Bontang

Neni-Agus Bidik Nol Kemiskinan Ekstrem dalam 100 Hari Pertama Kepemimpinan

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 28 Desember 2024 09:14
Neni-Agus Bidik Nol Kemiskinan Ekstrem dalam 100 Hari Pertama Kepemimpinan
Neni Moerniaeni dan Agus Haris. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today).

Kaltimtoday.co, Bontang - Wali kota dan wakil wali kota Bontang terpilih, Neni Moerniaeni-Agus Haris, memprioritaskan penghapusan kemiskinan ekstrem sebagai program utama dalam 100 hari pertama masa jabatan mereka. Mereka menilai persoalan ini penting, sebab miskin ekstrem dampaknya sangat luas dan mendalam, baik terhadap individu maupun masyarakat secara umum.

Neni Moerniaeni mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 42 Kepala Keluarga (KK) atau 149 jiwa di Bontang yang masih hidup dalam kondisi miskin ekstrem, dengan pendapatan hanya Rp11 ribu per hari.

Untuk mencapai target Bontang bebas miskin ekstrem, sejumlah program strategis telah disiapkan. Pertama, pemberian bantuan modal usaha tanpa bunga, pelatihan keterampilan, pendampingan, dan pemasaran.

Kedua, penyediaan layanan BPJS kesehatan dan pendidikan gratis untuk keluarga miskin ekstrem. Ketiga, setiap keluarga miskin ekstrem mendapatkan dukungan biaya untuk menyekolahkan satu anggota keluarga hingga lulus sarjana.

Kemudian keempat, membebaskan biaya PDAM dan listrik. Kelima, pemberdayaan melalui program kebersihan kota, di mana setiap KK akan ditempatkan sebagai pegawai harian lepas. Keenam, subdisi tunai yakni pemberian bantuan langsung tunai Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per jiwa setiap bulan. Dan terakhir, orangtua asuh: di mana wali kota, wakil wali kota dan pejabat terkait akan menjadi orangtua asuh bagi masing-masing KK miskin ekstrem untuk memastikan program berjalan optimal.

"Insha Allah target 100 hari pertama pemerintahan Neni-Agus, Bontang zero miskin eksrem," kata Neni Moerniaeni kepada Kaltim Today, Sabtu (28/12/2024) pagi.

Adapun, total anggaran yang dialokasikan untuk menghapus kemiskinan ekstrem ini mencapai Rp44,7 juta per bulan atau Rp536,4 juta per tahun. Selain itu, Pemkot Bontang juga memperluas cakupan bantuan bagi seluruh warga miskin yang berjumlah 7.700 jiwa atau 4,11 persen dari total penduduk. Dengan alokasi subsidi Rp300 ribu per jiwa per bulan, anggaran tahunan yang disiapkan mencapai Rp27,72 miliar.

"Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan tidak ada lagi warga Bontang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Kami optimistis dapat mencapainya dalam 100 hari," kata Politikus Golkar ini. 

Neni berharap, langkah ini mampu membawa perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat sekaligus menegaskan bahwa kemiskinan ekstrem tidak memiliki tempat di Kota Bontang.

"Sangat ironis di Bontang masih ada miskin ekstrem. Makanya, ini menjadi komitmen kami di awal pemerintahan, Bontang harus zero miskin ekstrem," tandasnya.



Berita Lainnya