Headline
Disdik Samarinda Tak Wajibkan Sekolah Selesaikan Target Kurikulum

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Samarinda sudah berlangsung di sejumlah sekolah pada 20 September 2021 lalu. Namun, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi para siswa dan guru. Yakni mengatasi learning loss. Alias hilangnya pengetahuan dan keterampilan akademik. Sebab sejak Maret 2020, PTM dihentikan sementara dan beralih ke pembelajaran daring.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Asli Nuryadin mengungkapkan bahwa learning loss sudah terjadi di Samarinda. Sehingga pihaknya menegaskan dalam penerapan PTM yang sudah berlangsung bulan lalu, masih fokus agar bisa menumbuhkan semangat belajar para siswa.
"Siswa harus senang dulu. Ketertinggalan itu sudah pasti terjadi. Kami meyakinkan pihak sekolah dan orangtua siswa, yang penting itu menyegarkan suasana psikologi murid dulu," beber Asli kepada awak media.
Pihaknya pun tak mewajibkan penuntasan kurikulum pada pelaksanaan PTM kali ini. Mengingat waktu kegiatan belajar-mengajar (KBM) juga dikurangi setengah dari waktu pembelajaran normal. Sedangkan untuk pendampingan khusus atau remedial untuk siswa yang tertinggal materi akan segera dipersiapkan.
"Kami sangat menyadari ketuntasan kurikulum itu mustahil. Makanya kami berfokus pada suasana kebatinan siswa. Sekolah juga akan berpikir, sembari kami tunggu kebijakan nasional," tambah Asli.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Samarinda, Mulyadi mengatakan pembelajaran daring yang sudah berlangsung sejak tahun lalu membuat para siswa jadi asing saat menginjakkan kaki secara langsung di sekolah.
"Siswa itu seakan-akan asing. Semuanya itu menjadi pendiam. Semisal gurunya terlambat datang pun mereka akan tetap diam. Bahkan, sedikit bicara dengan teman-temannya," beber Mulyadi.
Tak dapat dimungkiri, pembelajaran daring membuat siswa sudah terbiasa dengan perangkat gawai. Seperti laptop dan ponsel pintar yang berfungsi sebagai media pembelajaran. Interaksi daring pun tak seluwes saat interaksi secara tatap muka.
"Makanya saya memberikan instruksi kepada guru-guru, agar dalam proses belajar mengajar mengajak siswa berdialog supaya terbiasa dalam melaksanakan PTM. Karena tidak hanya murid, guru juga harus beradaptasi," pungkasnya.
[YMD | TOS]
Related Posts
- Pengacara Korban Kasus Dugaan Penganiayaan di Panti Asuhan Samarinda Minta Polsek Segera Tindak Lanjuti Hasil Visum
- Faktor Epilepsi, Yayasan FJDK Samarinda Sangkal Dugaan Penganiayaan terhadap Balita 4 Tahun
- Program Sekolah Rakyat Dinilai Belum Maksimal Jangkau Masyarakat Miskin, DPRD Samarinda Dorong Sosialisasi Lintas Sektor
- DPRD Samarinda Rapat Hearing bersama Disdikbud, Bahas Capaian Program hingga Pemerataan Siswa
- Wali Kota Andi Harun Sesalkan Pernyataan Kepala DLH Kaltim Soal Pengelolaan Sampah Samarinda: Minta Solusi, Bukan Hanya Kritik