Daerah

RSUD AWS Samarinda Paparkan Fakta Soal Ketersediaan Tempat Tidur Pasien

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 20 Oktober 2025 17:37
RSUD AWS Samarinda Paparkan Fakta Soal Ketersediaan Tempat Tidur Pasien
Wakil Direktur Medik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda mengklarifikasi terkait pemberitaan yang beredar di media. Pihaknya mendapat isu miring tentang permainan tempat tidur, sehingga beberapa pasien mengeluhkan tidak mendapat tempat tidur untuk pelayanan rawat inap.

Wakil Direktur Medik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor memaparkan bagaimana kondisi umum harian rumah sakit, dalam data tiga bulan terakhir.

Pasien rawat inap berasal dari dua sumber: IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan Poliklinik. Pada bulan Juli, jumlah pasien dari Poliklinik sebanyak 1.398 orang, dan dari IGD 1.293 orang.

Pada bulan Agustus, ada 1.394 Pasien poliklinik dan 1.275 pasien di IGD. Bulan selanjutnya yakni September pun kurang lebih sama, yakni 1.116 poliklinik, dan 1.435 pasien IGD.

"Jadi, totalnya sekitar 3.000–3.500 pasien per tiga bulan yang masuk melalui IGD," imbuhnya.

Untuk Agustus dan September, angkanya memang bervariasi, tetapi kurang lebih masih dalam kisaran yang sama. Kalau dirata-ratakan, setiap hari ada sekitar 86–87 pasien yang masuk ke ruang rawat inap.

Ia juga menjelaskan soal ketersediaan tempat tidur di RSUD AWS Samarinda, di antaranya VIP (67 tempat tidur), IP (64 tempat tidur), Kelas I (104 tempat tidur), Kelas II (57 tempat tidur), Kelas III (199 tempat tidur), Ruang Luka Bakar (2 tempat tidur), Perinatologi (10 tempat tidur), Stroke Center (17 tempat tidur), dan Ruang Isolasi (25 tempat tidur).

Namun, masalah muncul ketika jumlah pasien yang masuk tidak seimbang dengan yang keluar. Setelah ditelusuri pihak rumah sakit, ternyata pasien keluar selalu lebih sedikit dari pasien masuk.

"Artinya, ada pasien yang tidak mendapat tempat tidur," tambahnya.

Selain itu, masalah utamanya juga mengacu pada syarat utama pasien meninggalkan IGD. Pasien tidak diperbolehkan pulang jika kondisinya belum stabil. 

"Kemudian juga kami punya SOP, tidak boleh mencampur pasien wanita dan pria. Standar perawatan kami tidak memperbolehkan pasien laki-laki dan perempuan dirawat dalam satu ruangan. Hal ini juga menyebabkan keterbatasan ruang," ungkapnya.

Beberapa ruang perawatan saat ini sedang dalam tahap renovasi. Gedung RSUD AWS sudah berusia lebih dari puluhan tahun, sehingga memang perlu pembaruan agar pasien lebih nyaman.

"Kami sedang menyesuaikan dengan standar baru. Dulu, satu ruang rawat inap bisa diisi 5 tempat tidur, sekarang maksimal 4 tempat tidur per kamar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan sekaligus memenuhi standar pelayanan yang berlaku," tutupnya.

[RWT]



Berita Lainnya