Advertorial

Peparpekab Kukar 2025 Resmi Dibuka, 50 Atlet Paralimpiade Siap Bertanding

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 25 Juli 2025 16:29
Peparpekab Kukar 2025 Resmi Dibuka, 50 Atlet Paralimpiade Siap Bertanding
Pembukaan Peparpekab Kukar 2025 di Gedung Bela Diri. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pekan Paralympic Pelajar Kabupaten (Peparpekab) Kutai Kartanegara (Kukar) 2025 resmi dimulai. Selama tiga hari ke depan, sebanyak 50 peserta dari berbagai sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah inklusi akan bertanding dalam dua cabang olahraga Boccia dan atletik.

Hadir dalam pembukaan ajang tersebut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kukar, Aji Ali Husni dan Ketua Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI), Muhammad Busyron.

Ajang paralimpiade ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Kukar. Busyron menyebut, ini menjadi momen pemanasan sebelum para atlet pelajar bertanding di tingkat provinsi, bahkan nasional.

“Alhamdulillah, ini debut pertama. Di bulan September atau Oktober nanti ada Peparprov. Itu ajang seleksi menuju Bupernas di November,” jelas Bisyron di Gedung Bela Diri Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Jumat (25/7/2025).

Adapun cabang olahraga Boccia yang digelar merupakan olahraga khusus bagi penyandang disabilitas fisik berat, seperti cerebral palsy. Permainan ini mirip seperti olahraga petanque, di mana atlet melempar bola sedekat mungkin ke target.

Sementara itu, cabang atletik bagi disabilitas mencakup lomba lari, lempar, atau lompat yang telah dimodifikasi sesuai kemampuan dan klasifikasi atlet.

Untuk cabang Boccia, ada 12 atlet yang akan berlaga. Sementara atletik akan digelar di stadion, melibatkan pelajar dari empat SLB dan satu sekolah inklusi di Kukar. Secara keseluruhan, jumlah peserta yang terlibat mencapai 50 orang.

Bisyron menjelaskan, ajang ini menjadi kompetisi dan pencarian bibit unggul. Apalagi, Kukar sudah cukup dikenal di level provinsi, terutama di dua cabang tersebut.

“Kita minta doa dan dukungan dari warga Kukar. Target kita bisa lanjut ke tingkat nasional,” ujarnya.

Di sisi lain, NPCI Kaltim juga tengah mendorong Kutai Kartanegara menjadi sentra olahraga disabilitas di Kaltim. Namun, ia menyebut upaya ini butuh dukungan pemerintah daerah serta pihak terkait agar atlet-atlet tersebut tersorot ke permukaan.

“Kami harap ada sinergi pembiayaan antara provinsi dan Kukar,” tambahnya.

Kendati demikian, dirinya juga meminta agar fasilitas penunjang atlet disabilitas bisa lebih ditingkatkan. Sehingga mereka mampu meningkatkan kapasitas di cabang olahraga paralimpiade.

“Semua warga berhak mendapat ruang untuk berprestasi, termasuk anak-anak kita yang disabilitas,” tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya