Nasional
Survei LPMM: Gen Z dan Y Lebih Pilih Airlangga dan Golkar
Lembaga Penelitian Masyarakat Millenial (LPMM) melakukan penelitian terhadap perilaku generasi Z dan generasi Y, serta menakar kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dan preferensi Gen Z dan Y terhadap Parpol dan tokoh-tokoh Bakal Capres 2024-2029 di era pandemi Covid-19.
Survei dilakukan oleh LPMM setelah dua tahun pengaruh pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, ekonomi masyarakat terutama kaum muda, serta sikap dan penilaian pemilih muda terhadap dinamika politik nasional akibat Covid-19 serta penilaian terhadap program-program penanggulangan Covid-19 dan dampaknya serta pelaksanaanya oleh pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Riset kuantitatif tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkah laku, dan persepsi Generasi Z (lahir pada tahun 1997-2012) dan Generasi milenial (lahir pada tahun 1981-1996) dalam Menakar Kinerja Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dan Preferensi Publik Keterpilihan Parpol dan Tokoh-Tokoh Bakal Calon Presiden 2024-2029 untuk melanjutkan pemerintahan Jokowi di era pandemi Covid-19.
Chief Executive LPMM, Alamsyah Wijaya mengatakan, penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael, 1997 (dalam Glasow, 2014) menyatakan bahwa, metode survei adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan, untuk memecahkan masalah yang telah diajukan atau diamati, untuk menilai kebutuhan dan menetapkan tujuan, untuk menentukan apakah spesifik atau tidak tujuan telah terpenuhi, untuk membangun basis garis terhadap perbandingan masa depan dapat dibuat, untuk menganalisis tren lintas waktu, dan umumnya, untuk menggambarkan apa yang ada, dalam jumlah berapa, dan dalam konteks apa.
"Teknik penetapan sampel dilakukan adalah probability sampling dengan cara Multi Stage Random Sampling dengan jumlah responden 2.140 orang berusia (17-25 tahun) dari Generasi Z (lahir pada tahun 1997-2012) dan Generasi milenial (lahir pada tahun 1981-1996) yang berjumlah total 142 juta penduduk," kata Alamsyah Wijaya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/3/2023).
Alamsyah menjelaskan, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui sambungan telepon seluler dan Whatsapp Video Call secara langsung di 34 ibu kota provinsi di Indonesia.
Margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2.08 % dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Survei dilakukan pada 4-18 Maret 2023.
Profil responden
Secara umum yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak, yaitu 51,4%, sedangkan laki-laki 48,6%.
Usia responden tertinggi berada di kisaran 18-25 tahun sebanyak 51,5% sedangkan usia 26-39 tahun berjumlah 48,5%.
Tingkat pendidikan terakhir responden paling banyak di tingkat SMP-SMA yaitu 44,6%, menyusul S1 sebanyak 39,3 %. Sementara untuk S2/S3 hanya 16,1%.
Pekerjaan responden adalah mahasiswa sebanyak (26,7%), wiraswasta (23,8%), karyawan swasta (30,2%), ibu rumah tangga (9,1 %), dan PNS (10,2%).
Hasil Temuan Survei
Alamsyah menyebutkan, pendapat dan penilaian Gen Z dan Y terhadap keadaan saat ini untuk tingkat optimisme Gen Z dan Y dalam menjalani kehidupan dalam 5 tahun ke depan sebanyak 79,2 persen sangat optimis kehidupan 5 tahun mendatang akan lebih baik dari sekarang, dan sebanyak 14,2 persen pesimis dengan kehidupan akan membaik dalam lima tahun mendatang akibat dampak Covid-19 dan selebihnya 6,3 persen tidak menjawab.
Selain itu, semangat nasionalisme tersebut juga tertanam di dalam jiwa Gen Z dan Y . Mereka optimis dengan kondisi Indonesia ke depan. Secara umum, mereka menilai kehidupan di Indonesia telah berjalan dengan baik. Optimisme paling tinggi diberikan pada aspek kehidupan keberagaman di Indonesia (89,7%), keutuhan NKRI (94,7%), demokrasi di Indonesia (81,9%), hingga kondisi keamanan di Indonesia (83,4%). Sedangkan, beberapa aspek yang dianggap belum berjalan begitu baik ke depan adalah persoalan ekonomi di Indonesia (62,8%), kondisi politik (62,1%), Pemberantasan korupsi (43,7%) dan penegakan hukum (61,7). Penilaian tersebut tentu diberikan milennial dengan memperhatikan berbagai fenomena yang terjadi belakangan ini.
