Opini

Nutrisi Idul Fitri, Lebaran Menghadirkan Jiwa Pemenang

Kaltim Today
24 Mei 2020 20:42
Nutrisi Idul Fitri, Lebaran Menghadirkan Jiwa Pemenang

Oleh: Machnun Uzni, (Founder Sahabat Misykat Indonesia)

Berakhirnya puasa Ramadan ditandai dengan bergemanya takbir, tahmid dan tahlil sebagai tanda kesyukuran meraih kemenangan, kembali ke diri yang suci. Fenomena Idul Fitri yang boleh jadi menjadi ciri khas masyarakat kita adalah budaya mudik ke kampung halaman.

Ada tarikan untuk pulang di akhir Ramadan sebagaimana kehidupan menuju kematian. Kampung kelahiran adalah tarikan kehidupan, untuk sekedar bernostalgia dengan kenangan atau menghapus peristiwa masa silam. Ada persaudaraan yang erat disambungkan, persahabatan akrab yang hendak dihubungkan ulang. Inilah tarikan kasih sayang, betapa berharga orang-orang yang singgah dalam kehidupan. Jarak dan uang tidak lagi menjadi penghalang. Kelelahan dan menguras isi tabungan berganti dengan kegembiraan manakala bersua dengan saudara dan kawan. Orangtua lega, tetangga kiri kanan menyapa dengan penuh kehangatan. Inilah hari saya kasih sayang, hari kemenangan.

Tetapi hal yang di atas adalah ketika Idul Fitri dalam kondisi normal. Saat pandemi Covid -19 sebagian kita harus menahan kerinduan mudik ke kampung kelahiran. Rindu yang tak terobati itu seperti pohon yang bunganya tertahan. Tanyakan kepada flamboyan, bagaimana rasanya kuncup untuk tidak bermekaran.

Yang kita pendam di dada saat orang-orang tercinta berjarak adalah rindu. Tapi apa boleh buat, ternyata saat-saat yang dinanti untuk bertemu itu dinyatakan sebagai hari-hari terlarang. Terhalang oleh keadaan atau aturan.

Kita harus jadikan kenyataan ini sebagai latihan berlapang dada. Terima saja keadaannya. Namanya menerima, berarti tidak akan mencari alasan, atau membanding-bandingkan dengan keadaan lainnya.

Jadikan rindu mudik ke tempat kelahiran sebagai pelembut hati. Rindu itu melembutkan perasaan. Ini kesempatan untuk berlatih membiasakan memilih kata-kata dan sikap terbaik di setiap ucapan, dan melatih kepekaan terhadap perasaan sekitar. Rindu itu pemicu semangat berkreasi. Rindu itu energi. Hilang kesempatan merindu berarti ada simpanan energi potensi untuk memacu diri berkreasi dan memburu prestasi. Batal mudik itu kesempatan menabung rindu.

Sejenak kita mengenang atau mengingat duduk di dekat pelaminan, ada dua doa keberkahan yang diucapkan para tamu waktu mereka datang. Pertama, barakallahu laka, yaitu keberkahan di saat-saat menyenangkan. Kedua, wabaraka alaika, yaitu keberkahan di saat susah.

Jika hari-hari ini kita dalam ikhtiar menghadapi ujian kehidupan, ini adalah saatnya kita menjaring keberkahan di saat susah. Idul Fitri telah hadir dengan sejuta makna keragaman, disambut dengan kegembiraan atau bisa juga keprihatinan ketika pandemi Covid -19 belum juga berakhir dan menguji kita untuk membangkitkan fitrah kemanusiaan dengan jalan menebar kepedulian.

Dua di antara definisi sehat mental (WHO, 2014) adalah mengenali potensi diri dan bermanfaat untuk orang lain. Mengenal potensi diri menjadi asupan nutrisi penting dalam membentuk mental pemenang pasca Ramadan. Salah satu potensi itu sebut saja sikap optimis. Kita mampu bertahan menahan rasa lapar dan dahaga dari waktu fajar subuh hingga maghrib berkumandang karena kita yakin ada waktu saatnya berbuka datang sebagaimana kita pun harus mempunyai karakter sabar menghadapi ujian-ujian kehidupan yang akan berlalu sesudah kita memaksimalkan ihtiyar.

Akhir Ramadan mengajari kita untuk menutup kekurangsempurnaan puasa dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai pembersih jiwa penyempurna puasa. Inilah sehat mental diri dengan cara memberi. CAF World Giving Index 2018 bahkan menempatkan Indonesia dalam peringkat nomor pertama untuk masyarakat paling sering memberi atau berdonasi.

Ramadan telah sama-sama kita akhiri, namun nutrisi jiwa harus terus terbersamai dengan hadirnya Idul Fitri. Lebaran harus terus menghadirkan karakter pemenang untuk berkompetisi memenangkan kehidupan.

Taqobbalallahu Minna Wa Minkum. Minal Aidin Wal Faidzien.(*)

*) Opini penulis ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co



Berita Lainnya