Kaltim
Jalan Panjang Ely Hartati Rasyid Menuju Karang Paci, Terinspirasi dari Sang Suami
Kaltimtoday.co, Samarinda - Nama Ely Hartati Rasyid memang terdengar familiar di DPRD Kaltim. Politisi Fraksi PDIP itu menempati jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi IV. Di balik kedudukannya saat ini, tentu ada perjuangan yang mungkin tak semua orang tahu. Termasuk perihal alasan Ely yang kini menjejal dunia politik.
Motivasinya menggeluti politik justru karena terinspirasi dari sang suami, Yusmardani. Kerap berpikiran kritis dan mudah bergaul bersama orang lain, tak menyulitkan Ely ketika menerjang hal-hal berbau politik. Dengan segala kemampuan yang dia miliki, Ely tetap berupaya untuk membaur.
Ely tak memungkiri bahwa, banyak kejanggalan yang tak sesuai ekspektasinya sebagai rakyat yang merdeka. Dirinya pun mengaku sempat kebingungan karena eksistensi aturan partai yang harus diikuti. Terlebih lagi, sempat menjadi sedikit beban yang harus dia pikul.
Ely mulai mengenal politik dari sang suami. Selain berprofesi sebagai pekerja swasta, suaminya juga merupakan bagian dari politisi dan tergabung ke dalam Partai PDI Perjuangan (PDIP). Hingga akhirnya, dipercaya oleh pengurus pusat untuk menjadi ketua cabang di Kutai Kartanegara (Kukar).
"Mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus ikut terlibat. Selain untuk mendukung semua perjuangan suami, saya juga harus mengerti pekerjaannya yang memang banyak mengorbankan waktu, tenaga, materi, bahkan keluarga," beber Ely.
Berdasarkan hal itulah, Ely justru semakin dibuat penasaran. Pertanyaan sederhana seperti pengertian dari politik mulai muncul di kepalanya. Alhasil, dia terbawa arus. Ely pernah menjadi relawan Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI saat Pemilihan Presiden (Pilpres) tempo lalu. Dari situlah dia mulai terbiasa dan sering bertemu warga. Bahkan hingga ke pelosok daerah meski dibarengi beberapa kendala dan kebutuhan yang apa adanya.
"Sulit sekali memang, tapi karena saya dari kecilnsuka dengan tantangan makansaya pantang mundur. Saya jelajahi Kukar. Berpecah jadwal dengan suami. Bagian dari ujian untuk saya belajar berkomunikasi soal politik pada masyarakat," lanjutnya.
Menduduki kursi di Karang Paci juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Disampaikan Ely, pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 silam. PDIP maju untuk Pilgub dan berjuang untuk pemenangan. Melalui momen ini, Ely kembali turun sebagai kepala bagian inti pemenangan Pilgub. Ketika dinyatakan kalah, dia bersama rekan-rekannya di PDIP mulai berusaha untuk membesarkan hati dan kembali bersemangat untuk ambil bagian sebagai legislatif di ranah provinsi. Dari situ, Ely mulai tergerak untuk ikut terlibat sebagai politisi.
Ada kisah menarik saat Ely ingin mendaftarkan diri sebagai calon legislatif (caleg). Kala itu dia kehabisan formulir. Terlambat mengambil. Selang 3 hari kemudian, ada salah seorang rekan yang membatalkan diri untuk mendaftar. Alhasil, kesempatan untuk mendaftar itu datang untuk Ely. Baginya, momen itu merupakan pintu awalnya bisa seperti saat ini.
Alumnus Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) itu menyebutkan bahwa, kala itu dia tak pernah berpikir untuk bisa menang. Apalagi, dia melihat para senior yang turut mendaftarkan diri.
"Saya cuma meyakini diri membantu partai untuk lolos dengan 30 persen perempuan dari dapil Kukar dan tingkat Kaltim," jelas ibu 3 anak itu.
Saat berkampanye dan bertemu warga, ada beragam hal baru yang ditemukan Ely. Salah satunya seperti masyarakat yang masih apatis terhadap kinerja anggota dewan. Bahkan, ada warga yang tak tahu tugas pemerintah dan dewan. Namun, Ely jadi semakin tahu terkait hal mendasar apa yang seharusnya diberikan kepada warga. Beberapa hal pun disampaikan warga pada Ely. Contohnya seperti soal jalan dan bantuan usaha untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Menjadi anggota dewan di Karang Paci itu jadi kejutan untuk saya. Saya sangat gagap ketika bekerja di bulan pertama. Saya bingung. Keahlian saya sedikit sekali. Tapi pelan-pelan saya coba untuk memahami," lanjutnya.
Tak malu bertanya, lambat laun Ely mulai memberanikan diri untuk ikut menyampaikan pernyataan atau pendapatnya ketika rapat. Awalnya, Ely ketakutan duduk di kursi itu. Namun, setelah bertemu dengan rakyat dan menerima aspirasi, dirinya justru dilanda rasa syukur.
"Sebab ternyata dengan begini, saya bukan orang kaya dan bisa menolong kepentingan masyarakat. Saya jadi makin semangat untuk bekerja sebagai wakil dari rakyat," tegas Ely.
Ditanya soal cita-cita apa yang hendak dikejar Ely selama periode yang tengah berlangsung, dia mencatat 1 PR khusus di daerahnya, yaitu merapikan budaya dan kultur adat di Kukar. Menurutnya, ada hal yang sangat sakral dalam sejarah, tapi terlalu diabaikan. Salah satunya seperti makam pahlawan Muso Salim yang ada di Kecamatan Muara Kaman. Sebagai informasi, Ely juga masih berasal dari keturunan keluarga yang sama dengan Muso Salim.
"Alhamdullilah, dari anggaran aspirasi itu saya sudah mampu membuat turap untuk makam tersebut. Ke depan, makam itu harus jadi objek studi bagi pelajar di Kukar. Anak-anak kita makin tertinggal mengenai sejarah. Bahkan banyak yang belum tahu banyak soal pahlawan-pahlawan di Kaltim, khususnya Kukar," tandasnya.
[YMD | NON]