Daerah
Masih Rendah, Dinkes Kaltim Ingin Laporan Pemantauan Pertumbuhan Bayi di Posyandu Bisa Meningkat 90 Persen
Kaltimtoday.co, Samarinda - Sejauh ini, perkembangan catatan pelaporan penimbangan bayi dari posyandu di Kaltim baru mencapai 40 persen. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menyebut, setidaknya pemantauan itu bisa dilakukan sebanyak 90 persen.
Oleh sebab itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Dinkes Kaltim, Fit Nawati mengungkapkan bahwa, pihaknya ingin peran posyandu bisa lebih maksimal lagi. Terutama terkait pengawasan tumbuh kembang anak.
"Kami ngin sebenarnya pemantauan itu minimal 90 persen. Harus dipantau pertumbuhannya, jadi kami tahu ketika terjadi gangguan gizi bisa diintervensi," ujar Fit belum lama ini.
Sejak dua tahun lalu, jika dalam pemantauan pertumbuhan bayi ditemukan tidak ada perkembangan sebanyak dua kali, maka bayi yang berkaitan harus dirujuk.
"Sekarang itu apabila dilakukan pemantauan ternyata tidak ditemukan kenaikan maka sudah harus dirujuk, karena apabila sudah diintervensi dan tidak naik maka langsung ditangani oleh tenaga kesehatan," tegasnya.
Fit juga menjelaskan, pihaknya menempuh cara dengan melibatkan tenaga kesehatan sebagai salah satu langkah penanganan dini. Terutama pada anak yang mengalami gangguan gizi.
Pasca Covid-19 agak mereda, keaktifan sejumlah posyandu sudah mulai berjalan seperti biasa lagi. Namun, ada PR yang harus diperhatikan, yakni pemanfaatan posyandu yang harus lebih ditingkatkan.
"Sekarang sesuai jadwal posyandu sudah ada standby di posyandu, tapi kalau tidak ada yang dilayani dan tidak ada yang menggerakkan tentu tidak bisa juga," sambungnya.
Fit mengimbau agar semua perangkat desa, RT, dan unsur lainnya bisa kembali menyosialisasikan pentingnya pemantauan pertumbuhan bayi dan anak. Menurutnya, hal tersebut akan memicu kesadaran masyarakat agar mau membawa buah hatinya ke posyandu.
"Sekarang mitra kita juga ada PKK yang ada di desa, di tiap RT dan selama ini mereka yang menggerakkan," ujarnya lagi.
Nantinya, posyandu akan mengarah sebagai tempat integrasi layanan primer. Alias tempat pengawalan sikus kehidupan. Sebab dulunya, posyandu dibuat masing-masing tergantung usia. Mulai posyandu lansia, remaja, sampai balita.
Ke depan, posyandu bisa melayani semuanya. Sebab siklus kehidupan dimulai dari remaja, hamil, melahirkan, bayi dan balita, usia produktif, hingga lansia harus ditangani tanpa terkecuali.
"Misal di satu keluarga ada bayi dan ada lansia. Nah itu lansianya juga harus dibawa ke posyandu untuk dipantau kesehatannya. Ini upaya agar lansia itu sehat dan bisa terus produktif," tandasnya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- DPMD PPU Lakukan Transformasi Posyandu, Kini Hadir dengan Enam Standar Pelayanan Minimal
- Kader Posyandu Hadapi Beban Kerja Baru, Pemkab PPU Pertimbangkan Pemberian Insentif
- DKP PPU Salurkan Bantuan Pangan untuk 360 Balita Gizi Kurang, Libatkan Pemerintah Desa dan Puskesmas
- DKP PPU Andalkan Kader Posyandu Jadi Ujung Tombak Pemantauan Perkembangan Balita
- Dinkes Kaltim Terjunkan 200 Petugas Kesehatan untuk Upacara HUT RI di IKN