Advertorial

Pembangunan Infrastruktur Sebulu Modern Perlu Didorong untuk Memajukan Petani dan Ekonomi

Supri Yadha — Kaltim Today 07 Maret 2025 14:38
Pembangunan Infrastruktur Sebulu Modern Perlu Didorong untuk Memajukan Petani dan Ekonomi
Kepala Desa Sebulu Modern Ungkap Kendala dan Harapan Besar di Tengah Keterbatasan Dana. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday, Tenggarong - Desa Sebulu Modern punya harapan besar di tahun 2024-2025, yaitu membangun jalan yang layak untuk warganya. Bagi desa yang mayoritas warganya bekerja sebagai petani, akses jalan bukan sekadar infrastruktur, tapi urat nadi ekonomi.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sebulu Modern, Joemadin, yang menegaskan bahwa tanpa jalan yang memadai, hasil panen sulit dipasarkan dan aktivitas ekonomi melambat.

“Infrastruktur jalan yang baik sangat penting bagi desa kami. Sebulu Modern ini adalah desa berbasis pertanian. Kalau jalan rusak, bagaimana hasil panen bisa didistribusikan dengan lancar?” ungkapnya, Selasa (4/3/2025).

Namun, pembangunan infrastruktur desa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu hambatan terbesar adalah keterbatasan anggaran desa serta batasan kewenangan yang dimiliki. Jalan utama yang menghubungkan desa dengan wilayah lain merupakan kewenangan kabupaten atau provinsi, sehingga Dana Desa tidak dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki jalan tersebut.

“Sementara pengajuan proposal perbaikan ke kabupaten sudah kami lakukan berkali-kali sejak 2020, namun tanggapannya masih minim. Bahkan sampai hari ini, masih banyak proposal yang belum terealisasi,” jelasnya

Joemadin juga menjelaskan, dari total Dana Desa yang diterima Sebulu Modern setiap tahun, hanya 30 persen yang bisa dialokasikan untuk pembangunan fisik. Sisanya digunakan untuk membayar gaji perangkat desa, honor guru ngaji, serta mendanai berbagai kegiatan operasional lembaga desa.

Karena keterbatasan itu, pembangunan infrastruktur dilakukan bertahap setiap tahun.

“Kami tidak bisa langsung membangun satu kilometer jalan sekaligus. Biasanya hanya bisa 100 meter sampai 150 meter per tahun, tergantung anggaran yang tersedia,” tambahnya.

Selain infrastruktur, sektor pertanian juga menjadi tulang punggung ekonomi Sebulu Modern. Sebanyak 65 hingga 75 persen warga desa berprofesi sebagai petani, mengelola komoditas utama seperti padi dan sayur-mayur. Sebulu Modern bahkan dikenal sebagai salah satu lumbung pangan penting di wilayah Sebulu.

Namun demikian, kelompok tani di desa ini masih membutuhkan dukungan lebih dalam bentuk bibit unggul, pupuk berkualitas, serta alat pertanian modern. Desa telah memiliki 13 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang aktif, namun sebagian besar masih mengandalkan bantuan sporadis yang datang melalui program aspirasi anggota dewan.

“Setiap tahun memang ada bantuan untuk kelompok tani, tapi sifatnya belum berkelanjutan. Ada bantuan alat atau bibit, lalu tahun berikutnya belum tentu ada. Padahal untuk meningkatkan produksi, dukungan itu harus konsisten,” katanya. 

Di luar sektor pertanian, potensi perikanan di Sebulu Modern juga sebenarnya cukup besar. Sayangnya, program budi daya ikan belum berkembang optimal. Sebagian besar kelompok budi daya ikan berjalan secara mandiri tanpa pendampingan intensif dari dinas terkait.

Meski dihadapkan berbagai keterbatasan, Joemadin tetap optimis pembangunan Sebulu Modern akan terus bergerak maju. Ia berharap, pemerintah kabupaten dan provinsi bisa lebih proaktif merespons kebutuhan desa, khususnya terkait perbaikan jalan utama yang selama ini menjadi persoalan klasik.

“Kami sudah ajukan hampir 30 judul proposal pembangunan di musrenbang. Harapannya, ada perhatian lebih dari kabupaten dan provinsi. Kalau infrastruktur mendukung, ekonomi masyarakat pasti tumbuh lebih cepat,” tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya