Daerah
Heboh Virus Nipah Sebabkan Kematian, Masyarakat Indonesia Diminta Waspada
Kaltimtoday.co, Berau - Dunia sedang dihebohkan dengan kemunculan virus Nipah yang bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, hingga berujung pada kematian.
Saat ini virus Nipah sedang melanda India dan menyebabkan pemerintah mengambil langkah drastis pencegahan virus Nipah untuk menutup sekolah-sekolah.
Pasalnya, virus Nipah bisa berakibat fatal dan sudah menyebabkan beberapa kematian di India. Dilansir dari Forbes, sebanyak dua warga asal India baru-baru ini dikabarkan meninggal dunia akibat terinfeksi oleh virus Nipah. Virus ini langsung menjadi perhatian publik dan pemerintah setempat telah melakukan tes kepada lebih dari 700 orang.
Dilansir dari media online CNN soal pernyataan Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India (ICMR) menyatakan bahwa, angka orang meninggal akibat infeksi virus ini jauh lebih tinggi dari pandemi Covid-19. Dia mengatakan, angka kematian akibat pandemi Covid-19 sebesar 2-3 persen, sementara pada virus Nipah, tingkat kematiannya sebesar 40 - 70 persen.
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nipah adalah virus zoonosis, yang berarti virus ini dapat menyebar dari hewan ke manusia. Virus ini dapat menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuh mereka atau setelah makan makanan, yang terkontaminasi. Misalnya produk buah-buahan yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar yang terinfeksi.
Virus ini awalnya terjadi di peternakan babi di sebuah desa di sungai Nipah, Malaysia dan berdampak hingga Singapura. Berdasarkan wabah tersebut dilaporkan ada sekitar 276 kasus yang terkonfirmasi dengan 106 kematian. Sementara di Bangladesh dan bagian Timur India, virus ini menyebar melalui konsumsi buah yang terkontaminasi urine atau air liur kelelawar yang terinfeksi.
WHO menjelaskan jika wilayah lain mungkin berisiko terinfeksi. Hal ini karena spesies kelelawar yang terinfeksi juga ada di di beberapa negara, termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.
Lalu apakah virus Nipah sudah masuk ke Indonesia, sebagai salah satu negara yang berisiko terinfeksi?
Kementerian Kesehatan RI memastikan Indonesia belum mengidentifikasi kasus virus Nipah, seperti yang tengah mewabah di India.
Meski petinggi kesehatan Indonesia belum menemukan kasus virus Nipah di Indonesia, tidak ada salahnya mengetahui gejala virus Nipah dan tindak pencegahannya.
Virus Nipah gejalanya cukup umum, tapi bisa tidak terdeteksi di awal-awal penularan. Individu yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala awal seperti; Demam, Sakit kepala, Nyeri otot (mialgia), Muntah, Sakit tenggorokan, Kesadaran yang berubah-ubah, Pneumonia atipikal dan komplikasi pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut, juga dapat muncul serta kejang tubuh dapat terjadi pada kasus yang parah.
Menurut WHO, gejala bisa berlangsung 4-14 hari setelah infeksi. Namun, ada juga periode selama 45 hari atau masa inkubasi sebagai masa penularan yang cukup tinggi. Virus ini cukup mematikan, karena antara 40% hingga 75% orang yang terinfeksi Nipah akan meninggal dunia akibat virus ini.
Hingga saat ini tidak ada obat atau vaksin yang digunakan untuk melawan virus Nipah, baik pada manusia maupun hewan. Perawatan bagi mereka yang terinfeksi terbatas pada perawatan suportif dan menargetkan gejala-gejala tertentu saat dan ketika gejala tersebut muncul.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Halijah Yasin mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu instruksi dari Kementerian Kesehatan RI terkait virus Nipah ini.
"Kita masih menunggu intruksi dari pusat, karena memang untuk saat ini virus tersebut belum masuk ke Indonesia. Semoga saja tidak ya," katanya Halijah.
Meskipun virus tersebut belum masuk ke Indonesia, khususnya ke Berau, Dirinya mengimbau kepada masayarakat Berau untuk tetap waspada. Menurutnya, virus Nipah sama halnya dengan virus Covid-19, namun lebih ganas.
"Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir penularan dengan pencegahan virus Nipah seperti rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, Mencuci buah-buahan secara menyeluruh dan mengupasnya sebelum dikonsumsi, Membuang buah-buahan yang memiliki tanda-tanda bekas gigitan kelelawar atau gigitan binatang lainnya, Cukup istirahat dan tidur untuk memelihara imun tubuh, Bila diperlukan dapat mengonsumsi vitamin dan suplemen penguat tubuh," pungkasnya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Heboh! Begini Kronologi dan Reaksi Netizen dari Insiden Kembang Api di Bioskop India
- Proyek Narendra Modi Runtuh, 40 Pekerja Terjebak di Reruntuhan Terowongan
- Kunjungan Wisatawan India ke Bali Meningkat, Dispar Sebut Belum Ada Pengawasan Khusus Terkait Virus Nipah
- Viral Insiden Jembatan Runtuh di India Kembali Terjadi untuk Kedua Kalinya
- Kampung Buyung-Buyung Berharap Pemkab Berau Bangun Pabrik Pengolahan Terasi