Advertorial

Kembangkan SDM Pertanian hingga Peternakan, 27 Peserta Terpilih Ikuti Sekolah Pemberdayaan Rakyat di Kukar

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 17 Juli 2025 19:48
Kembangkan SDM Pertanian hingga Peternakan, 27 Peserta Terpilih Ikuti Sekolah Pemberdayaan Rakyat di Kukar
Deklarasi SPR Kukar. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Sebanyak 27 peserta dari tiga kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar) resmi mengikuti Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) yang difokuskan pada bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

Program ini dideklarasikan pada Kamis (17/7/2025) di Pendopo Bupati Kukar, sebagai hasil kolaborasi antara Pemkab Kukar, Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sekda Kukar, Sunggono, dalam sambutannya menegaskan bahwa SPR merupakan bagian dari upaya serius pemerintah dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa. Program ini sejalan dengan arah pembangunan Kukar, khususnya dalam mempercepat transformasi ekonomi dari sektor ekstraktif menuju sektor terbarukan.

“Kita ingin generasi muda kembali melihat sektor pertanian dan perikanan sebagai masa depan, bukan masa lalu. SPR ini jadi titik awal perubahan itu,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS 2024, Kukar menyumbang hampir separuh produksi padi di Kalimantan Timur dengan luas panen padi Kukar mencapai 26.744 hektare. Dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN) di dekat wilayah Kukar, kebutuhan akan penyediaan pangan akan semakin tinggi, menjadikan Kukar sebagai penyangga strategis.

SPR hadir untuk meningkatkan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut. Peserta yang mengikuti merupakan mereka yang terpilih melalui musyawarah kelompok tani, nelayan, dan peternak. Setiap bidang diwakili oleh 9 orang yang akan mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan, didampingi oleh fasilitator yang tinggal bersama peserta di lapangan.

Menurut Manajer Program SPR, Tholaal Badru, pelatihan akan berfokus pada tiga aspek utama, yakni pembentukan karakter (45%), penguatan bisnis kolektif (35%), dan penguasaan teknologi pertanian (20%).

“Selama enam bulan, mereka banyak belajar dan ditempa. Harapannya, mereka bisa jadi motor penggerak di komunitasnya,” jelasnya.

Lebih jauh, SPR diharapkan mampu menjawab tantangan serius di sektor pertanian, seperti minimnya regenerasi petani dan nelayan. Saat ini, sebagian besar pelaku sektor ini berusia di atas 50 tahun, sedangkan generasi muda masih enggan terjun karena citra pertanian yang dianggap tidak menjanjikan.

Untuk itu, Pemkab Kukar juga menyiapkan dukungan lanjutan, mulai dari bantuan alat mesin pertanian (alsintan), Kredit Kukar Idaman (KKI) tanpa agunan, hingga fasilitasi sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS).

Program-program ini dirancang saling terhubung, agar para alumni SPR bisa langsung mengembangkan usaha berbasis desa.

Ketika masa program nantinya berakhir, para peserta yang telah mengikuti SPR diharuskan menyebarkan ilmu di komunitasnya masing-masing.

“Kami ingin dari satu orang, lahir perubahan di satu kecamatan. Jika satu desa sukses, kita replikasi ke desa lain,” tandasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya