Opini

Pengaruh Dubbing Korean Drama terhadap Berbagai Perilaku Berbahasa 

Kaltim Today
09 Desember 2022 19:26
Pengaruh Dubbing Korean Drama terhadap Berbagai Perilaku Berbahasa 

Oleh: Ade Resma Fahrun Nabela (Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said)

Generasi muda saat ini pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah K-Drama. K-Drama merupakan mini seri asal Korea Selatan yang umumnya memiliki 12-20 episode. Dalam satu kali penayangan, alokasi waktunya sekitar satu jam. K-Drama saat ini masuk dan semakin berkembang di Indonesia. Banyak dari mereka yang kian beralih ke drakor daripada drama lokal. 

Hal tersebut tentunya juga memengaruhi gaya bahasa generasi muda Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Mereka semakin terobsesi dengan bahasa Korea daripada bahasanya sendiri. Bahkan, ada dari mereka yang merasa bangga karena bisa mengucapkan bahasa Korea.

Saat ini, banyak platfrom yang tersedia dalam mengakses Korean Drama. Mulai dari Netflix, Viu, bahkan stasiun TV sekalipun. Semakin maraknya kecintaan generasi muda terhadap Korean Drama maka semakin banyak pula stasiun TV yang menghadirkan drama tersebut, seperti Trans TV dan NET TV.

Seperti yang kita ketahui, Trans TV menghadirkan berbagai drama korea seperti The K2, W, Backstreet Rookie, What’s Wrong with Secretary Kim, Strong Woman Do Bong Soon, The Penthouse, dan lain sebagainya. Ada beberapa judul drakor yang men-dubbing ke dalam Bahasa Indonesia, seperti W, The K2, dan The Penthouse.

Terbaru, stasiun NET TV menayangkan Korean Drama dengan dubbing bahasa Indonesia berjudul Strong Woman Do Bong Soon. Padahal penayangan Korean Drama di stasiun televisi ini biasanya asli tanpa proses dubbing. Mungkinkah NET TV akhirnya memberikan sajian tayangan dubbing karena dinilai lebih menjual dan lebih menjangkau masyarakat yang lebih luas? Dubbing bahasa Indonesia memang berdampak baik dan memudahkan penonton dalam mengikuti alur ceritanya. Dengan begitu, mereka dapat berfokus pada setiap adegan yang ditampilkan. 

Bagi anak remaja, dubbing memang lebih memudahkan penonton. Namun, mereka tetap memilih menggunakan suara asli daripada harus menggunakan bahasa Indonesia. Alasannya, akan menjadi lebih aneh jika Korean Drama tersebut di-dubbingkan. Gerak mulut dan suaranya pun menjadi kurang tepat. Alhasil, mereka harus membaca dan berfokus pada subtitle daripada mimik muka adegan yang ditampilkan. Namun, hal itu berdampak baik karena mereka dapat berlatih membaca secara cepat. Sedikit demi sedikit mereka juga dapat belajar bahasa asing.

Tayangan dubbing dalam Korean Drama membawa pro dan kontra. Di kalangan remaja, mereka tidak menyukai di-dubbing karena akan menjadi tidak sinkron dan lebih cepat membosankan. Namun, berbeda jika Korean Drama tersebut dilihat oleh kalangan ibu-ibu. Mereka menjadi lebih suka drakor dengan dubbing karena dapat mengikuti alur ceritanya. Apalagi dengan usia mereka yang semakin tua sehingga pengelihatannya pun semakin buruk. 

Ketika lima orang usia 35-50 tahun yang sama sekali tidak pernah menonton Korean Drama, lalu diberikan tayangan satu episode saja. Seluruhnya memberikan respon yang baik terhadap drama tersebut. Mereka mengatakan bahwa dubbing dalam Korean Drama tersebut dapat menjadi favorit para ibu-ibu apalagi yang memiliki pengelihatan buruk. Mereka juga dapat beraktivitas sambil menonton drama dubbing tersebut. Dari yang awalnya tidak menyukai drama asing karena sulitnya membaca cepat dan tidak bisa berfokus pada setiap adegan yang ditampilkan.

Salah satu dari mereka mengatakan “Ini kalau semua film asing pakai suara bahasa Indonesia ya saya tonton semuanya. Selama ini yang ditonton film Indonesia saja, tidak ada sensasinya. Mau nonton film asing tapi pengelihatan buruk dan gak suka harus baca-baca sehingga gak bisa fokus ke pemerannya. Alur ceritanya pun juga gak begitu paham. Dengan begini kan lebih memudahkan kaum ibu-ibu seperti saya”. Yah, dengan begitu drama dapat menjangkau lebih luas di berbagai kalangan, bukan anak remaja belaka.

“Anakku suka nonton drakor, Mbak. Saya bingung, di kamar terus nonton drakor. Asiknya apasih? Kok ya lebih suka nonton film asing daripada film lokal. Oh, ternyata ini. Tema jang dibahas lebih luas dan lebih detail ternyata. Saya dulu pernah melihat di TV drakor-drakor gitu. Tapi ketika saya nonton asli menggunakan bahasa Korea ya saya gabisa mengikuti alur ceritanya. Tetapi dengan dubbing begini ya memudahkan bagi kita-kita yang sudah tua, Mbak. Ya semoga lebih banyak lagi dubbing drakornya ya!”

Memang tidak semua kalangan dapat menikmati tayangan asing tanpa dubbing. Tidak dapat dipungkiri bahwa dubbing ini mendapat respon baik oleh masyarakat terkhusus mereka para ibu-ibu. Dari yang awalnya berpikiran bahwa drama asing itu membawa pengaruh lunturnya kecintaan terhadap produk lokal. Namun, setelah melihat satu tayangan mengenai dubbing Korean Drama, pikiran para ibu-ibu menjadi berubah.

Keberadaan bahasa Indonesia dengan dubbing dalam Korean Drama memiliki banyak potensi. Kebanyakan dari mereka mengapresiasi adanya dubbing bahasa Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia lebih nyaman menggunakan bahasa sendiri daripada menonton menggunakan bahasa asing. Walaupun menuai pro dan kontra serta pendapat yang berbeda-beda, namun perlu diberikan apresiasi dengan adanya dubbing ini. Kita sebagai masyarakat Indonesia apalagi sebagai penerus bangsa baiknya mendukung setiap langkah yang diambil oleh stasiun televisi untuk menjangkau masyarakat lebih luas sehingga mereka dengan lebih nyaman menontonnya.

Setiap kalangan pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Mungkin kita sebagai generasi muda tidak menyukai dubbing karena terasa aneh, namun berbeda dengan mereka yang memiliki usia sudah tidak muda lagi atau bahkan mereka yang tidak bisa melihat agar tetap dapat menikmatinya. 

Kita juga tidak boleh mengatakan “Kamu kok lebih suka menggunakan bahasa asing daripada bahasa sendiri?”. bukannya lebih memilih bahasa asing dan tidak mencintai bahasa sendiri, mereka tetap mencintai bahasa sendiri namun dalam beberapa kondisi mereka memilih apapun yang bagi dia merasa nyaman terkhusus mengenai tayangan drama asing. Cinta terhadap produk lokal memang diharuskan setiap masyarakat Indonesia, namun belajar dan menyaksikan drama asing tidak ada salahnya juga selama tetap dalam batas wajar dan tidak melebihi kecintaannya terhadap NKRI.

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya