Daerah

Kunjungi Pasar Adji Dilayas, Seno Aji Soroti Ketersediaan Pangan Lokal Berau untuk Pemenuhan Bahan Baku MBG

Kaltim Today
19 Maret 2025 18:11
Kunjungi Pasar Adji Dilayas, Seno Aji Soroti Ketersediaan Pangan Lokal Berau untuk Pemenuhan Bahan Baku MBG
Saat Seno Aji berdiskusi dengan pedagang Pasar Sanggam Adji Dilayas, Berau. (Miko/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, melakukan kunjungan ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) di Teluk Bayur, Kabupaten Berau, pada Rabu (19/3/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Dari hasil pemantauan, harga barang kebutuhan pokok dan sembako relatif stabil. Sementara itu, harga cabai mengalami sedikit kenaikan, namun tidak signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pangan hewani seperti daging.

"Biasanya memang sejak saat puasa mengalami kenaikan tapi sekarang mulai menurun, nanti hari lebaran naik lagi sedikit, jadi saya pikir untuk Berau kebutuhannya tercukupi dan mudah-mudahan tidak ada inflasi yang tinggi," katanya.

Penurunan harga tersebut diakui Seno pengaruh dari kondisi deflasi Kalimantan Timur yang sudah berada di angka 0,21 persen. Persentase tersebut yang akan terus dikendalikan oleh pempov agar tingkat inflasi tidak kembali melonjak pasca lebaran.

Namun, ia juga menyoroti bahwa ketersediaan pangan lokal di Berau masih kurang, sehingga pasokan bahan pangan masih bergantung pada impor dari berbagai daerah, termasuk dari wilayah Kaltim, Jawa, dan Sulawesi.

Persoalan itu juga yang ke depan akan menjadi pekerjaan rumah (PR) pihaknya, agar kemandirian pangan di seluruh wilayah Kaltim bisa terangkat dan semua kebutuhan pangan dapat terpenuhi.

Menumbuhkan kemandirian pangan tersebut pula, menurut Wagub, merupakan salah satu dasar untuk mendukung program pemerintah yakni makan Bergizi Gratis (MBG).

"Jadi kita wajib menumbuhkan kemandirian pangan," tambahnya.

Disinggung bagaimana menjamin petani lokal dalam pemenuhan pangan di daerah. Seno menyebut, kendalanya memang berada  pada harga produksi yang cukup mahal dibanding impor.

Salah satu contoh adalah, harga telur lokal lebih mahal Rp3 ribu daripada impor.

"Nah ini otomatis jadi tantangan pemerintah ke depan. Kita harus berdayakan petani, peternak dan nelayan agar mereka bisa mendukung kebutuhan pangan di wilayahnya masing-masing," jelasnya.

Menyukseskan, agar program MBG menggunakan bahan pangan lokal, Seno menegaskan akan ada persyaratan tertulis antara penyedia stok MBG dan pemerintah agar penggunaan bahan baku lokal.

Di Berau, pelaksanaan MBG akan dimulai dari wilayah pesisir, sebelum diperluas ke 13 kecamatan lainnya.

"Alasannya adalah untuk membantu wilayah terluar seperti Maratua terlebih dulu sambil menunggu yayasan yang ada terverifikasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) nanti baru menyasar yang berada di tengah kota," tandasnya.

[MGN | RWT]



Berita Lainnya