Ekonomi dan Bisnis
The Fed Beri Sinyal Keras Ubah Kebijakan Moneter Setelah Inflasi Terkendali

Kaltimtoday.co - Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral Amerika Serikat siap mengubah arah kebijakan moneternya. Perubahan ini didorong oleh inflasi yang mulai terkendali dan pasar tenaga kerja yang melemah.
Dalam pidatonya di forum ekonomi Jackson Hole, Jumat (22/8/2025), Powell menekankan dua alasan utama pergeseran kebijakan.
Pertama, inflasi tahunan AS turun ke level 2,4% pada Juli 2025, mendekati target The Fed di 2%. Penurunan ini hasil dari kebijakan suku bunga tinggi selama dua tahun terakhir.
Kedua, kebijakan ketat itu kini menimbulkan konsekuensi baru, yakni perlambatan ekonomi.
“Dengan kebijakan yang masih berada di wilayah restriktif, risiko terhadap pertumbuhan lapangan kerja semakin besar,” ujar Powell, dilansir Morning Star, Minggu (24/8/2025).
Menurutnya, pergeseran kondisi ini bisa memerlukan perubahan sikap kebijakan moneter.
Data ekonomi terbaru memperkuat pandangan Powell. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS hanya mencapai 1,2% pada paruh pertama 2025.
Selain itu, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan turun ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
Kondisi ini, ditambah rencana pemangkasan karyawan di sejumlah perusahaan, menimbulkan kekhawatiran tentang risiko pengangguran meningkat.
Pasar keuangan langsung merespons sinyal tersebut dengan optimistis. Bursa saham Wall Street menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun.
Data CME FedWatch menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada 17 September naik signifikan menjadi 89%.
Sejumlah analis memprediksi The Fed akan menurunkan bunga secara bertahap hingga akhir 2025. Goldman Sachs menilai ini dilakukan untuk menahan risiko resesi dan menjaga stabilitas pasar tenaga kerja.
Kebijakan pelonggaran moneter ini diperkirakan berdampak luas pada perekonomian global. Negara berkembang, termasuk Indonesia, bisa merasakan arus modal yang lebih stabil.
Powell menegaskan fokus utama The Fed tetap menjaga inflasi dalam batas target. Namun, stabilitas lapangan kerja juga tidak bisa diabaikan.
“Kami berkomitmen menjaga keseimbangan agar perekonomian terus tumbuh tanpa mengorbankan stabilitas harga dan pekerjaan,” tegasnya.
Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga bulan depan, keputusan itu akan menjadi titik balik penting. Ini mengakhiri periode panjang pengetatan moneter yang telah menekan ekonomi global.
[TOS]