Entertainment
Ruben Onsu Idap Penyakit Langka, Apa Itu Empty Sella Syndrome?
Kaltimtoday.co - Kabar terkini tentang kesehatan pembawa acara sekaligus pengusaha, Ruben Onsu. Pria bernama lengkap Ruben Samuel Onsu tersebut diketahui mengidap penyakit langka, yaitu Empty Sella Syndrome (ESS).
Dilansir Berita Satu, selain mengidap Empty Sella Syndrome Ruben juga terkena penyempitan sumsum tulang belakang hingga sempat dilarikan ke ICU pada Juni 2022 lalu. Lantas, apa itu Empty Sella Syndrome? Berikut informasi lengkapnya.
Mengenal Empty Sella Syndrome
Dilansir Kemenkes RI, Empty Sella Syndrome adalah kumpulan gejala akibat kosongnya Sella Turcica atau tidak tampaknya hipofise. Terjadinya kelainan langka berupa pembesaran struktur pada tengkorak.
Dilansir Primaya Hospital, Sella Turcica adalah cekungan berbentuk pelana yang letaknya di tulang di dasar tengkorak tempat kelenjar pituitari atau hipofisis. Diketahui, kelenjar ini berfungsi sebagai produsen hormon tertentu sekaligus mengendalikan pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Jenis Empty Sella Syndrome
Penyakit Empty Sella Syndrome terdapat 2 (dua) jenis, yakni primer dan sekunder.
1. Empty Sella Syndrome (ESS) Primer
Terjadi saat sebagian otak menekan Sella Turcica dan meratakan kelenjar pituitari. Penderita sindrom ini mungkin memiliki kadar hormon prolaktin yang tinggi hingga mampu mengganggu fungsi normal testis dan ovarium.
Sindrom ini paling sering terjadi pada orang dewasa dan wanita yang kerap dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
2. Empty Sella Syndrome (ESS) Sekunder
Terjadi saat kelenjar pituitari rusak akibat penyebab tertentu. Kondisi penderita yang mengalami sindrom ini menunjukkan hilangnya fungsi hipofisis, seperti infertilitas dan berhentinya masa menstruasi. Gangguan lainnya yang dialami, antara lain:
- Tumor otak
- Tumor kelenjar hipofisis
- Cedera kepala atau cedera otak
- Rusaknya kelenjar pituitari akibat komplikasi saat melahirkan (sindrom sheehan)
- Meningkatkan tekanan di dalam otak (hipertensi intrakranial)
Gejala Empty Sella Syndrome
Seringnya, penyakit Empty Sella Syndrome tidak bergejala. Sebab itu, Anda perlu mengetahui keluhan-keluhan yang dialami antara lain:
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Menstruasi tidak teratur atau berhenti sama sekali
- Disfungsi ereksi
- Menurunnya gairah seks
- Meningkatkan tekanan di otak
- Keluar cairan otak dari hidung
- Pubertas lebih dini atau tertunda
- Pertumbuhan lambat
- Galaktorea, yakni kondisi keluarnya ASI atau cairan yang menyerupainya dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui
- Papiledema, yakni kondisi gangguan penglihatan karena saraf mata bengkak akibat tekanan di otak
- Dolikosefali, yakni kondisi bentuk kepala yang lebih panjang
- Kriptorkismus, yakni kondisi testis tidak turun
Bagaimana Cara Mengetahui Empty Sella Syndrome?
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda mengidap Empty Sella Syndrome adalah segera melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis neurologi. Pemeriksaan yang dilakukan dokter, di antaranya:
- CT scan kepala untuk mengetahui kondisi bagian otak dan tempat kelenjar pituitari
- MRI kepala untuk mengetahui kondisi kelenjar pituitari apakah tampak mendatar, mengecil, atau bahkan hilang di Empty Sella Syndrome
- Tes darah untuk memeriksa kadar hormon dalam darah
Kondisi Ruben Onsu Saat Ini
Dilansir Berita Satu, Ruben Onsu mengaku bahwa tubuhnya masih dalam pantauan tim rumah sakit hingga saat ini karena enyakitnya dapat kambuh kapan pun.
Bahkan, pria berusia 40 tahun tersebut membutuhkan 45 detik untuk beristirahat jika sewaktu-waktu penyakitnya kambuh. Ia menjelaskan, hal pertama kali yang diserang saat penyakitnya kambuh adalah bagian mata yang membuat penglihatannya menjadi buram/blur.
Namun, ia menuturkan bahwa telah berdamai dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan tim rumah sakit mengenai kondisi kesehatannya saat ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Jaga Kesehatan Dengan Cerdik, ini 7 Hal Pemicu Stroke
- Bahaya Penyakit Difteri: Ini Gejala dan Cara Pencegahannya
- Kenali 2 Jenis Kesehatan Mental dan Begini Cara Mengatasimya
- Belum Ada Obatnya! 100 Orang Terinfeksi Virus West Nile di Israel: Ini Gejala dan Dampak
- Kemenkes RI Ungkap Kasus DBD Tembus 76 Ribu di Tahun 2024: Berikut Penyebab, Gejala, dan Tips Pencegahan