Internasional
PM Pakistan Tetapkan 10 Mei sebagai Hari Perjuangan Nasional Usai Serangan ke India

Kaltimtoday.co - Perdana Menteri Pakistan, Muhammad Shehbaz Sharif, resmi menetapkan 10 Mei sebagai Hari Perjuangan Nasional, untuk memperingati keberhasilan operasi militer Pakistan terhadap India. Penetapan ini diumumkan pada Selasa (13/5/2025), beberapa hari setelah pecahnya konflik bersenjata antara dua negara yang memiliki senjata nuklir tersebut.
Serangan yang diluncurkan pada 10 Mei 2025 menargetkan fasilitas strategis India, termasuk gudang rudal dan pangkalan udara. Pemerintah Pakistan menyebut operasi itu sebagai pencapaian besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
“10 Mei akan diperingati setiap tahun sebagai Hari Perjuangan untuk Kebenaran, yang dirayakan dengan semangat nasionalisme dan kesatuan rakyat Pakistan,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan melalui platform X.
Konflik bersenjata tersebut berlangsung selama empat hari, melibatkan jet tempur, drone, rudal, dan artileri berat. Gencatan senjata diberlakukan pada hari Selasa, menjadikannya sebagai salah satu bentrokan terparah antara India dan Pakistan sejak Perang Kargil pada 1999.
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah insiden serangan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025, yang menewaskan 26 warga sipil. India menuding kelompok militan yang didukung Pakistan berada di balik serangan tersebut—tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad.
Merespons serangan dan perkembangan militer, Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato pada Senin (12/5/2025) malam yang disiarkan secara nasional. Modi memperingatkan bahwa India akan memberikan balasan tegas terhadap setiap bentuk ancaman di masa mendatang.
"Jika terjadi serangan teroris lanjutan terhadap India, kami akan memberikan respons keras tanpa kompromi," tegas Modi.
Pernyataan Modi memicu respons tajam dari pejabat tinggi Pakistan. Menteri Pertahanan Khawaja Asif menyebut Modi sebagai “penjudi yang kalah” dan menilai pidatonya sebagai tanda keputusasaan. Sementara itu, Senator Irfan Siddiqui menyebut pernyataan Modi sebagai “pengakuan kekalahan yang memalukan.”
Asif juga menyatakan bahwa Pakistan adalah korban utama aksi terorisme, bukan pelaku, dan menuduh India mendalangi upaya destabilisasi dengan mendukung kelompok-kelompok militan yang telah lama tidak aktif.
Kawasan Kashmir, yang sejak lama menjadi sengketa, kembali menjadi pusat konflik terbaru antara dua negara Asia Selatan tersebut. India menguasai Jammu, Lembah Kashmir, dan Ladakh, sementara Pakistan memerintah wilayah Azad Kashmir dan bagian utara lainnya.
[RWT]
Related Posts
- Satelit Nusantara 5 Resmi Diluncurkan, Perkuat Akses Internet Cepat di Seluruh Indonesia
- 4 Dirut BUMD Diumumkan, Wagub Seno Aji Minta Segera Susun Rencana Kerja untuk Peningkatan PAD
- Bontang Terima 10.553 Sambungan Jargas Gratis, Pengerjaan Dimulai Oktober 2025
- Evaluasi Kinerja Polisi, Presiden Prabowo Bakal Bentuk Komisi Reformasi Polri
- Irau Manutung Jukut Berau 2025 Ditiadakan, Pemkab Alihkan 3,7 Ton Ikan untuk Dibagikan ke Warga Rawan Pangan