Gaya Hidup

Pentingnya Kesadaran Kesehatan Mental untuk Mencegah Kekerasan Seksual

Kaltim Today
20 April 2025 09:50
Pentingnya Kesadaran Kesehatan Mental untuk Mencegah Kekerasan Seksual
Mengabaikan kesehatan mental dinilai bisa picu kekerasan seksual. Pemeriksaan rutin dan peran keluarga jadi kunci cegah kejahatan sejak dini. (Berita Satu Network)

Kaltimtoday.co - Pemahaman terhadap kesehatan mental kini dinilai sebagai kunci penting dalam mencegah berbagai bentuk kekerasan, terutama kekerasan seksual. Sejumlah ahli menekankan pentingnya menjadikan isu ini sebagai prioritas nasional, mengingat banyak tindakan menyimpang berakar dari gangguan mental yang tidak tertangani secara tepat.

Menurut pengamat sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, kesehatan mental masih menjadi aspek yang kerap diabaikan oleh masyarakat, padahal dampaknya sangat serius. Ia menyebut banyak kasus kekerasan seksual yang muncul dari individu yang mengalami gangguan psikologis tidak terdiagnosis.

“Gangguan mental bukan kutukan. Sangat bisa disembuhkan, sama halnya dengan penyakit fisik,” ujar Devie dikutip dalam program Beritasatu Sore, Sabtu (19/4/2025).

Devie menegaskan bahwa masyarakat perlu menghapus stigma terhadap gangguan mental. Ketika kesehatan jiwa dibiarkan tanpa penanganan, individu bisa kehilangan kemampuan untuk mengendalikan diri dan berisiko melukai orang lain. Di sinilah pentingnya deteksi dini dan intervensi profesional, baik secara medis maupun psikologis.

Ia juga mengusulkan agar seluruh profesi memiliki kewajiban untuk melakukan pemeriksaan rutin, tak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga mental. Ini menjadi bagian dari upaya sistemik mencegah kekerasan, terutama di institusi pendidikan, pemerintahan, dan layanan publik.

Selain institusi, Devie menyoroti pentingnya peran keluarga. Ia menyayangkan bahwa banyak orang tua saat ini terlalu cepat merasa cukup dengan hanya memberikan gawai pada anak tanpa bimbingan. Kebebasan tanpa pendampingan tersebut menurutnya bisa menjadi “racun sosial” yang merusak pola pikir dan perkembangan emosional anak.

“Banyak orang tua merasa paling tahu, padahal 90% anak mengaku orang tuanya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Ini bukti kesombongan yang berbahaya,” ungkapnya.

Menurut Devie, pencegahan kekerasan seksual bukan hanya tugas aparat penegak hukum atau lembaga perlindungan saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Kesadaran kolektif menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan sosial yang aman, sehat, dan saling peduli.

Dengan meningkatnya kasus kekerasan di berbagai lini, sudah saatnya masyarakat menempatkan kesehatan mental sebagai bagian penting dari budaya hidup sehat. Edukasi, pemeriksaan rutin, dan dukungan sosial harus menjadi bagian dari sistem pencegahan yang berkelanjutan.

Untuk informasi seputar kesehatan mental dan upaya kolektif pencegahan kekerasan seksual, kunjungi pafipcbangkalan.org.



Berita Lainnya