Peserta Lampaui Target, LPM Sketsa Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar 2024

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 24 Agustus 2024 20:42
Peserta Lampaui Target, LPM Sketsa Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar 2024
Wartawan Kaltimtoday, Fitri Wahyuningsih saat menjadi pemateri di kegiatan pelatihan jurnalistik dasar yang digelar oleh LPM Sketsa.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Gedung Integrated Laboratory Unmul sejak pukul 07.40 WITA sudah dipenuhi puluhan pelajar dan mahasiswa dari sejumlah kampus di Samarinda. Mereka memenuhi aula pertemuan yang terbilang sangat representatif itu. Mendengarkan materi, sembari sesekali tertawa dan berinteraksi bersama pemateri.

Sabtu, 25 Agustus 2024, para pelajar SMA dan mahasiswa tersebut adalah peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) Sketsa 2024. Ini merupakan agenda tahunan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sketsa Universitas Mulawarman sejak 2022. Di tahun keduanya, kegiatan ini mengusung tema "Fundamental of Journalism: Crafting The Future of News).

Ada dua pemateri dihadirkan dalam kegiatan ini. Mereka adalah Koordinator Bidang Advokasi AJI Samarinda, Muhibar Sobary, Ardan, yang juga kontributor Mongabay Indonesia dan Project Multatuli; kemudian jurnalis Kaltim Today, Fitri Wahyuningsih, yang juga anggota AJI Samarida. 

Pemaparan materi pertama disampaikan Muhibar Sobary Ardan. Dalam materinya, pria yang akrab disapa Muhibar ini membahas pengertian pers umum, pers mahasiswa dan perbedaan keduanya. Sejarah panjang pers dunia, pers di Indonesia, dan persma. Hingga orientasi, arah gerak dan independensi persma di Indonesia.

Sementara itu, Fitri Wahyuningsih berbagi soal jurnalistik dasar. Misalnya, membedakan jenis-jenis berita, cara mengukur kelayakan informasi atau kabar buat diberitakan dengan mengukur nilai berita (news value), hingga etape menulis straight news bagi pemula. 

Kegiatan ini, kendati merupakan pelatihan kepenulisan bagi pemula, namun kedua pemateri coba menyampaikan dengan sederhana, mengalir, setara dan tidak kaku. Dalam sesi pemaparan, Muhibar Sobary bahkan sempat berseloroh "jangan kaku-kaku, lah, santai saja kita ini," yang kemudian disambut tawa peserta. 

Atau ketika Fitri membuka sesi materinya, dia minta peserta membantah, mendebat, bila ada materi dianggap melenceng dari materi jurnalisme yang awam diketahui publik.

"Saya tidak mau berkhotbah di sini. Mari diskusi, interaksi, atau bantah saja kalau ada materi saya yang dirasa tidak bener, nih, atau enggak oke," katanya.

Sebelum sesi pemaparan dimulai, kegiatan ini dibuka perwakilan rektor Unmul, Afrah Tustini Ekawati. Pembukaan kegiatan turut dihadiri Pembina Pers Sketsa Unmul Herdiansyah Hamzah, dan Rina Juwita. 

Pembina Pers Sketsa Unmul Herdiansyah Hamzah, dalam sambutannya bilang, seluruh pihak, utamanya mahasiswa mesti paham, tugas pers bukan sekadar menulis berita. Pers merupakan mata, telinga dan mulut publik. Sehingga pers juga harus memahami itu. 

"Karena pena diciptakan tidak hanya untuk menulis berita, tetapi juga untuk menulis kebenaran," tambah pria yang akrab disapa Casto ini. 

Belakangan ini, kata Castro, publik dipertontonkan berbagai bentuk kekerasan negara. Bukan cuma pada mahasiswa, masyarakat sipil pro-demokrasi, pun terhadap jurnalis yang mendapat berbagai intimidasi dan tindakan represif.

Castro menegaskan bahwa kebebasan pers itu bertalian dengan situasi negara hukum, bertalian dengan iklim demokrasi suatu negara. Makin jeblok angka kebebasan pers, maka bisa dikatakan demokratisasi dan penegakan hukum di suatu negara ikut jeblok.

"Karena pers bertalian dengan situasi negara hukum. Karena itulah pers disebut merupakan pilar keempat demokrasi," Jelasnya. 

"Saya berharap apa yang didapatkan dari pelatihan jurnalistik hari ini, teman-teman mahasiswa yang nanti ingin menjadi jurnalis, bisa memahami, bahwa jurnalis tidak hanya pandai menulis berita, tetapi betul-betul berada pada posisi menyampaikan kebenaran," tambahnya. 

Sementara itu, Nindiani Kharimah Ketua Umum Pers Sketsa Unmul mengatakan, pelatihan jurnalistik ini dilaksanakan berangkat dari sulitnya mengakses pelatihan-pelatihan jurnalistik tingkat Pers Mahasiswa (Persma) di lingkungan perguruan tinggi pasca pandemi tahun lalu. 

"Padahal kami sebagai mahasiswa yang baru belajar dalam dunia jurnalisme, kami sangat perlu mengetahui pemahaman mendasar, bagaimana proses yang benar dalam mengelola pemberitaan jurnalisme," kata perempuan yang akrab disapa Nendi ini. 

Pada 2024 ini, LPM Sketsa Unmul kembali menggelar PJTD tanpa membatasi jumlah peserta. Dan, jumlah peserta meningkat. Dari target 50-60 peserta, membludak jadi 90 peserta. 

"Cukup kaget, ternyata peserta melebihi target. Kami tentu cukup bangga dengan capaian itu," tandasnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya