Nasional
Sambut Hari Raya Nyepi 2024, Ketahui Rangkaian Proses Upacara Selama Perayaan Nyepi Umat Hindu
Kaltimtoday.co - Indonesia merupakan negara demokrasi yang memiliki keragaman budaya dan bahasa termasuk kepercayaan agama. Selain Hari Raya Idul Fitri dan Natal, masyarakat Indonesia juga merayakan Hari Raya Nyepi. Tahun ini, Hari Raya Nyepi tepat jatuh pada 11 Maret 2024.
Hari raya ini merupakan hari raya yang dirayakan oleh umat Hindu tiap tahun baru Saka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pengambilan kata Nyepi pada hari besar umat Hindu ini berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Sebelum merayakan Nyepi, umat Hindu menjalani beberapa rangkaian upacara antara lain yaitu Melasti, Tawur Agung Kesanga dan Pengerupukan .
Bali adalah salah satu wilayah Indonesia yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Hindu, sehingga perayaan hari raya nyepi di Bali adalah perayaan nyepi terbaik. Selama perayaan nyepi masyarakat Bali diharuskan untuk tetap berdiam diri didalam rumah selama 24 jam. Bahkan untuk menyalakan cahaya dan api di dalam rumah pun tetap tidak diperkenankan
Dilansir dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, masih ada beberapa hal yang jarang diketahui masyarakat luar Bali mengenai rangkaian upacara adat sebelum dan sesudah perayaan Nyepi. Berikut rangkaian upacara adat sebelum dan sesudah perayaan Hari Raya Nyepi.
A. Sebelum Perayaan Nyepi
Upacara Melasti
Untuk mengawali perayaan nyepi di Bali, biasanya umat hindu melakukan ritual Melasti (Melis/Mekiyis) selama tiga atau empat hari sebelum ritual Nyepi diadakan. Ritual ini dilakukan oleh umat Hindu dengan tujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi dan dilakukan di pura yang berada di dekat laut.
Ritual Melasti memiliki makna untuk membersihkan Bhuana Alit (kekuatan dalam diri manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta) yang dilaksanakan di segara (laut) atau secara sederhananya umat Hindu melakukan ritual ini guna mensucikan diri di pura yang berada dekat laut.
Dalam proses penyucian diri tersebut biasanya mereka juga membawa pratima dan pralingga-pralingga yang berupa Rangda, Barong, dan Arca ke pantai. Selain itu, mereka juga mengenakan pakaian berwarna putih.
Tawur Agung Kesanga
Setelah Melasti, rangkaian perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau Mecaru. Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi. Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh. Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia. Karena itu, di akhir perayaan ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.
Tradisi Tawur Agung Kesanga ini memiliki makna membersihkan Jagad Bhuana Alit dan Bhuana Agung berdasarkan pada konsep Tri Hita Karana. Secara sederhananya tradisi ini bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia.
Upacara Pengerupukan
Pada malam harinya umat Hindu di Bali akan mengadakan upacara pengerupukan. Dalam upacara ini akan ada banyak ogoh-ogoh yang turun di jalanan Bali. Ogoh-ogoh yang diarak oleh masyarakat ini melambangkan segala hal buruk yang harus dihancurkan agar membawa kembali unsur yang baik untuk lingkungan masyarakat. Bentuk dan sosok ogoh-ogoh juga biasanya berukuran besar dan berbentuk menakutkan. Bentuk dan ukuran ini berguna untuk menggambarkan semua sifat buruk yang ada di dunia.
B. Setelah Perayaan Hari Raya Nyepi
Upacara Ngembak Geni
Usai melaksanakan nyepi selama 24 jam, masyarakat Hindu di Bali melanjutkan dengan upacara Ngembak Geni. Upacara ini dirayakan dengan cara saling berkunjung ke sanak saudara dan keluarga, atau mereka juga dapat melakukan dharma shanti. Upacara ini dilakukan sebagai penutup perayaan Nyepi yang membawa harapan umat Hindu memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
C. Fakta Menarik Tentang Perayaan Nyepi di Bali
Selama 24 jam perayaan Nyepi di Bali, ternyata ada beragam hal menarik yang terjadi. Berikut ini beberapa fakta menarik terkait perayaan Nyepi di Bali:
1. Hemat satu juta liter bahan bakar
Karena saat perayaan Nyepi, masyarakat dilarang menyalakan cahaya dan beraktifitas diluar rumah, maka dalam jangka kurun waktu 20 jam tersebut masyarakat akan menghemat bahan bakar dan listrik.
2. Mengurangi global warming
Nyepi juga memberikan dampak positif pada lingkungan, selama perayaan Nyepi Bali berhasil menghemat listrik hingga 60% dibandingkan hari biasa. Selain baik untuk keseimbangan lingkungan, ritual Nyepi juga membuat Bali jadi lokasi yang tepat bagi wisatawan untuk melakukan refleksi diri.
Jadi, apakah anda sudah cukup paham mengenai prosesi upacara Nyepi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Dukung Gelaran Gempita Kriya dan Ubud Eatery Festival, Kontribusi Bank BJB Dongkrak Budaya Nusantara
- Hadiri Genta Nusantara III di Bali, Rendi Solihin Sebut Kukar Terus Lestarikan Kebudayaan dan Kearifan Lokal
- Kunjungan Wisatawan India ke Bali Meningkat, Dispar Sebut Belum Ada Pengawasan Khusus Terkait Virus Nipah
- Jelang Pra PON Agustus Mendatang, FOBI Kaltim Bakal Gelar Selekprov
- Sektor Pariwisata Masih Minim, Taufik Minta Balikpapan Tiru Bali