Nasional

Profil Gus Ipul, Wali Kota Pasuruan yang Dilantik Jokowi Jadi Menteri Sosial

Network — Kaltim Today 12 September 2024 07:07
Profil Gus Ipul, Wali Kota Pasuruan yang Dilantik Jokowi Jadi Menteri Sosial
Gus Ipul. (X/Jokowi)

Kaltimtoday.co - Presiden Jokowi resmi melantik Saifullah Yusuf sebagai Menteri Sosial (Mensos) yang baru setelah posisi ini ditinggalkan oleh Tri Rismaharini, yang maju sebagai calon dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Lebih dikenal sebagai Gus Ipul, Saifullah Yusuf sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur. Setelah dilantik sebagai Mensos pada Rabu (11/9/2024), Gus Ipul mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wali kota.

Penunjukan Gus Ipul oleh presiden ke posisi strategis dalam Kabinet Indonesia Maju menimbulkan banyak perhatian. Berikut adalah profil lengkap Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang memiliki perjalanan panjang dalam karier politik dan kepemimpinannya.

Profil Saifullah Yusuf

Saifullah Yusuf lahir pada 28 Agustus 1964 di Pasuruan, Jawa Timur. Sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak 2000, Gus Ipul telah lama aktif di dunia politik dan organisasi. Dia menikah dengan Fatma Saifullah Yusuf dan dikaruniai empat anak.

Gus Ipul juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), karena ia adalah keponakan dari Gus Dur. Namanya cukup dikenal dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).

Pendidikan Saifullah Yusuf

Meskipun tidak banyak informasi mengenai pendidikan Gus Ipul dari tingkat dasar hingga menengah, ia diketahui merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) dari Universitas Nasional Jakarta, di mana ia masuk pada 1985. Selama masa kuliah, Gus Ipul aktif di berbagai organisasi, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta, dan menjabat sebagai Ketua HMI Jakarta periode 1990-1992.

Ia juga sempat memimpin Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagai Ketua Pimpinan Pusat pada tahun 1990 hingga 1995.

Karier Politik Saifullah Yusuf

Sebelum terjun lebih jauh ke dunia politik, Gus Ipul aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Kepemimpinannya di GP Ansor membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum untuk dua periode, yakni dari 2000 hingga 2005, dan 2005 hingga 2010. Di bawah kepemimpinannya, hubungan Gus Ipul dengan para petinggi NU semakin erat. Ia kemudian dipercaya menjadi salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siraj.

Perjalanan politiknya dimulai saat ia dilirik untuk menjadi anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ketika Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri maju dalam Pilpres 1999. Namun, Gus Ipul tidak bertahan lama di PDIP karena adanya perbedaan pandangan antara Gus Dur dan Megawati. Pada 2001, ia keluar dari PDIP dan DPR, lalu bergabung dengan PKB, di mana ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal.

Menjabat Sebagai Menteri

Gus Ipul pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabinet Indonesia Bersatu dari Oktober 2004 hingga Mei 2007. Di masa jabatannya, Gus Ipul dikenal sebagai menteri yang sering melakukan "blusukan" untuk langsung mendengarkan keluhan masyarakat di daerah-daerah tertinggal.

Namun, masa jabatan Gus Ipul sebagai menteri tidak berlangsung lama akibat konflik internal di PKB, yang melibatkan perseteruan antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Pencopotannya dari jabatan Sekjen PKB turut mempengaruhi posisi Gus Ipul sebagai menteri.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri, Gus Ipul melanjutkan karier politiknya dengan mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2008 sebagai Wakil Gubernur mendampingi Soekarwo. Pasangan ini berhasil memenangkan Pilgub setelah melalui dua putaran pemilihan dan resmi menjabat pada 12 Februari 2009.

Keberhasilan sebagai Wakil Gubernur membuat Gus Ipul kembali terpilih bersama Soekarwo dalam Pilgub Jawa Timur 2014, memperkuat posisinya di kalangan masyarakat Jawa Timur.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya