Samarinda

Rajut Kepedulian dengan Siswa, SMPN 5 Samarinda Adakan Home Visit

Kaltim Today
05 Juli 2021 19:55
Rajut Kepedulian dengan Siswa, SMPN 5 Samarinda Adakan Home Visit
Kegiatan home visit Tenaga Kependidikan SMPN 5 Samarinda. (Foto: Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dalam rangka merajut kepedulian dengan siswa, jajaran guru SMPN 5 Samarinda mengadakan home visit. Lebih mendalam, rangkaian home visit kali ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa siswa yang dinyatakan tidak aktif atas laporan beberapa guru bidang studi.

Alhasil, tugas harian siswa yang diberikan oleh para wali kelas tidak satupun yang di selesaikan. Bahkan sampai ujian sekolah yang di laksanakan beberapa hari yang lalu pun ada siswa yang tidak bisa mengikuti.

Menurut pemarapan Kepala SMPN 5 Samarinda, Arbayah menerangkan bahwa, home visit dilakukan oleh tim yang terdiri dari kepala sekolah (Kepsek), guru BK, kesiswaan, serta guru mata pelajaran (mapel) pun ikut mendampingi jalannya kegiatan tersebut.

"Home visit ini dilatar belakangi ketidakaktifan beberapa siswa dalam pembelajaran sistem daring yang dilakukan sekolah dalam masa pandemi Covid-19 tahun ini," ujar Arbayah, Senin (5/7/2021).

Dilanjutkan Arbayah, kendala itu pun yang awalnya menjadikan pihak sekolah bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi sampai siswa-siswi tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.

"Dengan home visit akhirnya sekolah mendapatkan informasi yang jelas dan akurat karena langsung dari orangtua dan siswa yang bersangkutan," urainya.

Dari terselenggaranya kegiatan ini, Arbayah berpesan bahwa sebagai manusia, pihaknya tidak bisa menebak atau memvonis siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran disebabkan oleh kemalasan.

"Ternyata sebagai faktor lain juga menjadi pengaruh besar terhadap pembelajaran daring," ucapnya.

Namun yang dia temukan, masalah yang terjadi disebabkan oleh keterbatasan fasilitas dan ekonomi orangtua yang sangat mempengaruhi pembelajaran daring.

"Keluarga yang memiliki anak yang semua masih sekolah pasti akan terasa sekali karena masing-masing anak harus difasilitasi HP untuk keperluan belajarnya. Dengan keterbatasan ekonomi orangtua pasti tidak sanggup kalau harus memfasilitasi anaknya masing-masing satu HP," paparnya.

Sehingga dia berharap agar para pengajar di SMPN 5 Samarinda senantiasa bisa menjadikan permasalahan itu sebagai pengecualian yang tidak dimasukkan pada penilaian siswa.

"Sebagai pengajar juga harus bisa memilih dan memilah siswa-siswi yang kategori ini untuk bisa dijadikan pengecualian sebagai dasar ketuntasan belajarnya," harapnya.

[REF | RWT | ADV DISDIK SAMARINDA]



Berita Lainnya