Advertorial

Upaya Pulihkan Ekosistem Mangrove, Pemkab Berau Dukung Pengembangan Program Akuakultur

Kaltim Today
22 Agustus 2024 18:09
Upaya Pulihkan Ekosistem Mangrove, Pemkab Berau Dukung Pengembangan Program Akuakultur
Suasana panen udang windu Pemkab Berau bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). (Miko/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Panen udang windu dilakukan oleh petambak di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, pada Rabu (21/8/2024). Panen ini merupakan hasil dari budidaya yang didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Petambak di Pegat Batumbuk telah berhasil menerapkan budidaya udang tradisional yang ramah lingkungan. Strategi yang dikembangkan bertujuan menciptakan desain tambak udang berkelanjutan dan mendokumentasikan operasi tambak udang sesuai standar internasional.

Metode baru dalam budidaya perairan berkelanjutan ini dirancang untuk mencapai produktivitas yang sama di lahan tambak seluas 2 hektare seperti yang biasanya dihasilkan di lahan tambak seluas 10 hektare.

Konversi hutan mangrove menjadi lahan budidaya perairan, terutama tambak udang, telah menyebabkan hilangnya mangrove di Kalimantan dan Sulawesi. Padahal, mangrove memiliki peran penting dalam melindungi garis pantai dari badai dan tsunami, serta mengurangi risiko banjir, genangan, dan erosi. 

Selain itu, mangrove Indonesia juga berperan dalam menyimpan karbon dalam jumlah besar yang dapat mengurangi gas rumah kaca.

Hal ini mendorong Pemkab Berau untuk meluncurkan Program MESTI (Masyarakat Sahabat Tambak Indonesia), sebuah inisiatif yang menekankan pentingnya mangrove sebagai sahabat bagi tambak berkelanjutan.

Salah satu petambak yang menerapkan budidaya udang berkelanjutan, Abdurahman mengatakan, di awal bergabung dengan Program MESTI dirinya hanya berhasil memperoleh panen hanya mencapai sekitar 3,5 kg. Namun secara bertahap, hasil panennya bisa meningkat menjadi 9 kg, kemudian 35 kg dan terakhir pada masa panen raya ini mencapai 50 kg. 

"Siklus panen juga menjadi lebih cepat. Dulunya 3 atau 4 bulan sekali baru bisa panen, sekarang bisa 2 bulan sekali panen," ungkap Abdurahman.

"Selain itu, kami juga mendapat panen lain yaitu bandeng dan kepiting yang jumlahnya juga terus meningkat," sambungnya.

Sementara itu mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, Staf Ahli Bidang Keuangan dan SDM mengungkapkan Kabupaten Berau memiliki ekosistem mangrove terbesar di Kaltim, mencakup area seluas lebih dari 88.000 hektar. 

"Namun, banyak kawasan mangrove di wilayah kami yang beralihfungsi salah satunya menjadi tambak udang. Karena praktik tambak udang yang sebelumnya menurunkan kualitas air, akibatnya hasil panen ikut turun. Hal itu menyebabkan petambak udang membuka lahan lebih luas lagi," paparnya.

Oleh sebab itu, Pemkab Berau akan terus memberikan dukungan pada program MESTI dalam memulihkan ekosistem mangrove tanpa mengganggu mata pencaharian petambak udang di Berau, khususnya di Kampung Pegat Batumbuk, Suaran, dan Tabalar. 

"Petambak udang di Pegat Batumbuk telah membuktikan bahwa budi daya udang yang ramah lingkungan itu sangat mungkin dilakukan. Kami berharap semakin banyak petambak udang di daerah lain di Berau dapat mengadopsi praktik budi daya berkelanjutan seperti ini," tuturnya.

Melalui program ini juga diharapkan dapat memotivasi perangkat terkait agar prinsip akuakultur dapat benar-benar diterapkan di kampung-kampung potensial di Berau.

"Saya pun berharap, kerja sama ini akan terus terjalin baik dan kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak dan Ibu sekalian, agar pembangunan perikanan Berau dapat terwujud sebagaimana mestinya," tandasnya.

[MGN | RWT | ADV PEMKAB BERAU]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya