Advertorial
Lewat Program PJJ P2 Kusta Frambusia, Dinkes Antisipasi Penyakit Kulit Menular
Kaltimtoday.co, Berau - Hingga Agustus 2024, Kabupaten Berau telah mencatat 17 kasus kusta. Data ini dipaparkan oleh Surveyor Program Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian (PJJ P2) Kusta dalam sesi pelatihan yang berlangsung di Ruang Rapat Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Program ini mengajak peserta untuk mengikuti pelatihan dengan dua tahapan, pertama, pembelajaran melalui media daring atau online dengan menggunakan platform pembelajaran berbasis learning management system, yang didesain dengan sequence dan kaidah-kaidah pembelajaran mandiri.
Pada tahap online, peserta harus menuntaskan materi-materi sesuai tahapan demi tahapan dalam ketuntasan belajarnya.
Sementara di tahap kedua pembelajaran dengan tatap muka, di sini peserta melanjutkan pelatihan di kelas dan tempat praktik lapangan.
Wakil Surveyor (Wasor) P2 Kusta Frambusia Berau, Anda Nuriyanto menyebut, 17 kasus yang saat ini terjadi di Berau dua di antaranya merupakan dari kalangan anak-anak. Semua yang terjangkit dikatakannya telah ditangani dengan pemberian obat serta pelayanan kesehatan sesuai standar.
"Dan 17 pasien kita itu terkontrol. Dan kebetulan semua pasien ini ada yang sudah sembuh dan ada yang masih proses pengobatan," katanya.
Untuk proses penyembuhan, Anda menjelaskan, prosesnya berlangsung selama enam bulan tergantung dari tingkat keparahan. Beberapa kasus diakui pemulihannya ada yang 12 bahkan 18 bulan baru dapat dinyatakan sembuh.
Lebih rinci disebutkan, kasus terbanyak berada di Kecamatan Sambaliung dengan total enam kasus. Dari laporan yang pihaknya terima Puskesmas kecamatan dan Kampung Suaran masing-masing terdapat tiga pasien, dan semuanya diakui terkontrol.
Lebih lanjut, Anda menyebut, untuk kasus frambusia belum ada terdeteksi. Untuk diketahui, penyakit ini berupa Infeksi bakteri kronis yang memengaruhi kulit, tulang, dan tulang rawan.
Frambusia paling sering memengaruhi anak-anak di daerah tropis Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Frambusia menyebar melalui kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi.
"Frambusia kalau orang awam sampaikan seperti ada luka di kaki atau borokan kasus itu sampai saat ini tidak ada di Berau," bebernya.
Namun kendati demikian karena tidak ada kasus Frambusia dirinya bersama tim Dinas Kesehatan bakal meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang pencegahan dini.
"Kita akan terus lakukan sosialisasi pencegahan dini kepada masyarakat baik itu kegiatan skrining dan sosialisasi juga ke anak SD sampai SMA. Supaya jika ada satu kasus langsung diberikan pengobatan oleh tim Dinkes," pungkasnya.
[MGN | RWT | ADV PEMKAB BERAU]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Berau Tengah Jalani Verifikasi Lanjutan untuk Penyelenggara KKS
- Relokasi Puskesmas Kampung Bugis di Berau Segera Diresmikan, Anggaran Mencapai Rp 6,1 Miliar
- Dinkes Berau Catat 83 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies pada 2021-2022, Warga Diimbau Waspada
- Berau Catat 13 kasus HIV/AIDS dalam 5 Bulan Terakhir
- Kejari Berau Tetapkan 1 Tersangka Lagi di Kasus Korupsi Pengadaan Alat Kesehatan Hyperbaric Chamber Tahun 2015 di Dinkes Berau