Kaltim
Kritis Akibat Industri Ektraktif dan Alih Fungsi Lahan, XR Bunga Terung Desak Penyelamatan Serius Sungai Mahakam

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Menyambut Hari Air Sedunia 2025, XR Bunga Terung menyerukan peringatan terhadap kondisi kritis Sungai Mahakam. Sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat Kaltim ini dinilai sudah berada di ambang krisis ekologis akibat aktivitas industri ekstraktif dan alih fungsi lahan yang tak terkendali.
Winda, juru bicara XR Bunga Terung, mengatakan bahwa Sungai Mahakam bukan sekadar aliran air, tetapi juga “urat nadi kehidupan” yang menopang budaya, ekonomi, dan keseharian warga di Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, hingga Samarinda.
“Air Sungai Mahakam yang dulunya bersih, kini sudah tidak aman lagi dikonsumsi. Bahkan setelah diolah pun, banyak warga mengaku tak nyaman menggunakannya. Ini kondisi darurat, air kita sedang sekarat,” ujarnya.
XR Bunga Terung menilai bahwa pencemaran Sungai Mahakam terjadi akibat limbah dari penebangan hutan, tambang batubara, serta pupuk dan pestisida dari perkebunan sawit. Selain itu, limbah domestik dari permukiman warga turut memperparah kondisi air.
“Dulu Mahakam disebut air kehidupan atau Tirta Amerta. Sekarang malah menjadi tempat pembuangan limbah industri. Ini pengkhianatan terhadap sejarah sungai yang sudah menghidupi kita berabad-abad,” tegas Winda.
Sebagai respons, XR Bunga Terung mendesak pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan mengambil langkah konkret. “Pertama, hentikan deforestasi di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam. Kita butuh moratorium pembukaan lahan baru yang tidak sesuai dengan daya dukung air,” kata Winda.
Ia juga menekankan pentingnya menghentikan privatisasi sungai demi kepentingan segelintir pihak. “Sungai Mahakam bukan milik korporasi. Ia adalah ruang hidup bersama. Air bersih adalah hak setiap warga dan harus dipenuhi negara,” tegasnya.
Langkah kedua, kata Winda, adalah konservasi dan rehabilitasi ekosistem sungai. “Kembalikan Mahakam sebagai rumah bagi Pesut, bagi 147 spesies ikan dan ratusan jenis burung. Jangan biarkan spesies endemik kita punah karena airnya kita biarkan mati,” ujarnya.
Ia mengingatkan, air bersih adalah prasyarat utama membangun peradaban dan kualitas manusia. “Mau kasih beasiswa sampai doktor pun tidak akan berarti kalau air minum mereka tercemar,” ucapnya.
[TOS]
Related Posts
- Safari Ramadan, Momen PT Indexim Coalindo Pererat Silaturahmi dan Kolaborasi bersama Masyarakat di Lingkar Tambang
- Perlombaan Islami hingga Bazar Ramadan, Irma Ramadan Fair 2025 di Kukar Digelar Lebih Beragam
- Sekda Kukar Apresiasi PASKAS dalam Kegiatan Sosial Bagi Yatim Piatu di Bulan Ramadan
- Naik Status Jadi Tersangka, Kuasa Hukum Nurfadiah: Irma Suryani Harusnya Sudah Ditahan
- Kutuk Teror kepada Tempo, Wamenaker: Polisi Harus Ungkap Pelaku Teror