Samarinda
Loa Honey Jamin Hadirkan Madu Murni dan Asli
Kaltimtoday.co, Samarinda - Mencari madu murni tanpa campuran apapun cukup menantang. Terlebih di pasaran banyak tersedia beragam madu. Pemilik dari Loa Honey, Trisna Hidayat ingin menjawab keresahan bagi mereka yang benar-benar ingin menikmati madu organik, murni, dan asli.
Sejak lama, dia dan sang istri, Norma memang kerap mengonsumsi madu. Terutama Norma karena dulu pernah menjalani pemulihan setelah sakit sekitar 5 tahun yang lalu. Alhasil, penyembuhannya pun termasuk cepat.
Kepada Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian Samarinda, Trisna dan Norma sempat beberapa kali mencari madu terbaik. Berangkat dari pengalaman itu, Trisna memanfaatkan waktu luangnya untuk mempelajari soal madu. Kini, Trisna juga bergabung dengan Ikatan Lebah Madu Indonesia (ILMI) Kaltim.
Di Loa Honey, ada madu borneo (madu hutan liar Kalimantan), madu kelulut (plus bee pollen dan propolis), madu nesia (madu hutan liar Indonesia), dan multiflora (plus royal jelly). Produk madu dari Loa Honey berasal dari sarang lebah yang menghisap beraneka ragam nektar bunga di pedalaman hutan Indonesia.
Kemudian dipanen dan dikemas secara higienis tanpa proses pasteurisasi atau pemanasan. Alhasil, kandungan manfaat alami yang ada di produk Loa Honey tak hilang bahkan berkurang. Industri kecil menengah (IKM) ini pun resmi berdiri pada 2020 lalu.
"Hidung dan lidah saya sudah terbiasa untuk tahu mana yang memang benar madu dan bukan. Sama si petani juga kejujuran itu penting. Supaya madu yang sampai itu berkualitas," ungkap Trisna saat ditemui awal pekan lalu.
Sejauh ini, Trisna menjual produk madunya melalui online. Informasi mengenai Loa Honey tersedia di berbagai platform. Mulai website www.loahoney.com, Facebook dengan nama Madu LoaHoney, dan Instagram @madu_loahoney.
"Madu murni itu tantangannya ada di harga. Karena dari sananya memang sudah segitu. Kalau madu murni dari sarang lebah yang menghisap nektar bunga, itu mengikuti musim. Tidak dikasih pakan," lanjut Trisna.
Tiap jenis madu mempunyai rasa khas. Mulai yang manis hingga agak asam. Serta aroma yang berbeda satu sama lain. Punya ciri khas tersendiri. Kalau untuk madu borneo, nektarnya didominasi oleh tumbuhan banggeris. Sedangkan untuk madu nesia, dominan menghisap nektar pohon akasia crassiacarpa. Bukan dari bunga, tapi dari pangkal daun.
Kalau madu multiflora dihasilkan dari lebah jenis apis dorsata, apis meliefera, atau apis cerana yang mengonsumsi nektar bunga beraneka ragam. Kemudian untuk madu kelulut dihasilkan dari lebah tanpa sengat jenis trigona leavicep yang mengisap berbagai nektar bunga pula.
Madu sudah pasti dikenal memiliki berbagai manfaat dan khasiat. Mulai meningkatkan metabolisme tubuh, menangkal radikal bebas, membantu proses detoksifikasi tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung serta strok, dan masih banyak lagi. Waktu paling tepat untuk mengonsumsi madu juga saat pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur. Masing-masing cukup 1 sendok makan saja.
"Kalau madu kelulut ini sampai dijuluki mother of medicine oleh WHO. Antioksidannya hampir 4 kali madu jenis biasa. Ada propolis dan bee pollen-nya," ujar Trisna sembari memperlihatkan produknya.
Loa Honey juga sudah mengantongi sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat halal dari MUI. Sehingga, kualitasnya sudah tak perlu diragukan lagi. Ditanya madu mana yang paling best seller sejauh ini, Trisna menjawab madu borneo.
"Kelebihan madu di Loa Honey adalah asli dan murni. Saya hanya berani megang itu saja. Kami jamin madunya ini enggak dicampur apapun," tambahnya.
Dalam sebulan, penjualan madu biasanya variatif. Mulai 10-30 madu. Bahkan pernah juga mencapai 150. Bertepatan dengan momen pandemi seperti sekarang, biasanya madu langsung ramai diburu pembeli. Loa Honey juga sudah punya beberapa pelanggan tetap dan memiliki 7 reseller di Kota Tepian.
"Pada prinsipnya, madu ternak atau madu hutan itu tidak membedakan kualitas. Tapi yang membedakan itu jenis nektarnya. Selama murni dari tumbuhan, itu pasti bermanfaat. Tapi kalau nektarnya abal-abal ya enggak," lanjut Trisna.
Bicara soal harga, madu borneo tersedia dari kemasan 300 gram seharga Rp 115 ribu, 410 gram seharga Rp 152 ribu, dan 1400 gram seharga Rp 390 ribu. Lanjut ke madu kelulut untuk kemasan 150 gram dibanderol Rp 75 ribu, 300 gram Rp 140 ribu, dan 1400 gram seharga Rp 515 ribu.
Untuk madu nesia, dimulai dari kemasan 300 gram seharga Rp 97 ribu, 410 gram seharga Rp 128 ribu, dan 1400 gram seharga Rp 348 ribu. Terakhir untuk madu multiflora dimulai dari harga Rp 85 ribu untuk kemasan 300 gram, Rp 112 ribu untuk 410 gram, dan Rp 341 ribu untuk 1400 gram. Anda bisa memilih sesuai kebutuhan masing-masing. Untuk pemesanan bisa langsung menghubungi nomor 081241449984.
[YMD | TOS | ADV]
Related Posts
- Mahasiswi UINSI Syifa Hajati Terbitkan Buku dari Skripsi: Gender di Mata Gen Z
- Tumbuk Movement-CeCUR Jadi Inisiator Dialog Publik, Tantang Calon Pemimpin Tanggap Soal Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim
- Kolaborasi JMS dan AJI Samarinda, Wadahi Diskusi Soal Netralitas Pilkada dan Tekankan Jurnalis Bukan Juru Kampanye
- KPU Samarinda Gelar Simulasi Pemungutan Suara Pilkada 2024, Rusmadi Wongso Puji Fomasi Saksi Jauh Lebih Efisien
- Minimalisir Risiko Kecelakaan Kerja hingga Kematian KPPS di Pilkada, KPU Tetapkan Syarat Khusus dan Jaminan BPJS