Tak hanya itu, kata Alamsyah, akses internet oleh Gen Z dan Y hasil riset menunjukkan bahwa 95,8 % Gen Z dan Y Indonesia telah terkoneksi dengan internet. Internet menjadi kebutuhan utama bagi Gen Z dan Y dan bisa dikatakan merupakan generasi yang sudah kecanduan internet atau dalam bahasa lain disebut i-generation.
Dia menyebutkan, media yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendapatkan informasi/berita politik, adalah media online sebanyak 88,3% dan televisi sebanyak 11,7% sedangkan untuk surat kabar dan radio relatif sangat sedikit
Hasil Temuan Terkait Persepsi Politik dan Sosial Gen z & Y terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Legislatif.
Partisipasi Politik Gen Z dan Y ketika ditanyakan soal keterlibatan mereka dalam mengkritisi kebijakan pemerintah bahwa, partisipasi responden dalam hal ikut kegiatan demonstrasi (unjuk rasa) untuk mendukung atau menolak sebuah kebijakan pemerintah cenderung sangat rendah, tidak mau berpartisipasi mencapai 50,6 %. Sementara yang memilih berpartisipasi hanya 35,6% dan yang tidak memeberikan jawaban 13,8 %.
"Ketika Gen Z dan Y ditanyakan soal ketertarikannya pada topik politik di Indonesia kebanyakan menjawab topik tersebut biasa saja 61.5% dan sebanyak 9,8% yang menjawab menarik, sebanyak 7,6 % sangat menarik dan selebihnya 21,1 tidak memberikan jawaban," ucapnya.
Sementara itu, kata dia, pandangan terhadap politik oleh Gen Z dan Y hasilnya mengungkapkan bahwa, generasi Z dan Y memandang politik sebagai mendapatkan kekuasaan (20,9%), melakukan pratik korupsi (30,8%), mencari usaha dan pendapatan lewat proyek pemerintah (26,9%), untuk menciptakan pemerintahan (12,8%) dan kepentingan partai (8,6%).
Sebagian besar Gen Z dan Y yaitu 90,3% juga menyatakan tidak aktif menjadi anggota dan pendukung aktif partai politik dan sebanyak 2,4 % aktif menjadi anggota dan pendukung aktif partai politik dan sebanyak 7,3 persen tidak menjawab.
Meski partisipasi politik Gen Z dan Y pada partai politik secara umum cenderung rendah, namun mayoritas Gen Z dan Y (80,1%) mengaku akan memberikan suara mereka pada saat pemilihan umum legislatif dan presiden nanti dan sebanyak 13,3% tidak akan ikut berpartisipasi dan sebanyak 6,6 % akan pikir-pikir dulu.
Tingkat kepuasan Gen Z dan Y terhadap kinerja pemerintahan dalam penanggulangan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dalam 2 tahun terakhir hasil survei itu menunjukkan bahwa, ternyata Gen Z dan Y sekitar 74,7 % menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, dan sebanyak 21,6 % tidak puas, sebanyak 3,7% tidak tahu.
Tingkat Kepuasan Gen Z dan Y terhadap kinerja DPR dari sisi kinerja DPR, meskipun tingkat kepuasan di bawah angka 50%, hal ini tergambar dalam temuan survei persepsi Gen Z dan Y dalam menilai kinerja DPR di mana Gen Z dan Y menyatakan puas dengan kinerja DPR sebanyak 25,1 % dan sangat puas 4,5 % sementara tidak puas sebanyak 61,7% selebih 8,7 % tidak memberikan pendapat
Preferensi pada Gen Z dan Y terhadap Dinamika Politik Nasional
Hasil Temuan Tentang Preferensi Gen Z dan Y terhadap Partai Politik
Tingkat awareness Parpol pada Gen Z dan Y hampir semua partai politik peserta pemilu 2019 telah dikenal oleh Gen Z dan Y. Meskipun begitu, tingkat awareness Gen Z dan Y berbeda terhadap masing-masing partai. Partai yang saat ini paling dikenal oleh Gen Z dan Y merupakan partai-partai lama, dan Partai Golkar dikenal oleh 94,7 persen) PDI Perjuangan (90,6%), Partai Gerindra (81,9%), Demokrat (77,6%), PKB (76,2%), PKS (73,8%), PAN ((67,5%), PPP(61,8%), Nasdem (61,4%). Sedangkan partai lainnya dikenal oleh Gen Z dan Y yang kurang dari 10 persen.
