Internasional

Jalur Cepat Naturalisasi India Diskriminatif, Kecualikan Umat Muslim

Network — Kaltim Today 12 Maret 2024 09:24
Jalur Cepat Naturalisasi India Diskriminatif, Kecualikan Umat Muslim
Narendra Modi (Beritasatu.com)

Kaltimtoday.co, New Delhi - Pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi menuai kritik setelah mengumumkan aturan untuk menerapkan Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan yang mengecualikan umat Islam.

UU ini memberikan jalur cepat menuju naturalisasi bagi umat Hindu, Parsi, Sikh, Buddha, Jain, dan Kristen yang melarikan diri ke India dari Afganistan, Bangladesh, dan Pakistan sebelum 31 Desember 2014.

Pengecualian terhadap umat Islam telah memicu kekhawatiran tentang diskriminasi dan potensi marjinalisasi kelompok minoritas terbesar di India ini.

UU ini disahkan pada 2019, tetapi penerapannya ditunda setelah protes besar-besaran di berbagai wilayah India. Protes tersebut didorong oleh kekhawatiran bahwa UU ini melemahkan fondasi sekuler India dan dapat digunakan untuk menyingkirkan umat Islam.

Kekhawatiran tersebut semakin diperkuat dengan rencana pemerintah Modi untuk melakukan pendaftaran warga negara nasional, yang dikhawatirkan akan digunakan untuk meminggirkan Muslim.

Pemerintah Modi berdalih bahwa UU ini adalah tindakan kemanusiaan untuk membantu kelompok minoritas agama yang melarikan diri dari penganiayaan. Namun, kritikus mengatakan UU ini diskriminatif dan bertentangan dengan nilai-nilai konstitusional India.

Amnesty International mengecam UU ini sebagai "melegitimasi diskriminasi berdasarkan agama" dan "eksklusif dalam struktur dan tujuannya."

India memiliki 200 juta Muslim yang menjadi minoritas di negara berpenduduk 1,4 miliar orang. Mereka sering menjadi sasaran kekerasan dan diskriminasi, terutama sejak Modi berkuasa pada tahun 2014.

Sikap diam Modi atas kekerasan anti-Muslim dan fokusnya pada agenda Hindu nasionalis semakin memperparah situasi.

Langkah Modi untuk membuka kuil Hindu di Ayodhya pada Januari 2024, di lokasi masjid yang dibongkar, menunjukkan semakin kuatnya politik agama di India.

Meskipun dikritik, Modi tetap populer di kalangan mayoritas Hindu dan diprediksi akan kembali terpilih dalam pemilihan umum yang akan datang.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya