Samarinda
Tertarik Tekuni Minuman Herbal, Jahe Pandan Instan Jadi Pembeda dan Paling Diminati
Kaltimtoday.co, Samarinda - Minuman herbal makin digandrungi belakangan ini. Rusmiati pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Melalui usaha yang dirintisnya bernama Herbal Alfazza, Rusmiati memanfaatkan beberapa rempah dan tanaman herbal sebagai minuman yang bisa dinikmati.
Kepada Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian (Disperin) Samarinda, Rusmiati menyebutkan, dirinya tertarik untuk membuat sendiri setelah beberapa kali mengikuti event-event yang memperlihatkan produk minuman herbal. Berpikir sebagai wirausaha pun langsung terlintas di benaknya.
"Saya juga nonton video di YouTube. Belajar dari situ. Awalnya ingin buat jahe instan, lalu cari cara gimana buat minuman itu jadi serbuk. Saya penasaran meski awalnya sempat gagal," ungkap Rusmiati, Kamis (28/10/2021).
Sempat diterpa kegagalan saat ingin membuat produk tak menjadi halangan bagi Rusmiati. Dia tetap ingin tahu cara membuat yang benar. Sampai akhirnya dia juga mengikuti pelatihan. Hal lain yang mempengaruhinya untuk mengolah minuman herbal karena sang keluarga yang juga suka mengonsumsi.
"Setelah pulang pelatihan, saya langsung praktik. Alhamdulillah jadi. Saya coba kembangkan usaha dengan beli mesin juga," lanjutnya.
Setelah Idulfitri 2021 lalu, Rusmiati langsung memproduksi minuman herbalnya. Pengemasan yang bagus juga turut dia perhatikan. Ikut teman untuk terlibat di sejumlah pameran pun dia lakukan.
Saat ini ada 8 macam minuman herbal yang Rusmiati sediakan. Untuk minuman serbuk, ada jahe pandan instan, kunyit asam instan, dan temulawak mangga instan. Sedangkan kemasan cairnya ada 1 macam yakni jahe panden.
Kemasan celup juga tersedia beberapa varian. Yakni teh daun gaharu, teh rosella, teh bajakah, dan teh jahe kunyit. Diakuinya, jahe pandan instan paling diminati pembeli. Sedangkan untuk celup, banyak yang menyukai teh bajaka dan teh jahe kunyit.
"Pembeli itu banyak juga yang memang punya keluhan kesehatan. Setelah minum, langsung merasakan manfaatnya. Terlebih kagi, herbal kan kalo diminum tidak ada efek sampingnya," tambah Rusmiati.
Sejauh ini, Rusmiati kerap memproduksi minuman herbalnya tiap minggu. Pembeli yang sudah merasakan khasiatnya tak hanya dari Samarinda. Namun masyarakat Surabaya, Balikpapan, Bandung, hingga Sulawesi juga tertarik.
Untuk jahe pandan instan, kunyit asam, dan temulawak mangga instan dibanderol seharga Rp25 ribu untuk kemasan 150 gram. Kalau yang cair, harganya Rp15 ribu. Sedangkan untuk teh celup itu berbeda-beda. Tiap varian teh celup isi 20 kantong. Dimulai dari Rp20 ribu hingga Rp35 ribu.
Disperin Samarinda juga mendukung usaha milik Rusmiati hingga industri rumahannya makin berkembang. Dia sering dilibatkan di suatu pameran dan pelatihan. Termasuk mendapat bimbingan.
Produk andalan yang paling membuat beda dibanding minuman herbal lainnya adalah jahe pandan. Hal itu juga yang jadi kelebihan produk Rusmiati. Jahe merah dicampur dengan daun pandan serta rempah lainnya agar menghasilkan aroma yang harum dan menguatkan cita rasa.
"Saya berharap, semoga produk saya bisa bermanfaat untuk kesehatan bagi orang yang membeli. Untuk cegah penyakit. Saya juga ingin buka lapangan pekerjaan lebih banyak. Semoga usaha ini bisa berkembang dan ekspor," harap Rusmiati.
Bagi Anda yang berminat untuk membeli minuman herbal dari Herbal Alfazza, bisa menghubungi nomor 085247137771, Facebook Al-fazza Kuliner, dan Instagram @herbalalfazza.
Anda juga bisa berkunjung ke rumah di alamat Jalan Sentosa, Kenangan Raya RT 74, nomor 83 (Depan Kenangan 3) Samarinda, Kaltim. Jika ingin datang ke rumah, ada baiknya menghubungi nomor kontak yang tertera untuk buat janji.
[YMD | NON | ADV DINAS PERINDUSTRIAN]
Related Posts
- EducationUSA Hadir di UMKT, Permudah Akses Mahasiswa Kalimantan yang Ingin Kuliah di Amerika Serikat
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: Hujan Diprediksi Mengguyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia
- Tragedi Muara Kate di Paser Belum Usai, Natalius Pigai Justru Soroti Minimnya Peran Media
- HIPMI Gelar Creative Preneur dan Mini Expo, Dorong Ekonomi Kreatif Kaltim Hadapi Pasar IKN
- Tembus 424 Laporan, Ombudsman Kaltim Fokus Berikan Solusi Non-Litigasi