Nasional

Siapa Saja yang Beresiko Terinfeksi HIV/AIDS? Berikut 5 Cara Atasi Kecemasan Sebelum Tes!

Kaltim Today
24 Januari 2024 07:00
Siapa Saja yang Beresiko Terinfeksi HIV/AIDS? Berikut 5 Cara Atasi Kecemasan Sebelum Tes!
Mari Bersama Hentikan Tersebarnya Penularan HIV AIDS. (Pixabay)

Kaltimtoday.co - HIV/AIDS saat ini masih menjadi tantangan serius bagi kesehatan global dan untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengidentifikasi kelompok orang yang memiliki risiko tinggi terkena virus tersebut. Pemeriksaan HIV menjadi salah satu langkah solutif dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini. 

Memahami secara mendalam kelompok orang yang memerlukan pemeriksaan menjadi kunci untuk menghentikan penyebaran virus dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada individu yang terkena dampak.

Mengenal HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, membuat penderitanya rentan terhadap berbagai penyakit. Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual yang tidak aman, penularan dari ibu hamil yang positif HIV kepada janinnya, dan penularan melalui transfusi darah yang terkontaminasi HIV. 

Sementara itu, AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV tidak langsung masuk stadium AIDS. Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.

Siapa Saja yang Beresiko Terinfeksi HIV/AIDS dan Perlu Melakukan Pemeriksaan?

Setiap orang yang beresiko perlu melakukan pemeriksaan
Setiap orang yang beresiko perlu melakukan pemeriksaan. (Pexels)

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2022 Tentang Penanggulangan HIV/AIDS dan IMS, disebutkan bahwa terdapat beberapa golongan yang menjadi sasaran pemeriksaan HIV, yang meliputi:

a. Populasi Kunci

Masyarakat dengan perilaku yang memiliki risiko tertular dan menularkan HIV dan IMS. Golongan yang termasuk dalam populasi kunci mencakup:

  • Pekerja seks
  • Pengguna napza suntik (penasun)
  • Waria
  • Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL)

b. Populasi Khusus

Kelompok masyarakat yang memiliki risiko tertular dan menularkan HIV dan IMS. Kelompok yang termasuk dalam populasi khusus yakni:

  • Pasien Tuberkulosis (TBC)
  • Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
  • Ibu hamil
  • Tahanan dan warga binaan pemasyarakatan

c. Populasi Rentan

Masyarakat dengan kondisi fisik dan jiwa, perilaku, dan/atau lingkungan yang memiliki risiko tertular dan menularkan HIV dan IMS. Kelompok yang termasuk dalam populasi rentan meliputi:

  • Anak jalanan
  • Remaja
  • Pelanggan pekerja seks
  • Pekerja migran
  • Pasangan dari populasi kunci/ODHIV/pasien IMS

Kenapa Perlu Mengidentifikasi Kelompok yang Beresiko Mengidap HIV/AIDS dan Mengajak Mereka untuk Melakukan Pemeriksaan?

Tes HIV merupakan salah satu langkah pencegahan
Tes HIV merupakan salah satu langkah pencegahan. (Freepik)

Mengetahui kelompok populasi yang menjadi target pemeriksaan HIV merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan anggota populasi tersebut. Tes HIV dalam konteks ini bukan hanya tindakan perorangan, tetapi juga bagian integral dari strategi yang lebih luas untuk mencegah penyebaran virus di tingkat populasi.

Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pemeriksaan HIV dan mengurangi stigma yang terkait dengannya. Melalui dukungan terhadap kampanye edukasi dan peningkatan aksesibilitas tes HIV, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendorong individu untuk secara rutin melakukan pemeriksaan. Upaya ini tidak hanya terkait dengan kesehatan pribadi, tetapi juga mencakup tanggung jawab kolektif kita dalam mengatasi pandemi HIV/AIDS secara bersama-sama.

Cara Mengatasi Kecemasan Sebelum Melakukan Tes HIV

Tidak perlu khawatir untuk melakukan tes HIV
Tidak perlu khawatir untuk melakukan tes HIV. (Freepik)

Bagi sebagian orang, melakukan tes HIV mungkin dapat menjadi momok yang menakutkan. Padahal tes ini penting dilakukan karena dapat membantu seseorang mendapatkan perawatan yang tepat dan menghindari penyebaran virus ke orang lain

Lantas, bagaimana cara mengatasi ketakutan saat akan melakukan pemeriksaan HIV? Dilansir dari laman Yankes Kemkes, kalian bisa melakukan beberapa hal berikut ini.

1. Berinteraksi dengan Tenaga Profesional Kesehatan atau Konselor HIV

Banyak orang merasa takut atau malu saat akan menjalani tes HIV, tetapi penting untuk diingat bahwa tenaga profesional kesehatan atau konselor HIV telah terlatih untuk menangani situasi semacam ini. 

Jangan ragu untuk membicarakan kekhawatiran dan ketakutan Anda dengan mereka. Mereka dapat memberikan informasi yang jelas dan dukungan emosional. Konseling pra tes HIV sebelum memutuskan untuk melakukan tes, terutama untuk menilai faktor risiko, tentu dapat sangat bermanfaat.

2. Cari Informasi Tentang Tes HIV

Temukan informasi yang akurat tentang tes HIV. Anda dapat mencari informasi di internet atau meminta saran dari tenaga profesional kesehatan atau konselor HIV. Informasi yang akurat dapat membantu Anda memahami prosedur tes HIV dan mengurangi kecemasan yang tidak perlu.

3. Temukan Sumber Dukungan

Mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi kecemasan. Temukan sumber dukungan, seperti teman, keluarga, atau komunitas tertentu. Berbicaralah dengan mereka tentang kekhawatiran Anda dan minta dukungan saat akan menjalani tes HIV.

4. Gunakan Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi seperti meditasi atau pernafasan dalam dapat membantu mengurangi kecemasan sebelum melakukan tes HIV. Cobalah praktikkan teknik relaksasi selama beberapa menit. Ini dapat membantu menenangkan pikiran dan membuat Anda lebih siap secara emosional.

5. Ingatkan Diri tentang Manfaat Tes HIV
Tes HIV dilakukan untuk kesehatan Anda dan juga untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Ingatkan diri Anda tentang manfaat tes HIV. Jika hasilnya negatif, Anda dapat merasa lega dan tenang. Meskipun begitu, konselor HIV akan menjelaskan tentang window periode (waktu antara infeksi HIV dan tes HIV dapat mendeteksi infeksi). 

Selama window periode, tes HIV mungkin tidak dapat mendeteksi infeksi karena tubuh belum menghasilkan jumlah antibodi atau antigen HIV yang dapat dideteksi oleh tes. Jika Anda berada dalam window period, konselor HIV akan menjadwalkan tes HIV ulang. Jika hasilnya positif, konsultasi dengan konselor HIV dapat membantu Anda mencari perawatan yang tepat dengan segera.

[Kontributor : Gilang Satria Pratama | Editor : Diah Putri]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 



Berita Lainnya