Tingkat awareness tersebut belum tentu sama dengan nilai keterpilihan (elektabilitas) partai politik. Namun, awareness merupakan parameter awal untuk melihat potensi raihan elektoral partai politik. Dengan semakin dekatnya kontestasi pemilu 2019, partai politik dengan tingkat awareness rendah harus lebih agresif untuk menjalin komunikasi kepada Gen Z dan Y sebagai ceruk pemilih terbesar dan untuk mengukur awareness milenial terhadap partai politik, digunakan 3 parameter utama, yakni top of mind (disebutkan pertama), spontaneous (disebutkan kedua dan seterusnya), dan prompted (menggunakan kartu bantu).
Tingkat Top Of Mind awareness Genenerasi Z dan Y berbeda terhadap masing-masing partai politik Hal ini tampaknya berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas Parpol saat ditanya jika pemilu digelar hari ini, Parpol mana yang akan dipilih secara spontan, maka pilihan dari Generasi Z dan Y secara top of mind berdasarkan tingkat elektabilitas adalah sebagai berikut:
Nama Parpol (Pilihan Parpol Oleh Gen Z dan Y Secara Top of Mind)
GOLKAR: 16,10%
PDIP: 13,70%
Gerindra: 12,20%
Demokrat: 9,40%
PKS: 5,20%
PKB: 5,10%
NASDEM: 4,60%
PAN: 2,10%
PPP: 2,10%
Partai Lainnya: 5,20%
Tidak memilih: 24,30%
Saat dilakukan simulasi partai politik yang akan dipilih Genenerasi Z dan Y, jika pemilu digelar saat ini dengan disebutkan nama partai-partai politik, sepertinya tingkat Top of mind Parpol di pikiran Genenerasi Z dan Y adalah Parpol pertama yang teringat ketika Genenerasi Z dan Y diminta untuk menyebutkan Parpol yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini, semakin kuat sebuah nama Parpol di pikiran Genenerasi Z dan Y, semakin mungkin Genenerasi Z & Y memikirkannya pertama kali.
Ini penting karena akhirnya Genenerasi Z dan Y membuat keputusan memilih berdasarkan nama parpol yang pertama kali muncul di pikiran mereka, hasilnya tidak banyak berubah di mana Partai Golkar paling banyak menjadi pilihan Gen Z dan Y.
Partai Golkar dipilih hingga 19,7 persen lalu di urutan kedua PDIP 17,6 persen, Gerindra 13,7 persen, Demokrat 9,8 persen, PKS 5,8 persen, PKB 5,3 persen, Nasdem 4,9 persen, dan PAN dipilih 2,3 persen Gen Z & Y, serta PPP 2,2 persen, Gen Z & Y diprediksi tidak lolos Electoral Threshold, dan Gen Z dan Y yang memeilih partai lainnya sebanyak 5,8 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 12,9 persen.
Nama Parpol (Pilihan Parpol Oleh Gen Z dan Y menggunakan kartu bantu)
GOLKAR: 19,70%
PDIP: 17,60%
Gerindra: 13,70%
Demokrat: 9,80%
PKS: 5,80%
PKB: 5,30%
NASDEM: 4,90%
PAN: 2,30%
PPP: 2,20%
Gabungan Partai Lainnya: 5,80%
Tidak memilih: 12,90%
Hasil Temuan Tentang Preferensi Gen Z dan Y terhadap Tokoh -Tokoh Bakal Calon Presiden Indonesia 2024-2029 Jika Pemilu Digelar Hari Ini
Tokoh-tokoh yang nama-namanya terjaring sebagai bakal capres 2024-2029 dari penelitian awal melalui media massa, media sosial, dan obrolan di masyarakat ,dan kemudian ditanyakan kepada 2.140 responden Gen Z dan Y terkait kebijakan dan sepak terjang tokoh-tokoh tersebut yang bisa dirasakan oleh Gen Z dan Y saat ini , apakah bermanfaat, berpengaruh, dan membantu kehidupan Gen Z dan Y saat pandemi Covid-19 atau sama sekali tidak berpengaruh dan bermanfaat terhadap kehidupan Gen Z dan Y.
