Advertorial

Lulusan S2 ITB Asal Kaltim Angkat Budaya Dayak Modang Lewat Teknologi Imersif

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 11 Agustus 2025 04:56
Lulusan S2 ITB Asal Kaltim Angkat Budaya Dayak Modang Lewat Teknologi Imersif
Ketua Komisi X DPR RI memberikan apresiasi terhadap lulusan S2 ITB asal Kaltim dalam mengangkat budaya dayak modang. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Lima mahasiswa asal Kalimantan Timur menorehkan prestasi membanggakan dengan berhasil menyelesaikan pendidikan mereka di Program Magister Desain – Multidisiplin Digital Media Design (DMD), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada akhir Juli 2025. 

Kelima mahasiswa ini merupakan penerima Beasiswa Unggulan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), yang fokus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Menariknya, seluruh karya tugas akhir mahasiswa ini mengangkat isu lokal Kalimantan Timur melalui pendekatan teknologi digital interaktif, sesuai dengan kurikulum Program DMD FSRD ITB yang mengedepankan prinsip culture-based contents dan sustainable design. 

Karya mereka dinilai mampu menjembatani kearifan lokal dengan teknologi masa depan, sekaligus memperkuat identitas budaya Kalimantan Timur di ranah digital global.

Salah satu karya yang menonjol adalah milik Nur Afni Okta, yang merancang proyek bertajuk “Perancangan Media Interaktif Pengenalan Kebudayaan Hudoq Dayak Modang Berbasis Digitalisasi Fotogrametri & Video 360°.”

Proyek ini mengeksplorasi untuk mengenalkan Kebudayaan Hudoq Dayak Modang Berbasis Digitalisasi Fotogrametri & Video 360°. Dalam perancangan untuk mendigitalkan topeng hudoq berjumlah sekitar 11 buah, dilakukan digitalisasi melalui fotogrametri. 

Teknik ini mempermudah untuk mendokumentasikan secara 3D dan dapat dijadikan asset lanjutan berupa pengembangan ke animasi, game design ataupun menjadi asset-asset lainnya sebagai data visual digital yang berharga. Selain proses digitalisasi topeng, Afni mencoba mensimulasikan asset tersebut menjadi konten 360 sehingga kita dapat merasakan topeng-topeng tersebut terdisplay dan hidup, seolah-olah seperti dalam museum virtual. 

Hasil tesis ini merupakan media interaktif edukatif yang memungkinkan masyarakat luas—terutama generasi muda—mengenal budaya leluhur secara lebih hidup dan menarik. Bahkan terdapat video 360 dalam sebuah proses pembuatan topeng, dan jika kita gunakan VR 360, kita akan seakan-akan melihat langsung pembuatan topeng tersebut. Inilah yang kita sebut imersif.

“Anak muda Kalimantan sudah waktunya mampu mengelola kekayaan budaya dan kesenian secara inovatif. Bukan hanya mendokumentasikan, tetapi juga memperkaya, mengeksplorasi, dan mengadaptasi teknologi tanpa mengesampingkan nilai adat. Ini adalah jembatan budaya untuk masa depan,” ujar Nur Afni.

Karya Nur Afni dan rekan-rekannya pun mendapat perhatian langsung dari Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian yang selalu mendukung program unggulan Kaltim. 

Hetifah menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa asal Kaltim yang berhasil mengolah isu lokal menjadi karya berteknologi tinggi.

 “Karya seperti ini sangat relevan untuk pelestarian budaya dan promosi pariwisata kita yang mulai menyasar digital experience. Saya bangga melihat anak-anak daerah mampu tampil dan berpikir global,” ujar Hetifah.

Beberapa karya mahasiswa Desain Media Digital (DMD) ini mendapat dukungan dari instansi pemerintah terutama dari Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Lestari, dengan men-support berupa bantuan dana penelitian sehingga terlaksana dengan lancar dan sukses hingga sidang akhir, dan siap dipublikasikan menjadi bagian dari kolaborasi serta mensukseskan program kampus berdampak untuk Masyarakat daerah langsung.

Program Magister DMD ITB sendiri dirancang untuk menjawab kebutuhan zaman dengan pendekatan interdisipliner di bidang desain media digital, teknologi interaktif, narasi imersif, dan strategi inovatif.

Situs resmi program menyebutkan bahwa mahasiswa DMD dibekali dengan kemampuan kreatif yang berakar pada pemahaman budaya, teknologi, dan tantangan sosial kontemporer. Dr. Intan Rizky Mutiaz, Koordinator Program DMD ITB, menekankan pentingnya keberlanjutan program ini.

“Penguatan SDM kreatif di daerah sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. ITB ingin menciptakan agen perubahan yang mampu membangun daerahnya dengan teknologi, desain, dan pemikiran sistemik yang berdampak,” jelasnya.

Kesan mendalam juga disampaikan Nur Afni soal kuliah di ITB. Ia menyebut pengalaman akademik di kampus ini telah membuka cara pikir baru yang sebelumnya tidak ia akses.

“FSRD ITB membukakan jendela bahwa industri kreatif sangat mungkin berkembang di Kaltim. Fasilitas, dosen, dan referensi di sini sangat mendukung proses belajar saya. Saya ingin membawa semangat ini kembali ke tanah kelahiran saya,” pungkasnya.

Mahasiswa asal kaltim yang sudah lulus dalam program ini diharapkan menjadi pionir dalam pembangunan industri kreatif berbasis budaya dan teknologi di wilayah mereka. 

Melalui karya dan gagasan mereka, semangat membangun Kaltim sebagai pusat kreativitas dan inovasi digital tampaknya bukan lagi mimpi, tetapi proses yang telah dimulai. 

Semoga program unggulan dan strategis ini dapat dilanjutkan terutama bukan dari Kementerian pusat saja, namun terjadi kolaborasi dengan pemerintah provinsi kaltim sehingga potensi SDM kreatif untuk mengeksplorasi potensi daerah menjadi tema dalam penelitian mahasiswa yang sedang lanjut studi di Desain Media Digital FSRD ITB.

[RWT | ADV] 



Berita Lainnya