Advertorial

Sukses Bentuk KPPS, SMA 2 Balikpapan Kolaborasi Multisektor untuk Maksimalkan Pencegahan Stunting

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 26 November 2023 19:39
Sukses Bentuk KPPS, SMA 2 Balikpapan Kolaborasi Multisektor untuk Maksimalkan Pencegahan Stunting
SMA 2 Balikpapan. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sukses membentuk Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS), SMA 2 Balikpapan juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan program pencegahan stunting. Misalnya dengan puskesmas, organisasi kesehatan, dan lembaga pemerintah. 

Kepala SMA 2 Balikpapan, Ririen Friedayati mengatakan, terjalinnya kerja sama dengan berbagai pihak itu tak hanya menguntungkan sekolah. Tapi juga menghasilkan dampak signifikan terkait upaya pencegahan stunting. 

Ririen menyebut, dengan menjalin kerja sama dengan puskesmas, pemerintah, dan organisasi kesehatan, pihaknya mampu menyusun program-program pencegahan stunting yang terintegrasi secara optimal. 

"Langkah-langkah tersebut mencakup penyuluhan gizi, distribusi suplemen nutrisi, dan kampanye penyadaran akan bahaya stunting di kalangan masyarakat," ucap Ririen. 

Dia mengatakan, puskesmas jadi mitra prioritas. Sebab puskesmas turut menyediakan suplai tablet tambah darah yang di mana sangat krusial untuk mengatasi masalah kekurangan gizi. Diketahui, kekurangan gizi menjadi salah satu peluang terjadinya stunting. 

"Sebagai bagian dari program ini, setiap minggu, semua remaja putri di lingkungan tersebut secara rutin mengonsumsi tablet tambah darah ini," sambungnya. 

Ririen mengatakan, kolaborasi yang terjalin juga melibatkan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat. Dia berharap, kerja sama itu bisa membuka jalan lebih jauh untuk pencegahan stunting di tingkat nasional. 

Bahkan, SMA 2 Balikpapan juga menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) untuk menyosialisasikan terkait bahayanya pernikahan anak. Dalam hal ini, Kemenag juga mendukung penuh pencegahan stunting dengan fokus untuk mencegah terjadinya pernikahan anak. 

Sebab, selama ini banyak fenomena pernikahan anak yang akhirnya sang ibu melahirkan anak berpotensi stunting. Sebab usia ibu dan kondisi kehamilan yang cenderung masih muda dan belum siap mengandung. 

"Langkah preventif ini merupakan bagian dari strategi kami untuk mencegah stunting dari akar permasalahan," tambahnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kampung Keluarga Berencana (KB) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Gunung Samarinda. Diharapkan, dengan terlaksananya kerja sama itu bisa semakin memaksimalkan upaya pencegahan stunting melalui edukasi hingga dukungan. 

"Kami yakin, kerja sama ini akan membawa dampak positif yang signifikan dalam mewujudkan generasi yang lebih sehat dan tangguh di masa depan," tandasnya.

[RWT | ADV DISDIKBUD KALTIM]



Berita Lainnya