Nama Tokoh: (Bermanfaat berpengaruh-Tidak Bermanfaat/Berpengaruh)
Airlangga Hartarto: 84,8%-15,2%
Puan Maharani: 50,3 %-49,7%
Prabowo Subianto: 39,8%-60,2%
Ganjar Pranowo: 20,9%-79,1%
Ridwan Kamil: 11,8%-88,2%
Anies Baswedan: 10,1%-89,9%
Muldoko: 10,1 %-89,9%
Erick Thohir: 10,1%-89,9%
Sandiaga Uno: 9,1%-90,9%
Muhaimin Iskandar: 5,1%-94,9%
Agus Harimurti Y: 2,1%-97,9%*
Sebanyak 84,8 persen dari 2.140 responden yang menggambarkan masyarakat Indonesia menyatakan kebijakan, kerja program, dan sepak terjang yang dilakukan oleh Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian dalam menjalankan tugas dari presiden sangat bermanfaat dan membantu kehidupan masyarakat terutama pada Gen Z dan Y, seperti Program Kartu Prakerja, bantuan UMKM dan permodalan, sedangkan 15,2 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak merasakan manfaatnya.
Sementara sebanyak 50,3 persen menyatakan kebijakan dan kerja dari Puan Maharani memberikan manfaat dan membantu masyarakat di saat pandemi Covid-19, karena perannya selaku Ketua DPR RI dalam mendukung meloloskan anggaran untuk program-program pemerintah untuk membantu masyarakat di saat pandemi . Sebanyak 39,8 persen menyatakan kebijakan dan sepak terjang Prabowo Subianto bermanfaat dan membantu kehidupan masyarakat di saat pandemi, dan sebanyak 70,4 persen menyatakan tidak merasakan manfaatnya.
Sebanyak 20,6 persen menyatakan kebijakan dan sepak terjang Ganjar Pranowo bermanfaat dan berguna bagi pengetahuan tentang pertahanan dan teknologi alutsista bagi Gen Z dan Y, dan sebanyak 79,1 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak dirasakan.
Sebanyak 11,8 persen menyatakan kebijakan dan kerja kerja dari Ridwan Kamil bermanfaat dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan sebanyak 88,2 persen menyatakan tidak bermanfaat dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Sebanyak 10,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja Anies Baswedan bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 89,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Sebanyak 10,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja Muldoko bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 89,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Sebanyak 10,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja Erick Thohir bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 89,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Sebanyak 9,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja Sandiaga Uno bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 90,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Sebanyak 5,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja Muhaimin Iskandar bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 94,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Sebanyak 2,1 persen menyatakan kebijakan dan kerja kerja Agus Harimurti Yudhoyono bermanfaat dan berguna bagi masyarakat di saat pandemi Covid-19 dan sebanyak 97,9 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Lebih lanjut dia menuturkan, tingkat awareness Tokoh-Tokoh Bakal Calon Presiden oleh Gen Z dan Y, yang mana tokoh-tokoh yang nama-namanya terjaring sebagai bakal capres 2024-2029 dari penelitian awal melalui media massa, media sosial, dan obrolan di masyarakat, dan kemudian ditanyakan kepada 2.140 responden Gen Z dan Y terkait keterkenalan dan pengetahuan Gen Z dan Y terhadap tokoh-tokoh tersebut dari sudut program kerja dan kegiatan di luar program kerjanya.
Nama Tokoh: Tingkat Awarenes Program Kerja-Tingkat Awarenes Pencitraan Diri Jelang Pilpres
Airlangga Hartarto: 89,80%-10,20%
Prabowo Subianto: 68,30%-31,70%
Puan Maharani: 39,80%-60,20%
Ridwan Kamil: 28,90%-71,10%
Ganjar Pranowo: 11,80%-88,20%
Anies Baswedan: 10,10%-89,90%
Muldoko: 10,10%-89,90%
Erick Thohir: 10,10%-89,90%
Sandiaga Uno: 9,10%- 90,90%
Muhaimin Iskandar: 5,10%-94,90%
Agus Harimurti Y: 2,10%-97,90%*
Kemudian terhadap 11 nama tokoh Bakal Calon Presiden 2024-2029 ditanyakan juga kepada 2.140 responden terpilih dalam survei ini, dengan pertanyaan “Jika Pemilihan Presiden di gelar hari ini ,siapa yang akan anda pilih", maka hasil tingkat keterpilihan ke 11 tokoh tersebut adalah sebagai berikut:
Nama Tokoh: Tingkat Keterpilihan jika Pilpres Digelar Hari Ini:
Airlangga Hartarto: 29,80%
Prabowo Subianto: 22,30%
Anies Baswedan: 10,60%
Ganjar Pranowo: 9,20%
Puan Maharani: 4,80%
Sandiaga Uno: 3,10%
Muldoko: 2,50%
Erick Thohir: 2,30%
Ridwan Kamil: 2,10%
Muhaimin Iskandar: 1,10%
Agus Harimurti Y: 1,10%
Tidak memilih: 11,10%
Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang memiliki tingkat keterpilihan tertinggi oleh Generasi Z dan Y, dengan 29,8 persen jika pemilihan presiden digelar hari ini. Sebanyak 84,8 persen dari 2140 Gen Z dan Y, dan tingkat awarenes terkait Program Kerja Airlangga oleh mayoritas Gen Z & Y yang menggambarkan mayoritas Gen Z & Y menyatakan kebijakan, kerja-kerja, dan sepak terjang yang dilakukan oleh Airlangga dalam menjalankan tugas dari presiden sangat bermanfaat dan membantu kehidupan masyarakat gen Z & Y.
Kebijakan dan program kerja Airlangga sejalan dengan generasi Z & Y ini lebih terbuka dalam pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, di mana Gen Z dan Y di saat pandemi sangat merasakan program-program kerja dari Airlangga Hartarto dan Generasi Z merupakan generasi yang paling muda yang baru memasuki angkatan kerja.
Generasi yang biasanya disebut dengan generasi internet atau I-generation ini sangat merasakan program-program dan kebijakan dari Airlangga yang banyak berhubungan dengan sosio ekonomi.
Prabowo Subianto menempati urutan kedua tingkat elektabilitasnya dengan 22,30 persen keterpilihan, akibat peremajaan pada sistim alutsista yang berbaasis teknologi sangat menarik karena Gen Z & Y yang banyak menggunakan teknologi sangat menyukainya dan punya harapan besar untuk bisa ikut berpartisipasi dalam memajukan teknologi alutsista.
Kemudian di urutan ketiga yang menjadi pilihan Gen Z dan Y Anies Baswedan dipilih sebanyak 10,6 persen, di mana program turnamen Formula E dan pembanguna JIS membuat Generasi Z & Y memilih Anies Baswedan serta faktor pencitraan Anies Baswedan setelah dinyatakan sebagai Capres oleh Partai Nasdem menjadi daya Tarik Gen Z & Y.
Di urutan keempat, nama Ganjar Pranowo dengan Tingkat Elektabilitas 9,2 persen menganggap Ganjar sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat. Gen Z dan Y banyak melihat Ganjar Pranowo bermedsos ria.
Kemudian Puan Maharani menjadi tokoh wanita yang dipilih oleh 4,8 persen Gen Z & Y, Sandiaga Uno 3,1 persen, Muldoko 2,5 persen, Erick Thohir 2,3 persen, Ridwan Kamil 2,1 persen, Muhaimin Iskandar 1,1 persen, dan Agus Harimurti 1,1 persen dan yang tidak memilih sebanyak 11,1 persen.
