Advertorial
Tahun Depan, DPMPTSP Kaltim Berencana Susun Dokumen IPRO untuk Berau, Kutim, dan Bontang

Kaltimtoday.co, Samarinda - Tahun depan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) akan kembali menyusun dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO) untuk wilayah Berau, Kutai Timur (Kutim), dan Bontang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Penanaman Modal, Riawati. 3 daerah tersebut akan jadi sasaran selanjutnya. Sedangkan untuk Kutai Kartanegara (Kukar) dan Samarinda masih belum.
"Kukar dan Samarinda itu belum. Sebab sebagian sudah punya. Jadi kami dahulukan Berau, Kutim, dan Bontang," ungkap Riawati.
Diketahui, sebelumnya DPMPTSP Kaltim sudah menyusun IPRO untuk Kutai Barat (Kubar), Mahakam Ulu (Mahulu), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU). Riawati mengatakan, banyak calon investor yang mempertimbangkan akses ke suatu daerah sebelum menanamkan investasinya.
"Saat ini, PR-nya mencari yang tertarik. Memang yang repot itu ketika kami coba, orang-orang kan pasti memperhitungkan banyak akses dan infrastruktur dasar," ujarnya.
Riawati memaparkan, saat ini ada arah untuk lebih menggencarkan hilirisasi. Sebab Pemprov Kaltim memiliki tujuan untuk transformasi ekonomi.
Saat ini, katanya, pemprov masih bergantung terhadap pertambangan. Bahkan dari hasil realisasi investasi di Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), sektor pertambangan masih memimpin di posisi pertama.
"Jadi sekarang ada arah untuk mulai bergerak ke energi baru terbarukan atau green economy. Itu yang sedang kami upayakan," sambungnya lagi.
Dia mengakui, kendala yang dialami saat ini adalah masih kurangnya bahan baku untuk investasi hilirisasi. Oleh sebab itu, beberapa waktu lalu pihaknya sempat bertandang ke Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
"Bisa dikatakan Jatim itu surganya investasi hilirisasi. Misalnya pengolahan hasil laut, itu membutuhkan air bersih dalam jumlah besar. Itu yang kami pelajari karena kami belum punya," ujarnya.
Menurut Riawati, bicara soal investasi maka tetap harus melibatkan banyak pihak. Semua harus bersinergi untuk bisa terus mencari peluang tertentu demi meningkatnya investasi.
[RWT | ADV DPMPTSP KALTIM]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Rencanakan 100 Hari Kerja, Wagub Kaltim Seno Aji Sebut Program Pendidikan Gratis SMA-S3 Bakal Dikebut
- Unmul Launching Program Studi S1 Tari, Bakal Terima 40 Mahasiswa Angkatan Pertama
- Perkuat Advokasi, Aktivis Kaltim Jalin Silaturahmi Lintas Generasi
- JATAM Kaltim Bakal Kawal Janji Rudy Mas'ud Bereskan Ribuan Lubang Tambang
- Gaya Baru Ketua PKK Kaltim