Nasional

Disebut Gibran Saat Debat Cawapres, Ini Profil Tom Lembong, Mantan Menteri Perdagangan yang Getol Gadang Penggunaan Baterai LFP untuk Kendaraan Listrik

Kaltim Today
22 Januari 2024 10:34
Disebut Gibran Saat Debat Cawapres, Ini Profil Tom Lembong, Mantan Menteri Perdagangan yang Getol Gadang Penggunaan Baterai LFP untuk Kendaraan Listrik
Tom Lembong. (Instagram/TomLembong)

Kaltimtoday.co - Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, kembali menjadi sorotan publik setelah namanya disebut dua kali oleh Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres pada Minggu (21/1/2024). Gibran menyebut bahwa Tom Lembong getol menggaungkan penggunaan baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik tanpa nikel. 

Mendapat pertanyaan yang 'menjebak', Cak Imin menjawab bahwa dalam berdiskusi semua ada etikanya. Termasuk diskusi dalam debat Cawapres malam ini.

"Di sini bukan tebak-tebakan definisi, bukan tebak-tebakan singkatan, kita levelnya policy dan kebijakan, prinsipnya sederhana, semua kembali pada etika," jawab Cak Imin.

Mendapat jawaban seperti itu, Gibran lantas menyebut Cak Imin tak memahami pertanyaannya. Bahkan ia menuding Cak Imin sekadar mendapat contekan pertanyaan dari Tom Lembong.

Siapa sebenarnya sosok Tom Lembong yang disebut-sebut oleh Gibran tersebut? Berikut adalah profilnya.

Arsitek Lulusan Harvard

Tom Lembong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971. Ia merupakan putra dari pasangan Yohanes Lembong (Ong Joe Gie) dan Yetty Lembong. Ayahnya seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia yang berasal dari Manado.

Tom mengenyam pendidikan dasar di Jerman hingga berusia 10 tahun. Dia sempat pulang ke Indonesia dan meneruskan SD serta SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Saat SMA, Tom pindah lagi ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Kemudian, Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard dan lulus pada tahun 1994.

Karier di Pemerintahan

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte. Ltd pada 1995. Pada tahun 1999, ia bergabung dengan Deutsche Securities Indonesia sebagai bankir investasi.

Pada tahun 2000, Tom bergabung dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior. BPPN merupakan lembaga yang dibentuk untuk merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia pasca Krisis Keuangan Asia pada 1998.

Setelah itu, Tom bekerja di Farindo Investments pada tahun 2002-2005. Pada tahun 2006, ia mendirikan Quvat Management Pte. Ltd., sebuah dana ekuitas swasta.

Pada tahun 2013, Tom bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato. Peran ini berlanjut ketika Jokowi menjadi presiden pada periode pertama tahun 2014. Pada tahun 2015, Tom diangkat menjadi Menteri Perdagangan.

Sebagai Menteri Perdagangan, Tom Lembong berperan penting dalam pengembangan industri baterai listrik di Indonesia. Ia mendorong industri baterai listrik untuk menggunakan bahan baku lithium iron phosphate (LFP) yang lebih murah dan mudah didapat daripada nikel.

Pengembangan Industri Baterai Listrik

Pada tahun 2017, Tom Lembong meluncurkan program B30, yaitu program kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 30% dalam bahan bakar minyak. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak bumi dan mendorong pengembangan industri biodiesel.

Program B30 juga mendorong pengembangan industri baterai listrik di Indonesia. Hal ini karena biodiesel dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat baterai listrik berbahan dasar lithium iron phosphate (LFP).

Pada tahun 2019, Tom Lembong meresmikan pabrik baterai listrik PT. LG Chem Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan pabrik baterai listrik pertama di Indonesia yang menggunakan bahan baku lithium iron phosphate (LFP).

Tom Lembong merupakan sosok penting di balik kebangkitan industri baterai listrik Indonesia. Ia mendorong pengembangan industri baterai listrik dengan menggunakan bahan baku lithium iron phosphate (LFP) yang lebih murah dan mudah didapat daripada nikel.

Upaya Tom Lembong ini telah membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Industri baterai listrik telah menjadi salah satu sektor potensial yang dapat memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya