Nasional
Starlink Tawarkan Harga Murah di Indonesia, Benarkah Predatory Pricing?
Kaltimtoday.co, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) angkat bicara terkait harga murah yang ditawarkan penyedia jasa internet berbasis satelit, Starlink, di Indonesia. KPPU menyatakan bahwa harga murah Starlink tidak selalu tergolong dalam praktik "predatory pricing" atau penjualan barang di bawah harga modal.
Menurut Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha, harga murah tidak secara otomatis mengarah pada predatory pricing. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
"Predatory pricing bukan hanya tentang harga murah, tapi ada persyaratan lain yang harus dipenuhi," tambah Hilman Pujana, Anggota KPPU lainnya.
Akademisi Universitas Indonesia, Ine Minara Ruky, menjelaskan bahwa predatory pricing bertujuan untuk menyingkirkan pesaing dengan menetapkan harga di bawah biaya produksi untuk mencapai posisi monopoli.
Namun, Ine menambahkan, dalam industri digital, praktik predatory pricing tidak lazim. Persaingan di industri ini lebih fokus pada inovasi dan kualitas layanan.
"Pemain lama yang tersingkir biasanya akan kembali berinovasi dan bersaing dengan pemain unggul," ujar Ine.
Starlink saat ini menawarkan diskon 40% untuk perangkatnya di Indonesia hingga 10 Juni, yang menurunkan harga dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,68 juta. KPPU menyebut hal ini sebagai "promotional pricing" yang wajar dalam bisnis.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Ini Fitur dan Daftar Harga Paket Internet Starlink di Indonesia
- Diskominfo PPU Tingkatkan Fasilitas Internet di 180 Titik, Fokus Keamanan Data dan Pelayanan Publik
- Diskominfo PPU Segera Rampungkan Pemasangan Infrastruktur Jaringan Internet
- Tingkatkan Konektivitas, Pemda PPU Pastikan Internet Terpasang di Seluruh Fasilitas Umum dan Sekolah
- Pemda PPU Sebut Pemenuhan Akses Jaringan Internet Sekolah Terbantu Dana BOS