Advertorial

Popda Kaltim 2025 di PPU, Jadi Ajang Kolaborasi dan Seleksi Menuju Popnas

Kaltim Today
02 September 2025 19:56
Popda Kaltim 2025 di PPU, Jadi Ajang Kolaborasi dan Seleksi Menuju Popnas
Renang, salah satu dari 14 cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Popda Kaltim 2025. (PPID Dispora Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kalimantan Timur 2025 yang dijadwalkan berlangsung di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Oktober mendatang, diproyeksikan menjadi lebih dari sekadar kompetisi antar pelajar. 

Ajang dua tahunan ini juga akan menjadi seleksi bagi atlet-atlet muda terbaik Kaltim yang akan dipersiapkan menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025 di bulan berikutnya. 

Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci sukses penyelenggaraan Popda kali ini. Menurutnya, kerja sama antara cabang olahraga (cabor) provinsi, kabupaten/kota, dan tuan rumah PPU sangat penting untuk memastikan kesiapan fasilitas maupun peralatan.

“Jangan sampai peralatan yang ada ditiadakan. Maksimalkan yang sudah ada. Kalau memang perlu biaya transportasi atau pemasangan, itu silakan menjadi tanggung jawab tuan rumah. Tapi jangan sampai muncul biaya tambahan yang dibuat-buat,” tegas Rasman.

Meski venue utama di PPU disebut siap, masih ada sejumlah penyesuaian teknis. Beberapa cabor harus digelar di luar PPU, seperti senam yang dipusatkan di Stadion Utama Palaran Samarinda karena keterbatasan alat, serta renang yang digelar di Kutai Kartanegara (Kukar).

Popda 2025 akan mempertandingkan 14 cabor resmi yang mengacu pada Popnas, ditambah dua cabor ekshibisi. Rasman menjelaskan, hasil dari kompetisi ini akan menjadi bahan pemetaan potensi atlet daerah yang siap melangkah ke tingkat nasional.

“Semua yang mengikuti Popda ini sekaligus seleksi menuju Popnas. Namun indikatornya tetap kami serahkan ke masing-masing cabor, apakah hanya berdasarkan hasil Popda atau ada pertimbangan lain,” jelasnya.

Dengan jarak hanya sebulan antara Popda dan Popnas, efektivitas pemusatan latihan juga menjadi perhatian. Rasman menilai Training Center (TC) tidak perlu terlalu lama, cukup 10–15 hari. Yang lebih penting adalah konsistensi latihan di sentra olahraga kabupaten/kota.

“Kalau konsisten berlatih setiap hari di PPLP atau SKO, itu lebih mantap. Jadi kita dorong daerah untuk memperkuat pembinaan dasar. Popda hanya menjadi ajang ukur sekaligus jalan menuju level nasional,” pungkasnya.

[NKH | ADV DISPORA KALTIM] 



Berita Lainnya