Persepsi Gen Z dan Y terhadap institusi Polri yang dalam beberapa kasus hukum yang melibatkan internal Polri sendiri banyak menarik perhatian Gen Z & Y di media sosial. Hasil survei menunjukkan bahwa, 82,8 persen Gen Z dan Y mempersepsikan Institusi Polri berhasil memperbaiki performance nya secara internal di tubuh Polri, dan Gen Z dan Y merasa puas dan percaya institusi Polri akan terus lebih profesional, transparan serta sangat merespon keluhan masyarakat dalam layanan penegakan hukum di Indonesia. Sementara sebanyak 7,6 persen mempersepsikan institusi Polri belum dapat di percaya dan memuaskan dalam penegakan hukum, dan selebihnya 9,6 persen tidak menjawab.
Menanggapi hasil survei LPMM terhadap penilaian Gen Z dan Y terkait keadaan saat ini untuk tingkat optimisme Gen Z dan Y dalam menjalani kehidupan dalam 5 tahun ke depan, pengamat politik Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Dr. Oktiva Anggraini, S.IP, M.Si mengatakan, hal yang wajar jika dukungan terhadap calon presiden (capres) di kalangan Gen Z dan Y lebih memilih Airlangga Hartarto.
"Jika melihat sosok Airlangga Hartarto cukup besar menjadi capres 2024, karena memang kekuatan politik saat ini merata. Tapi, keberhasilan untuk menjadi capres sangat ditentukan oleh mesin politik. Maka dari itu Airlangga harus cermat mengisi waktu ini dengan membentuk berbagai relawan politik, tim medsos, menarik berbagai tokoh penting untuk menopang kekuatan di 2024. Kalau ini bisa diramu dengan baik pasti bisa menjadi capres terkuat di 2024," kata Oktiva Anggraini kepada awak media, Rabu (22/3/2023).
Dia juga melihat pandangan generasi z dan Y cukup positif terhadap partai Golkar, itu karena Golkar mampu mengisi ruang milenial di media sosial, konten kreatif tentang kinerja dan program kerja juga cukup bagus disampaikan melalui saluran digital. Kemudian figur-figur muda potensial berbasis milenial juga banyak yang bergabung di Golkar.
"Cara terbaik saat ini adalah mendekatkan diri dengan generasi milenial, yaitu melalui kekuatan media sosial. Ciptakan konten kreatif dan ikuti selera milenial dengan berbagai program inovatif. Kalau untuk publik, tentu Airlangga Hartarto dan Golkar harus blusukan juga, terus gulirkan program penguatan UMKM," jelas Oktiva Anggraini.
Dia melihat, cukup tingginya dukungan milenial karena rekam jejak Airlanggga cukup bagus. Airlangga juga tidak ada tersandung kasus korupsi, karena biasanya generasi Z dan Y itu melihat figur dari apakah ia pernah terseret kasus korupsi atau tidak.
"Jadi untuk Airlangga saya menjamin banyak generasi z memberikan dukungan karena memang tokoh bersih Pak Airlangga," ucapnya.
Namun, terkait survei kepuasan masyarakat terhadap Polri, dia mengungkapkan, institusi Polri saat ini telah menunjukkan kinerja yang baik.
"Kinerja Polri akhir-akhir ini mulai menanjak dan bagus, meski masih ditemui beberapa pelanggaran etika, tetapi hal itu biasa dalam proses perbaikan sebuah organisasi," ucapnya.
Menurut dia, Polri memang harus terus memperbaiki kinerja internal, agar publik memahami bahwa Polri sangat menjaga intergitas.
"Masyarakat melilhat kinerja Polri cukup bagus akhir-akhir ini, karena bisa menyelesaikan beberapa kasus besar," bebernya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Pemerintah Kucurkan Rp71 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis di RAPBN 2025
- Sah! Ini 6 Poin Penting UU KIA, Ibu Melahirkan Berhak Cuti hingga 6 Bulan
- Megawati Ajak Puan Bertukar Posisi Jadi Ketum PDIP, Begini Responsnya
- Kapan Pelantikan Presiden 2024? Ini Jadwal dan Aturannya
- Ogah Gabung Pemerintahan, Ganjar Pranowo Jadi Oposisi Kabinet Prabowo-Gibran