Gaya Hidup
Vaksin Herpes Zoster Berpotensi Kurangi Risiko Demensia, Studi: Efektif Hingga 20 Persen

Kaltimtoday.co - Seiring meningkatnya jumlah penderita demensia dan alzheimer di dunia, para peneliti terus mencari solusi inovatif yang bisa mencegah atau menekan dampaknya. Salah satu temuan terbaru yang cukup menjanjikan datang dari penelitian vaksin herpes zoster.
Dilansir dari Medical Daily, Selasa (8/4/2025), vaksin herpes zoster yang selama ini dikenal untuk mencegah ruam akibat infeksi virus, ternyata juga mampu menurunkan risiko demensia, khususnya pada kelompok usia lanjut.
Sejumlah studi sebelumnya memang telah mengindikasikan adanya penurunan risiko demensia pada individu yang menerima vaksin ini. Namun, hasil-hasil awal tersebut sempat diragukan karena adanya kemungkinan bias: individu yang melakukan vaksinasi biasanya memiliki kesadaran kesehatan yang tinggi—menjalani pola makan sehat, aktif berolahraga, dan rutin melakukan pemeriksaan medis.
Untuk menjawab keraguan ini, peneliti dari Stanford Medicine memanfaatkan kebijakan vaksinasi unik yang diterapkan di Wales pada 2013. Saat itu, program vaksinasi herpes zoster diberlakukan dengan ketentuan usia yang sangat ketat: hanya warga yang tepat berusia 79 tahun diizinkan menerima vaksin, sedangkan mereka yang telah mencapai usia 80 tahun tidak lagi memenuhi syarat.
Menariknya, kedua kelompok usia ini memiliki profil yang nyaris identik—dari sisi pendidikan, kebiasaan menerima vaksin sebelumnya, hingga tingkat penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit jantung. Perbedaan utamanya hanya pada akses vaksinasi, sehingga memberikan peluang langka untuk mengevaluasi dampak vaksin secara lebih objektif tanpa bias gaya hidup.
“Penelitian ini sangat istimewa karena menciptakan kondisi mirip uji klinis acak. Kelompok kontrol terdiri dari mereka yang terlalu tua untuk vaksin, sedangkan kelompok intervensi adalah yang tepat berada di batas usia vaksinasi,” kata Dr. Pascal Geldsetzer, peneliti utama dari Stanford.
Hasilnya cukup signifikan. Individu yang menerima vaksin herpes zoster memiliki risiko demensia 20 persen lebih rendah dalam kurun waktu tujuh tahun dibandingkan kelompok yang tidak divaksin.
Efek perlindungan ini juga tercatat lebih menonjol pada perempuan dibandingkan laki-laki. Para peneliti menduga hal ini disebabkan oleh perbedaan biologis dalam respons imun tubuh atau perbedaan cara berkembangnya demensia berdasarkan jenis kelamin.
“Untuk pertama kalinya, kami dapat menyatakan dengan tingkat keyakinan tinggi bahwa vaksin herpes zoster dapat mengurangi risiko demensia. Jika efek ini benar-benar kausal, maka temuan ini sangat penting dalam konteks kebijakan kesehatan masyarakat,” ujar Geldsetzer.
Menanggapi temuan ini, berbagai pihak, termasuk organisasi farmasi dan kesehatan masyarakat, mulai mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi sebagai bagian dari pencegahan jangka panjang. Salah satu platform edukatif yang juga aktif menyuarakan pentingnya pencegahan dan perlindungan melalui vaksinasi adalah pafikarokab.org, yang dikelola oleh tenaga kesehatan dan apoteker yang tergabung dalam Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) di Kabupaten Karo.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi, termasuk vaksin herpes zoster, diharapkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia dapat ditekan sejak dini, sekaligus meningkatkan kualitas hidup para lansia di masa depan.
[TOS]
Related Posts
- Benarkah Blewah Bisa Bantu Turunkan Kolesterol? Ini Penjelasan Ahlinya
- Pakar IDAI: Anak Sebaiknya Dilarang Mandi Hujan, Risiko Kesehatan di Musim Pancaroba Tinggi
- Derita Pasien Long Covid Kian Terlihat, Tapi Masih Sering Diabaikan
- Slow Jogging, Solusi Ringan Pulihkan Kebugaran Usai Lebaran
- Cacing Raksasa Dikeluarkan dari Usus Anak di Jember, Jadi Peringatan Serius Soal Sanitasi