Bontang

Makna Simbolik di Balik Nomor Urut Masing-Masing Peserta Pilkada Bontang 2024

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 23 September 2024 14:26
Makna Simbolik di Balik Nomor Urut Masing-Masing Peserta Pilkada Bontang 2024
Empat paslon wali kota dan wakil wali kota Bontang yang berkontestasi dalam Pilkada 2024. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today)

Kaltimtoday.co, Bontang - Empat pasang calon wali kota dan wakil wali kota Bontang yang berkontestasi dalam Pilkada 2024 telah mengantongi nomor urut, Senin (24/9/2024). Penetapan nomor urut ini memiliki makna tersendiri bagi masing-masing paslon.

Paslon nomor urut satu, Basri Rase-Chusnul Dhihin memaknai nomor urut mereka sebagai harapan untuk "Sekali Lagi" memimpin Bontang. Seperti diketahui, Basri adalah petahana yang maju lagi dalam Pilkada 2024 melalui jalur independen.

Sejak awal, kata Basri, dirinya sudah berharap mendapat nomor keramat ini. Selain jadi keinginan banyak orang, utamanya timses dan simpatisan, nomor satu menurutnya sangat pas dalam memaknai tagline yang ia usung bersama calon wakilnya, Chusnul Dhihin, yakni "Sekali Lagi". Sekali lagi memimpin Bontang.

"Berdoa, semoga dapat nomor satu. Dan ternyata sesuai hajat, dapat nomor satu artinya sekali lagi," kata Basri Rase usai dalam sambutannya usai pengundian nomor urut di halaman Kantor KPU Bontang, Jalan Awang Long, Senin (24/9/2024) pagi.

Kemudian pasangan nomor urut 2, Sutomo Jabir-Nasrullah. Nomor urut ini, kata Sutomo, bisa dimaknai sebagai komitmen untuk selalu bersama dan kompak dengan pasangan wakilnya, Nasrullah, baik dalam suka, duka, berjuang dan menang. Ini juga menurutnya simbol untuk selalu setia bersama rakyat bila kelak mendapat mandat memimpin Bontang.

"Nomor urut dua, artinya kami akan selalu berdua. Dalam perjuangan maupun ketika dapat amanah," tegasnya. 

Masih dalam pidatonya, Sutomo bilang nomor dua bisa juga dimaknai sebagai pilihan alternatif. Dia berharap, kehadiran pasangan Sutomo-Nasrullah bisa menjadi alternatif bagi warga Bontang yang butuh sosok baru, arah baru, harapan baru. Baginya, kehadiran calon-calon alternatif baik bagi Bontang. Sebab, ini mengindikasikan demokratisasi di Bontang berjalan baik, dan warga punya banyak pilihan sesuai dengan dorongan nurani atau kesesuaian program ditawarkan paslon.

"Bontang punya 4 pilihan. Semua paslon di sini tentu punya kelebihan dan kekurangan. Jadi semua tergantung warga, bisa pilih sesuai keinginan, sesuai kemauan," kata Politikus PKB ini.

Kemudian pasangan nomor urut 3, Najirah-Aswar. Dalam pidatonya, Najirah bilang dirinya bahagia dan sejak awal memang berharap dapat nomor tiga. Menurutnya ini adalah nomor keberuntungan. Sebab, dahulu sang suami, Adi Dharma, memenangkan Pilkada Bontang kala mendapat nomor urut tiga. Dia berharap nomor yang sama menularkan kemenangan yang sama. 

"Dari awal berharap nomor tiga, karena dulu almarhum (Adi Dharma) nomor tiga," kata Najirah disambut riuh simpatisannya di luar pagar KPU Bontang.

Sembari berkelakar, Najirah bilang nomor urut yang dikantongi masing-masing paslon sudah isyarat. Dirinya dan Aswar kantongi nomor tiga karena diusung 3 parpol; PAN, PDIP, dan Gelora. Sutomo-Nasrullah dapat nomor dua karena diusung dua parpol; Demokrat dan PKB. Basri-Dhihin dapat nomor satu karena independen. Neni-Agus dapat nomor empat karena diusung banyak parpol.

"Jadi memang sudah isyarat dari atas sepertinya," ujarnya sembari berkelakar.

Kemudian paslon nomor urut empat Neni-Agus. Neni bilang bahwa nomor empat adalah nomor keberuntungan bagi keluarganya. Pasalnya, 3 anggota keluarganya berhasil lolos ke legislatif dan DPD kala maju menggunakan nomor urut 4. Mantunya, Shemmy Permata Sary, duduk di DPRD Kaltim kala maju nomor urut 4 dapil Bontang, Kutim, Berau. Andi Satya Adi duduk DPRD Kaltim dapil Samarinda juga nomor urut 4. Sang suami, Andi Sofyan Hasdam, duduk di DPD RI juga dengan nomor 4. 

"Ini angka keberuntungan, ini kemenangan," tegas Neni dalam pidatonya.

Neni berharap dalam Pilkada ini semua paslon memberikan edukasi politik yang baik bagi publik. Tampilkan program kerja, visi-misi yang ditawarkan, bukan hal-hal negatif seperti kampanye hitam. 

Dia pun berharap semua pihak menjunjung demokrasi dan memastikan Pilkada ini berjalan secara riang gembira. Sebab menurutnya Pilkada adalah pesta demokrasi, kebahagiaannya harus dirasakan masyarakat. 

"Ini pestanya rakyat. Jadi ketika ngomong pesta rakyat, maka harus suka cita, berikan program kepada masyarakat," tandasnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya