratis sekaligus percepatan penanganan penyakit menular ini.
“Secara nasional, penemuan kasus TBC masih rendah, rata-rata di bawah 70 persen. Alhamdulillah, di Samarinda penemuan kasus kita sudah di atas 70 persen karena screening dilakukan lebih cepat dan masif,” ujar Ismid, Rabu (17/9/2025).
Ia menegaskan, kunci utama pengendalian TBC ada pada Active Case Finding (ACF) atau pencarian kasus aktif. Dengan deteksi dini, pasien bisa langsung mendapat pengobatan sehingga tidak memperparah kondisi maupun menularkan ke orang lain.
“Kuncinya ada di screening. Semakin cepat kasus ditemukan, semakin cepat pula diobati, sehingga bisa mencegah penularan yang lebih luas maupun kematian,” tambahnya.
Selain aspek medis, Ismid menilai TBC juga erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan, daya tahan tubuh, hingga kebiasaan menggunakan alat pelindung diri (APD). Karena itu, edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat terus digencarkan bersamaan dengan layanan pengobatan.
Dinkes Samarinda turut menyoroti pasien dengan komorbid HIV yang memiliki risiko lebih tinggi terserang TBC. Untuk itu, seluruh 26 puskesmas di Samarinda kini menyediakan layanan pengobatan HIV dengan jaminan kerahasiaan pasien.
“Pasien HIV sangat berisiko terkena TBC. Karena itu, kami pastikan mereka mendapat pengobatan teratur. Bahkan di puskesmas tersedia jam khusus untuk pelayanan HIV, agar pasien lebih nyaman dan tidak khawatir soal kerahasiaan,” jelas Ismid.
Dengan angka kasus yang masih tinggi, Ismid berharap sinergi antara masyarakat, tenaga medis, dan pemerintah terus diperkuat. “Upaya bersama ini penting agar target nasional eliminasi TBC bisa tercapai lebih cepat,” pungkasnya.
[NKH | RWT]
Related Posts
- Kasus Pelecehan di Polnes: Ketua Prodi Dinonaktifkan, Hak Mengajar Dicabut
- Unmul Pecah Wisuda Jadi 2 Hari, Peserta Membludak, Wisudawan Protes Perubahan Tiba-Tiba
- Gerakan Rakyat dalam Bayang Represi, Akademisi dan Aktivis Samarinda Kritik Demokrasi yang Memudar
- Harhubnas 2025 di Samarinda, KSOP dan Pemkot Sepakat Perkuat Sinergi Transportasi
- Satgas MBG Samarinda Evaluasi Kasus Makanan Diduga Basi di SMAN 13, Vendor Ditegur