Internasional

Konflik Tak Kunjung Mereda, Jumlah Korban Tewas Perang di Ukraina Terus Bertambah

Kaltim Today
08 Juni 2024 11:13
Konflik Tak Kunjung Mereda, Jumlah Korban Tewas Perang di Ukraina Terus Bertambah
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan tempat tinggal yang terkena serangan rudal Rusia, di tengah invasi Rusia terhadap Ukraina, di Kharkiv, Ukraina, 31 Mei 2024. (Reatures/VOA Indonesia)

Kaltimtoday.co - Seorang pejabat senior kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinannya terkait meningkatnya jumlah korban jiwa di Ukraina. Jumlah korban pada Mei 2024 merupakan yang tertinggi dalam hampir satu tahun, dengan lebih dari separuh korban berasal dari serangan Rusia di wilayah Kharkiv.

“Pusat perbelanjaan, rumah, lembaga pendidikan, toko, gedung perkantoran, taman, dan transportasi umum semuanya telah diserang dalam beberapa minggu terakhir,” kata Joyce Msuya, asisten sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi kemanusiaan di Ukraina.

Kantor hak asasi manusia PBB melaporkan bahwa sedikitnya 174 warga sipil tewas dan 690 lainnya cedera pada Mei, dengan lebih dari separuhnya disebabkan oleh pertempuran di Kharkiv. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sekitar 18.100 orang di wilayah Kharkiv telah mengungsi.

Pada 10 Mei, Rusia memulai serangan di wilayah Kharkiv yang menghasilkan beberapa perolehan teritorial terbesarnya dalam 18 bulan terakhir. Msuya mengatakan PBB dan mitra kemanusiaannya telah memberikan bantuan kepada lebih dari 12.000 orang di pusat transit di kota Kharkiv, termasuk makanan, pakaian, dan uang tunai.

"Banyak yang terputus dari akses ke makanan, perawatan medis, listrik, dan gas," ujar Msuya. Duta Besar Ukraina, Sergiy Kyslytsya, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pasukan Rusia melakukan 76 serangan udara terhadap Kharkiv pada Mei, tiga kali lebih banyak dibandingkan April. "Peringatan serangan udara di kota tersebut pada Mei berlangsung selama 474 jam dan 55 menit. Itu berarti 15 jam per hari," tambahnya.

Konferensi Perdamaian untuk Ukraina

Dewan Keamanan membahas situasi ini seminggu sebelum dimulainya konferensi perdamaian dua hari yang diselenggarakan oleh Swiss untuk membahas perang di Ukraina. Duta Besar Swiss, Pascale Baeriswyl, mengatakan bahwa KTT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang perdamaian dan membentuk platform untuk diskusi tingkat tinggi guna memulai proses perdamaian.

Utusan Ukraina, Kyslytsya, menambahkan bahwa KTT yang sukses akan menjadi sinyal bahwa dunia menginginkan perdamaian. Namun, Rusia tidak diundang ke konferensi tersebut dan menolak pembicaraan tersebut sebagai “pertemuan anti-Rusia” yang tidak akan menghasilkan perdamaian. Wakil Duta Besar Rusia, Anna Evstigneeva, menyatakan bahwa diskusi tentang kedaulatan dan keamanan Rusia akan sia-sia tanpa perwakilan Rusia.

Duta Besar Swiss, Baeriswyl, menjelaskan bahwa konferensi tersebut tidak ditujukan untuk melawan Rusia, melainkan untuk menawarkan platform kepada berbagai negara untuk mengekspresikan sudut pandang mereka dan membuat proposal. Sementara itu, sekutu dekat Rusia, China, menolak undangan ke konferensi tersebut karena Rusia tidak diundang.

Amerika Serikat menyuarakan dukungan kuat untuk konferensi Swiss tersebut, dengan Wakil Presiden Kamala Harris diperkirakan akan hadir. Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan bahwa mereka menyesalkan Rusia tidak menunjukkan dukungan atau kesiapan untuk negosiasi dengan itikad baik atau keterlibatan dalam perdamaian yang langgeng. 

"Kami berharap ini akan berubah dan memungkinkan pertemuan puncak kedua yang sukses dengan partisipasi Rusia," pungkasnya.

[TOS | VOA]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya