Internasional

Mengenal Pete Hegseth, Calon Menhan AS yang Jadi Sorotan karena Tidak Tahu Negara di ASEAN

Network — Kaltim Today 18 Januari 2025 04:38
Mengenal Pete Hegseth, Calon Menhan AS yang Jadi Sorotan karena Tidak Tahu Negara di ASEAN
Profil Pete Hegseth, calon menteri pertahanan Amerika Serikat. (Beritasatu.com)

Kaltimtoday.co - Nama Pete Hegseth mencuat dalam perbincangan publik setelah insiden di sidang konfirmasi Senat pada 14 Januari 2025. Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang diusulkan Presiden Donald Trump ini dikritik karena gagal menjawab pertanyaan mendasar terkait Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), organisasi regional yang telah menjadi mitra strategis AS sejak 2022.

Insiden ini terjadi ketika Senator Tammy Duckworth mengajukan pertanyaan untuk menguji pemahaman Hegseth mengenai isu strategis di kawasan Indo-Pasifik. Ketidakmampuannya memberikan jawaban memicu keraguan atas kelayakan Hegseth untuk mengemban posisi strategis dalam pemerintahan, terutama dalam menghadapi tantangan geopolitik seperti pengaruh Tiongkok di Asia Tenggara.

Karier dan Latar Belakang Pete Hegseth

Dilansir dari The Economic Times, Pete Hegseth dikenal sebagai pembawa acara Fox & Friends Weekend di Fox News Channel, penulis buku, dan veteran militer. Ia bergabung dengan Fox News pada 2009 dan dikenal memiliki hubungan dekat dengan Donald Trump, yang memengaruhi perjalanan karier politik dan militernya.

Pete juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota Senat untuk negara bagian Minnesota pada 2012. Selain itu, ia adalah penulis buku The War on Warriors: Behind the Betrayal of the Men Who Keep Us Free. Buku ini sempat masuk dalam daftar buku terlaris New York Times selama sembilan minggu.

Meski memiliki pengalaman militer, Hegseth tidak memiliki latar belakang sebagai perwira senior atau pengalaman mendalam dalam keamanan nasional. Ia lulus dari Universitas Princeton pada 2003 dan bertugas sebagai kapten infanteri di Garda Nasional Angkatan Darat AS, termasuk di Afghanistan, Irak, dan Teluk Guantanamo. Setelah itu, ia menjadi ketua Concerned Veterans for America, sebuah kelompok yang didukung oleh miliarder konservatif Charles dan David Koch.

Pete juga meraih gelar master di bidang kebijakan publik dari Harvard University's John F. Kennedy School of Government.

Koneksi dengan Donald Trump

Hubungan erat dengan Trump membuka berbagai peluang bagi Hegseth. Saat menyusun Kabinet pertamanya pada 2016, Trump sempat mempertimbangkan Hegseth untuk memimpin Departemen Urusan Veteran. Ketika Menteri David Shulkin menghadapi kritik sebelum diberhentikan pada 2018, Hegseth kembali dipertimbangkan untuk mengisi posisi tersebut.

Selain itu, pada 2019 Hegseth dikenal membela beberapa anggota militer AS yang dituduh melakukan kejahatan perang. Ia secara aktif mengadvokasi kasus mereka melalui acara di Fox News dan platform online lainnya, bahkan mendesak Trump untuk memberikan pengampunan kepada mereka.

Kontroversi Sidang Konfirmasi

Ketidaktahuan Hegseth tentang ASEAN dalam sidang konfirmasi Senat menambah daftar panjang kontroversi yang menyelimuti namanya. ASEAN, yang beranggotakan 10 negara di Asia Tenggara, adalah mitra strategis AS dalam upaya menyeimbangkan pengaruh Tiongkok di kawasan. Ketidaksiapan Hegseth dalam menjelaskan peran ASEAN dianggap sebagai celah besar dalam pemahamannya terhadap kebijakan luar negeri Amerika.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya