Daerah

Tahun 2024 Ini, Berau Baru Lakukan Penghitungan Angka Inflasi

Rizal — Kaltim Today 04 Januari 2024 16:08
Tahun 2024 Ini, Berau Baru Lakukan Penghitungan Angka Inflasi
Kepala BPS Berau, Supriyanto. (Rizal/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023 tercatat 3,46 persen atau lebih tinggi dibandingkan angka inflasi secara nasional yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS), yakni 2,61 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPS Berau, Supriyanto menuturkan, Berau belum melakukan penghitungan, dan baru pada tahun 2024 ini akan dilakukan penghitungan inflasi. 

Dia menjelaskan, dalam dua tahun belakangan ini, Berau untuk pertama kalinya melakukan persiapan proses perhitungan angka inflasi pada tahun 2022 dan 2023.

“Jadi 2024 ini baru bisa kami melaksanakan rilis, kalau tidak ada hambatan, sekitar bulan Februari kami laksanakan” kata Supriyanto, Kamis (4/1/2024).

Ditanya mengapa baru tahun ini dilakukan penghitungan inflasi, dia menjawab karenan memerlukan waktu panjang untuk mempersiapkan proses tersebut, termasuk penentuan gaya hidup, pengeluaran, dan kebutuhan komoditas lokal.  

“Komoditasnya ini kami mau lihat dulu, komoditas apa dan berapa jumlahnya yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Berau,” bebernya.

Proses ini, menurut Supriyanto, penting untuk memahami inflasi di Bumi Batiwakkal, julukan Kabupaten Berau. Saat ini, hanya Samarinda dan Balikpapan yang memiliki data inflasi terperinci di Kaltim. Berau, bersama dengan Penajam Paser Utara (PPU), akan menjadi kabupaten terbaru yang melakukan penghitungan inflasi di tahun ini.

"Hal ini juga akan diterapkan di Penajam Paser Utara (PPU). Sedangkan untuk kabupaten kota lainnya di Kaltim, belum," ujarnya.

“Jadi, awalnya kan cuma dua, yakni Balikpapan dan Samarinda. Tapi tahun 2024 ini, kalau tidak ada halangan akan ditambah Kabupaten Berau dan Penajam Paser Utara,” sambungnya.

Ia juga mengungkapkan, menurut data nasional, inflasi tahunan pada 2023 sebesar 2,61 persen ini didorong oleh inflasi seluruh komponen. Komponen inti tahunan mengalami inflasi sebesar 1,80 persen. Adapun, dari data BPS Pusat, komponen ini memberikan andil 1,1 persen.

“Komoditas yang dominan antara lain emas perhiasan, biaya sewa rumah, biaya kontrak rumah, gula pasir dan upah ART,” ungkapnya.

Kemudian, BPS Pusat juga mencatat komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,72 persen. Komponen ini memberikan andil sebesar 0,32 persen. 

"Komoditas yang dominan selama setahun terakhir adalah harga rokok kretek filter, tarif angkutan udara dan rokok putih," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya