Opini

Guru Juga Manusia: Di Balik Tugas Mulia

Kaltim Today
07 Maret 2025 20:27
Guru Juga Manusia: Di Balik Tugas Mulia

Oleh: Mohammad Makmun Qomar, M.Pd (Kepala SMP Negeri 42 Samarinda)

Belakangan ini guru dihebohkan oleh kreator konten tiktok yang sangat menghina guru. Semua guru dianggap koruptor, dan ajakan kepada para siswa jangan percaya lagi dengan guru. Ujaran kebencian atau hate speech tersebut tentu membuat ngilu para guru.

Apa latar belakangnya sampai kreator tiktok itu menjatuhkan martabat guru, perlu kajian lebih jauh. Apa dia selama ini di-bully oleh para guru, ataukah agar konten tersebut membuat namanya semakin viral. 

Guru memang manusia biasa. Mereka juga memiliki perasaan, kebutuhan, dan kelemahan seperti halnya manusia lainnya. Mereka bisa merasa lelah, stres, dan terkadang merasa tidak cukup mampu untuk menghadapi tantangan di kelas.

Hal-hal tersebut mendorong guru melakukan kesalahan bahkan kadang melakukan tindakan sumbu pendek, buktinya ada beberapa guru yang berhadapan dengan hukum karena tindak kekerasan atau tindakan tidak terpuji lainnya di sekolah ataupun di lingkungan masyarakat. Walaupun beberapa tindakan kekerasan guru tersebut akhirnya menjadi blunder bagi dunia Pendidikan.

Guru mempunyai peran penting tidak hanya dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai, mendorong pemikiran kritis, dan menumbuhkan kecintaan terhadap pembelajaran. Dedikasi, kompetensi, dan komitmen mereka terhadap siswa sering kali melampaui panggilan tugas, menjadikan mereka pahlawan sejati di mata banyak orang.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para guru adalah tuntutan yang semakin meningkat, baik dalam hal beban kerja maupun ekspektasi. Dengan kondisi siswa yang berwarna, ujian standar, dan kurikulum yang terus berubah, guru terus-menerus berada di bawah tekanan untuk memberikan hasil terbaik dan memenuhi kebutuhan individu setiap siswa.

Guru dibutuhkan banyak orang. Guru adalah pribadi yang istimewa seseorang yang sabar, penuh kasih, dan berdedikasi untuk memahami dan memperlakukan siswa-siswa dengan baik walaupun berbeda beda baik karakter, asal usul, gaya hidup.

Guru sering kali melakukan lompatan-lompatan pekerjaannya, menghabiskan banyak jam di luar kelas misal merencanakan pelajaran, mencari media terbaik, menilai tugas, merefleksi dan memberikan dukungan ekstra kepada siswa yang mungkin mengalami kesulitan. Guru sebagai mentor, panutan, advokat, pembimbing melalui tantangan dan sekaligus selebrasi terhadap keberhasilan mereka. Meskipun banyak tantangan dan rintangan yang mereka hadapi, para guru tetap berkomitmen pada panggilan hati bersihnya.

Guru-guru memahami pentingnya menciptakan ekosistem yang baik dan siswa merasa aman, didukung, dan didorong untuk mencapai potensi penuh mereka. Guru menyadari bahwa setiap siswa itu unik, kekuatan, kelemahan, dan gaya belajar mereka sendiri, dan mereka berusaha untuk menciptakan pengalaman belajar yang memuaskan kebutuhan individu setiap siswa. Guru wajib membangun hubungan yang harmonis dengan siswa, dan juga orang tuanya. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan akademis dan kebahagiaannya. Dengan menunjukkan empati, pengertian, dan kesabaran, guru dapat menciptakan rasa percaya dan hormat untuk pengalaman belajar yang positif.

Penting, guru juga manusia, dengan kekuatan, kelemahan, dan emosi mereka sendiri. Sama seperti siswa juga memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda, guru juga memiliki pendekatan unik dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung ekosistem belajar dan kolaboratif di mana saja, yang semua bermuara pada perkembangan dan kemajuan siswa.  

Guru bukanlah robot yang diprogram untuk menyampaikan informasi. Guru adalah individu yang mempunyai kebutuhan, bakat, minat, dan kehidupan pribadi mereka sendiri. Dengan memperhatikan kebutuhan pribadi para guru, beliau pantas diperlakukan dengan empati dan penuh pengertian. Dengan menumbuhkan budaya saling menghormati dan menghargai, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung di mana setiap orang merasa dihargai dan didukung. Ketika guru merasa dihormati dan didukung, mereka lebih mungkin termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan mereka, yang pada akhirnya menguntungkan seluruh komunitas sekolah.

Dengan mengakui dan mengapresiasi para guru, sekolah dapat menciptakan suasana yang positif dan kolaboratif yang mendorong pertumbuhan dan kesuksesan bagi semua individu yang terlibat. Penting bagi siswa untuk mengingat bahwa guru tidak hanya ada untuk menyampaikan pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai mentor, panutan, dan advokat untuk kebahagiannya. Dengan membangun hubungan yang baik dengan guru, siswa dapat memperoleh dukungan dan bimbingan yang berharga yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan dan mencapai tujuan mereka.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh guru adalah tekanan untuk memenuhi standar akademik dan memastikan bahwa semua siswa mengalami progres kemajuan. Hal ini tidak mudah bahkan sulit ketika bekerja dengan siswa yang beragam dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan latar belakang yang berbeda-beda. Selain itu, guru juga harus menavigasi kompleksitas manajemen kelas, menangani masalah perilaku, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif bagi semua siswa.

Selain itu, program pendidikan yang terus berubah dan berkembang, termasuk perubahan kurikulum, teknologi, dan metode pengajaran mendorong guru untuk terus meningkatkan kompetensinya. Guru hebat akan terus melangkah maju untuk menghadapi rintangan. Guru istimewa terus bertahan dan memberikan dampak mulia yang terpatri kuat dalam kehidupan siswa.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para guru adalah beban kerja yang berat dan jam kerja yang panjang yang menyertai profesi ini. Dari merencanakan pelajaran dan menilai tugas hingga menghadiri rapat dan berkomunikasi dengan orang tua, guru sering kali mendapati diri mereka bekerja jauh melampaui jam sekolah biasa. Ini dapat menyebabkan kelelahan dan perasaan kewalahan, membuat sulit untuk menjaga keseimbangan kerja-hidup yang sehat.

Meskipun menghadapi tantangan ini, guru yang berdedikasi mampu menemukan cara untuk memprioritaskan pengelolaan diri dan mengelola waktu mereka secara efektif agar dapat terus memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada siswa mereka.

Salah satu cara efektif bagi guru untuk memprioritaskan pengelolaan diri adalah dengan menetapkan batasan dan menetapkan ekspektasi yang realistis untuk diri mereka sendiri. Ini mungkin melibatkan penetapan waktu tertentu untuk kegiatan kerja dan pribadi, serta belajar untuk mengatakan tidak pada tugas atau tanggung jawab tambahan yang dapat menambah stres yang tidak perlu.

Selain itu, mempraktikkan mindfullness dan teknik mengurangi stres dapat membantu guru tetap tenang dan fokus menjalankan tugas mulianya, mengajar.

Penting bagi guru untuk juga mencari dukungan dari rekan kerja, teman, atau konselor ketika diperlukan. Membangun sistem dukungan yang kuat dapat memberikan guru dukungan emosional dan mental yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan dalam profesi mereka.

Selain itu, terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur, mendapatkan cukup tidur, dan menjaga pola makan yang sehat adalah komponen penting dari pengelolaan diri yang dapat membantu guru mengelola stres dan mempertahankan pola pikir yang positif. Dengan memprioritaskan kebahagiaannya, guru pada akhirnya dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dan teladan bagi siswa.

Mengajar bisa menjadi profesi yang sangat memuaskan, tetapi juga bisa memberikan beban emosional yang signifikan. Dengan melihat siswa berprestasi, tentu sangat membahagikan. Di sisi lain tuntutan profesionalisme dari pekerjaan tinggi, mengelola kelas, kurikulum terus berubah, dan menangani perilaku siswa yang bermasalah, dapat menyebabkan perasaan kelelahan, frustasi, dan kewalahan.

Guru juga dapat mengalami tekanan emosional dari menghadapi situasi sulit dalam kehidupan siswa mereka, seperti kemiskinan, trauma, atau masalah kesehatan mental. Beban emosional ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kebahagian guru jika tidak ditangani dengan baik.

Penting bagi sekolah untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi guru agar mereka dapat mengatasi tantangan emosional dalam profesi mereka. Ini dapat mencakup akses ke layanan konseling, peluang pengembangan profesional tentang perawatan diri dan manajemen stres, serta lingkungan kerja yang mendukung di mana guru merasa dihargai dan diapresiasi. Dengan memenuhi kebutuhan emosional para guru, sekolah dapat membantu mencegah kelelahan dan meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan, yang pada akhirnya menguntungkan baik pendidik maupun siswa.

Selain itu, ketika guru mendapatkan dukungan yang baik, mereka lebih cenderung untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan, terlibat dalam pengembangan profesional, dan menerapkan praktik pengajaran yang inovatif. Akibatnya, siswa menerima pendidikan yang lebih kaya dan komprehensif yang mempersiapkan mereka untuk sukses di masa depan..

Salah satu aspek prioritas kebahagian emosional guru adalah memperhatikan guru sebagai manusia dengan kebutuhan, tantangan, dan emosinya. Guru sering kali hadapkan dengan tuntutan profesionalisme, komitmen tinggi pada kemajuan sekolah, dituntut kerja tanpa pamrih, dan mampu menangani setiap situasi yang datang kepadanya.

Guru sering kali abai dengan kesejahteraannya. Bapak ibu guru, masalah kenaikan pangkat banyak yang tidak terurus dengan tuntas. Mengapa, urusannya berbelit-belit, menguras waktu dan tenaga. Harapannya ke depan dengan kenaikan pangkat yang baru yang sudah berlaku 2024 mestinya kenaikan guru menjadi sangat mudah.

Guru yang aktif mengajar dan tidak mempunyai catatan hukuman, dan sudah diperhitungkan angka kreditnya layak mendapatkan apresiasi kenaikan pangkat otomatis dengan cara yang mudah. Kenaikan pangkat guru jangan sampai dibatasi pada pangkat tertentu saja, bukannya memberi apresiasi tetapi merontokan semangat kinerjanya. Paradox, jangankan kenaikan pangkat yang mestinya tidak sulit, masalah gaji berkala dua tahun sekali itu masih sering terdengar sumbang karena urusannya tidak mudah.

Menghargai dan mendukung guru bukan hanya tentang memberikan penghargaan atau bantuan, tetapi juga tentang memahami bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat. Dengan kerja sama dan dukungan semua pihak, dapat dipastikan tugas mulia guru dapat terus memberikan yang terbaik untuk siswa dan masyarakat.(*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya