Nasional
Sejarah Hari Santri Nasional dan Awal Mula Pesantren di Indonesia
Kaltimtoday.co - Setiap 22 Oktober, Indonesia memperingati Hari Santri Nasional. Peringatan ini merujuk pada peran penting KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dalam sejarah perjuangan bangsa, khususnya melalui Resolusi Jihad yang menggerakkan ribuan santri di Jawa Timur pada masa kemerdekaan.
KH Hasyim Asy'ari, yang merupakan kakek dari Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengeluarkan Resolusi Jihad yang berdampak besar dalam membangkitkan semangat perjuangan santri dan pesantren melawan penjajah.
Namun, bagaimana sejarah awal pesantren dan santri di Indonesia terbentuk? Berikut ulasannya.
Sejarah Berdirinya Pesantren di Indonesia
Pesantren di Indonesia memiliki akar sejarah yang panjang, bahkan sejak masa kerajaan-kerajaan Nusantara, sebelum kolonialisme Belanda. Pada masa awal, pesantren tidak formal seperti yang kita kenal sekarang. Pesantren awal merupakan perkumpulan untuk mengajarkan ajaran Islam tradisional, dan belum menjadi lembaga pendidikan resmi yang diakui oleh kerajaan maupun kolonial.
Penyebaran Islam di Nusantara dimulai sekitar abad ke-7 hingga ke-13 Masehi melalui jalur perdagangan yang dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat (India), dan China. Para pedagang ini tidak hanya berdagang, tetapi juga memperkenalkan ajaran agama Islam.
Pada masa itu, para ulama mendirikan surau atau langgar, yang berfungsi sebagai tempat pengajaran Islam kepada masyarakat lokal. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pesantren di Indonesia.
Pesantren pada Masa Kerajaan Islam
Pesantren mulai dikenal luas sebagai lembaga pendidikan Islam sekitar abad ke-15 hingga ke-16 Masehi, bersamaan dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara seperti Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram, dan Kesultanan Banten.
Pada masa tersebut, muncul ulama besar yang dikenal sebagai Wali Songo atau sembilan wali. Para Wali Songo memiliki peran penting dalam menyebarkan dakwah Islam di Indonesia dan turut mendirikan pesantren yang fokus pada pengajaran tauhid, Al-Qur'an, hadis, dan juga peran politik dalam masyarakat.
Pesantren kemudian berkembang menjadi lembaga dakwah dan pendidikan yang memainkan peran strategis dalam menyebarkan ajaran Islam serta membentuk generasi santri yang turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- MUI Nonaktifkan 2 Anggota Diduga Terlibat Organisasi Afiliasi Yahudi
- Tuai Polemik! 5 Nahdliyin Temui Presiden Israel, PBNU Tegaskan Bukan Atas Nama Organisasi
- Lambang NU Diplesetkan, Warga Surabaya Laporkan Akun X ke Polisi
- Kontroversi Izin Pengelolaan Tambang: NU Dukung, Ormas Lain Menolak
- Apa Bedanya NU dan Muhammadiyah di Indonesia? Begini Penjelasannya