Advertorial

Disbudpar PPU Petakan Wisata Alternatif untuk Ciptakan Potensi Baru

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 24 Maret 2025 15:40
Disbudpar PPU Petakan Wisata Alternatif untuk Ciptakan Potensi Baru
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU), Andi Israwati Latief. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU), Andi Israwati Latief, menegaskan bahwa pengembangan sektor pariwisata di daerahnya tidak semata bertumpu pada potensi ekowisata mangrove yang belakangan sering disorot.

Ia menyebutkan bahwa PPU memiliki beragam destinasi wisata lain yang tak kalah menarik dan layak dikembangkan secara berkelanjutan.

“Kita kan banyak ini. Kita ada macam-macam. Ada Pantai Nipah-Nipah, ada Tanjung Jumlai, ada Gua Tapak Raja, ada Pantai Gelora, banyak,” ujarnya saat ditanya mengenai destinasi wisata unggulan di luar kawasan mangrove.

Menurut Andi, kekayaan potensi wisata alam yang tersebar di wilayah PPU belum tergarap secara optimal. Ia mengakui masih ada tantangan dari sisi infrastruktur maupun promosi, namun pihaknya tetap konsisten menyusun strategi pengembangan jangka menengah dan panjang.

Tak hanya pantai dan gua, Andi juga menyebut wisata berbasis pertanian mulai mendapat perhatian. Wisata sawah, misalnya, menjadi salah satu alternatif yang dinilai mampu menarik wisatawan domestik yang mencari pengalaman alam dan edukasi di tengah tren wisata hijau.

“Ada wisata sawah juga. Kita banyak potensi sih sebenarnya di sini yang bisa dikembangkan,” kata Andi. 

Ia menambahkan, konsep wisata sawah tersebut bisa diarahkan ke pengalaman langsung seperti menanam padi, mengenal kehidupan petani, hingga mencicipi kuliner khas berbasis hasil tani lokal.

Disbudpar PPU terus mendorong pelibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata, baik dari sisi atraksi, pengelolaan destinasi, hingga usaha kuliner dan kerajinan tangan. Kolaborasi lintas sektor juga disebut menjadi kunci agar pembangunan pariwisata berjalan seimbang antara ekonomi dan pelestarian budaya serta lingkungan.

Ia menekankan bahwa PPU harus segera berbenah agar tidak tertinggal dalam gelombang besar pengembangan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

“PPU ini pintu terdekat ke IKN. Kalau kita tidak menyiapkan diri, wisatawan akan langsung ke pusat, kita bisa lewat begitu saja. Padahal kita punya daya tarik yang luar biasa,” tandasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya