Kaltim

Manfaatkan PLTS Atap Sejak 2014, Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Kurangi Emisi hingga 861,1 Ton

Berikan Banyak Dampak Positif, IESR Dorong Pertamina Hulu Mahakam Manfaatkan PLTS Lebih Masif

Kaltim Today
06 September 2023 23:50
Manfaatkan PLTS Atap Sejak 2014, Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Kurangi Emisi hingga 861,1 Ton
Petugas memeriksa inverter PLTS atap di wilayah perkantoran PT Pertamina Hulu Mahakam di Balikpapan. (Foto: Istimewa)

Kaltimtoday.co, Balikpapan - Sudah 9 tahun sejak 2014, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), memasang instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hasilnya, PHM berhasil menghemat biaya hingga Rp 4,17 miliar dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga  861,1 ton CO2.

Hal itu diungkapnya Penanggungjawab Utilitas PLTS atap PT PHM Ruslan Rahim kepada peserta Jelajah Energi Kaltim garapan Institute for Essential Services Reform (IESR) kolaborasi  CASE dan Dinas ESDM Kaltim, Rabu (6/9/2023).

Ruslan menyampaikan, pemasangan PLTS atap di wilayah perkantoran di Balikpapan merupakan komitmen nyata PHM dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan transisis energi.

Adapun PLTS atap yang dipasang PHM di wilayah perkantoran Balikpapan punya kapasitas 100 kilo Watt peak (kWp). Instalasi 430 panel surya dengan 5 inverter yang dipasang secara pararel.

Hasil dari pemasangan PLTS atap tersebut menghasilkan energi solar cell rata-rata 414,6 kW per hari. Produksi enegi rata-rata 34,4 kWh. Sementara konsumsi rata-rata 21 kWh.

Instalasi panel surya di PLTS atap milik PT Pertamina Hulu Mahakam.

“Efesiensi emisi karbon sejak diinstal pada 2014 kami mencapai 861,1 ton CO2. Sementara listrik yang dihasilkan sebanyak 1.238 mWh atau setara 254.164 euro,” ungkap Ruslan.

Untuk memastikan PLTS atap di wilayah perkantoran PHM optimal, Ruslan mengatakan, perawatan rutin dilakukan secara berkala. Bahkan disiapkan instalasi aliran air supaya panel tetap bersih dan bisa terus menghasilkan energi secara stabil.

Kendati begitu, Ruslan mengakui, hingga saat ini belum ada rencana untuk penambahan PLTS atap di wilayah perkantoran PHM. Salah satu alasannya biaya pemasangan PLTS atap yang cukup mahal.

“Selain karena butuh investasi besar untuk penambahan PLTS, BEP-nya 5-8 tahun, juga karena kondisi atap bangunan gedung di wilayah perkantoran PHM yang tidak mendukung,” tuturnya.

Analis IESR Alvin Sisdwinugraha mengapresiasi inisiatif PHM yang sudah menggunakan energi ramah lingkungan dari PLTS atap sejak 2014. Meski begitu, pihaknya terus mendorong adopsi secara lebih masif penggunaan PLTS untuk menyuplai fasilitas-fasilitas kantor lain di PHM. Tidak hanya di atap namun juga bisa secara ground-mounted di lahan untuk skala yang lebih besar.

“Pemanfaatan PLTS ini tak hanya berpotensi mengurangi biaya operasional dari konsumsi listrik, tapi juga menegaskan komitmen PHM terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT),” kata Alvin Sisdwinugraha.

[TOS | RWT] 



Berita Lainnya