Headline

HMI Samarinda Desak Pemerintah Cepat Tangani Pencemaran CPO di Sungai Mahakam

Kaltim Today
12 April 2021 22:29
HMI Samarinda Desak Pemerintah Cepat Tangani Pencemaran CPO di Sungai Mahakam

Kaltimtoday.co, Samarinda - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Samarinda mendesak pemerintah dan bergerak cepat menangani pencemaran Sungai Mahakam akibat tumpahan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Ketua HMI Samarinda Nur Hariyani meminta, pemerintah segera menindak tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab atas pencemaran lingkungan parah tersebut.

Berdasarkan kajian HMI Samarinda, sebut dia, tumpahan CPO di Sungai Mahakam itu sangat berbahaya bagi lingkungan. Sebab, minyak kelapa sawit mengandung Biological Oxigen Deman yang tinggi, PH rendah, dan material organik sukar melapuk. Kandungan itu sangat berbhaya bagi kelangsungan biota di Sungai Mahakam.

Tak berhenti sampai disitu, menurutnya, kibat dari tumpahan CPO itu juga menyebabkan plankton dan mikroorganisme air yang ada di permukaan akan langsung mati. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap ikan-ikan yang ada di perairan sungai serta biota air lain yang berikut akan mengganggu rantai makanan di ekosistem perairan Sungai Mahakam.

"Pemerintah harus segera bertindak tegas dan tidak tutup mata. Ini bukan kejadian pertama di Sungai Mahakam. Kalau dibiarkan kerusakan dan pencemaran lingkungan di Sungai Pahakam akan semakin parah," ujarnya.

Sebelumnya, sebuah kapal Landing Craft Tank (LCT) tenggelam di Sungai Mahakam, bawah Jembatan Mahkota II.

Sebanyak 120 ton muatan minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) tumpah ke perairan Sungai Mahakam. Alhasil, Sungai Mahakam yang menjadi sumber air warga Samarinda tercemar.

Aktivis lingkungan di Kaltim, Jatam, juga mendesak pemerintah untuk melakukan audit dan investigasi lingkungan atas kejadian tersebut. Pasalnya, pencemaran akibat kejadian itu dipastikan akan semakin memperparah pencemaran yang sudah terjadi di Sungai Mahakam selama ini akibat limbah batu bara.

"Tumpahan minya sawit ini akan mempengaruhi ekosistem sungai. Ikan akan mati karena keracunan. Keberlangsungan Pesut Mahakam, mamalia air dilindungi terancam," tegas Dinamisator Jatam, Pradarma Rupang.

[TOS]



Berita Lainnya