Kaltim
Kurangi Emisi Karbon, Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Samboja Lestari Gunakan Listrik Hijau dari Pembangkit Tenaga Surya
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Lahan Yayasan BOS di Samboja Lestari, Kaltim, kini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Di tempat yang kini menjadi tempat 124 orangutan dan 71 beruang madu itu sekarang sudah memiliki fasilitas pembangkit listrik tenaga surya.
Fasilitas ini dibangun dengan bantuan BOS Swiss dan BOS Australia. Punya kemampuan menghasilkan listrik tenaga surya sampai 272 kVa.
Pasokan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik sejumlah fasilitas penting Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Lahan Yayasan BOS di Samboja Lestari. Mulai klinik, kompleks orangutan, dan Samboja Lodge di malam hari.
Deputy Ambassador Switzerland untuk Indonesia, Phillip Strub mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi yang besar. Secara geografis sesuai untuk pemanfaatan energi terbarukan.
Proyek pembangkit listrik tenaga surya di Samboja Lestari jadi contoh ideal dan bukti bahwa beralih dari penggunaan bahan bakar fosil menuju pemanfaatan energi bersih di masa depan bisa dilakukan.
Swiss, kata Philip Strub, memiliki komitmen untuk mengembangkan dan mendukung proyek Pengembangan Keterampilan Energi Terbarukan (RESD) melalui desain, perencanaan, pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan pembangkit listrik energi terbarukan yang kompeten, dengan staf berkualifikasi yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Negara kami menantikan beroperasinya IKN Nusantara yang direncanakan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan,” kata Philip Strub dalam keterangan resminya, Jumat (22/4/2022).
Fasilitas pembangkit listrik tenaga surya yang dinamakan Tony Gilding Solar Plaza ini mulai dibangun sejak 5 Februari 2021. Sebelumnya, kebutuhan listrik di Samboja Lestari dipenuhi melalui penggunaan generator yang ditenagai bahan bakar minyak.
Penggunaan generator itu selain mengakibatkan besarnya konsumsi bahan bakar setiap bulan, juga dinilai tidak ramah lingkungan. Untuk itu, Yayasan BOS merasa perlu menempuh cara yang lebih ramah lingkungan demi memenuhi kebutuhan listriknya sendiri.
Perwakilan BOS Switzerland, Moritz Wyss mengaku, bangga melihat partisipasi aktif organisasinya berhasil membantu Yayasan BOS di Indonesia beroperasi secara lebih hijau.
“Kami selalu mendukung setiap inisiatif untuk meningkatkan upaya pelestarian orangutan dan habitatnya dalam cara yang lebih ramah lingkungan,” kata Moritz Wyss.
Dia yakin pengadaan listrik dengan sumber energi berkelanjutan tersebut akan membantu pelaksanaan operasional sehari-hari di pusat rehabilitasi Yayasan BOS di Samboja Lestari jadi semakin efektif dan efisien.
Ketua Pengurus BOS Foundation Jamartin Shite mengatakan, sebelumnya karena kondisi yang terbatas, pihaknya harus menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Cara itu tidak baik untuk lingkungan karena menghasilkan emisi. Belum lagi biaya bahan bakar untuk generator yang mencapai Rp 30-60 juta per bulan.
Keberadaan solar plaza tersebut, kata Jamartin Shite, sangat membantu menekan anggaran Yayasan BOS di Samboja Lestari. Pengeluaran yang sebelumnya digunakan untuk membeli bahan bakar minyak, kini bisa maksimalkan untuk keperluan lain.
“Saya berharap tim di Samboja Lestari mampu memanfaatkan keberadaan pembangkit listrik ini dan meningkatkan kinerja dalam melestarikan orangutan dan habitatnya,” tuturnya.
Pembangkit listrik tenaga surya ini dihiasi dengan mural karya Trio Kune Studio Collective yang berhasil memenangkan sayembara yang digelar oleh Yayasan BOS dengan dukungan BOS Australia dan BOS Swiss pada Agustus tahun lalu.
Mural tersebut mempertegas pesan terkait upaya perlindungan dan pelestarian orangutan dan habitatnya yang ditempuh oleh Yayasan BOS.
Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari saat ini merawat 124 orangutan dan 71 beruang madu. Melibatkan 146 karyawan yang bertanggung jawab menjaga dan mengelola wilayah seluas 1.800 hektar.
Terkait pembangunan dan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tony Gilding ini, Yayasan BOS menyampaikan berterima kasih atas dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia beserta jajarannya, dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan BOS Australia, dan BOS Switzerland. Yayasan BOS juga menyampaikan apresiasi tertinggi bagi seluruh pihak yang selama ini mendukung upaya pelestarian orangutan dan habitatnya.
Yayasan BOS didirikan pada 1991. Merupakan organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerja sama dengan masyarakat setempat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan organisasi mitra internasional.
Yayasan BOS saat ini merawat hampir 500 orangutan di dua pusat rehabilitasi orangutan, dengan dukungan 440 karyawan berdedikasi tinggi, serta para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan.
Informasi terkait orangutan dan upaya konservasi yang dilakukan Yayasan BOS dapat dilihat di situs resmi mereka: www.orangutan.or.id.
[TOS]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi
- Sudah 30 Hari Kasus Muara Kate Tanpa Kejelasan, Koalisi Masyarakat Sipil Kembali Desak Pj Gubernur Kaltim Bertindak
- Dengar Aspirasi Petani Kaltim, Sarifah Suraidah Janji Perjuangkan Stabilitas Harga Pupuk
- PBB Tetapkan Hari Danau Dunia, Danau Matano Jadi Contoh Sinergitas Konservasi Air
- DJPb dan Pemprov Kaltim Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD Digital ke Kepala Daerah dan Pimpinan Unit Satuan Kerja