Daerah

Remaja 14 Tahun Diterkam Buaya, Korban Alami Luka Sobek

Kaltim Today
03 Februari 2025 10:11
Remaja 14 Tahun Diterkam Buaya, Korban Alami Luka Sobek
ASW (kiri) tengah mengobati luka bekas gigitan buaya bersama ibunya (kanan). (Miko/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Buaya berukuran kurang lebih 3 meter menerkam remaja berinisial ASW (14 tahun), warga Mangga 3, Tanjung Redeb, Berau pada, Minggu (2/2/2025) malam.

Ibu korban, Sanatang yang dikonfirmasi, Senin (3/2/2025) menyebut, kejadian bermula saat anaknya bersama rekan yang lain tengah asik bermain saat air sungai sedang pasang. Saat sedang bermain, ada muncul kelembung dari dalam air.

Namun begitu, di usia mereka yang belum paham, fenomena tersebut dianggap bukanlah ancaman serius. Tanpa disadari, buaya langsung menerkam kaki kiri ASW yang menyebabkan luka sobek cukup serius.

"Anak saya itu sempat tercebur, tapi ada pamannya yang melihat langsung diselamatkan, setelah didapati kakinya terluka langsung kita bawa ke mantri untuk diobati," ujarnya.

Sebagai warga yang bermukim di RT 3, yang merupakan kawasan bantaran Sungai Kelay, Sanatang mengaku, kemunculan buaya memang sering terlihat namun sekilas, setelahnya hilang.

"Kalau buaya memang sering kelihatan, tapi sekilas saja, habis itu hilang," tambahnya.

Terpisah, pelaksana harian Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Berau, Edwin menuturkan, setelah mendapat laporan ia bersama pihaknya langsung bergegas melakukan penyisiran di lokasi sekitar. Namun hasil yang didapati nihil.

Dari pengamatan BKSDA, kondisi alam yang kian berubah menyebabkan habitat hewan liar terganggu bahkan tak jarang sejumlah hewan masuk ke permukiman warga.

"Buaya ini juga merupakan salah satu satwa yang dilindungi dan ranahnya sekarang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait kewenangan penanganannya, tapi dari kita tetap kalaupun mau menangkap tentu akan berkoordinasi," katanya.

BKSDA mengimbau, kejadian ini menjadi peringatan bagi warga apalagi yang mempunyai anak kecil untuk waspada saat banjir. Karena serangan buata menjadi salah satu ancaman keselamatan.

[MGN]



Berita Lainnya