Daerah

60 Peserta Ikuti Pelatihan Jurnalistik Dasar Sketsa Unmul, Belajar Teknik Wawancara hingga Verifikasi

Kaltim Today
20 Mei 2025 09:31
60 Peserta Ikuti Pelatihan Jurnalistik Dasar Sketsa Unmul, Belajar Teknik Wawancara hingga Verifikasi
Peserta dan panitia Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) 2025 yang diselenggarakan LPM Sketsa Unmul berfoto bersama seusai kegiatan di Aula Fakultas Hukum Unmul. (Istimewa)

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sketsa Universitas Mulawarman kembali menggelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) pada Sabtu, 17 Mei 2025. Bertempat di Fakultas Hukum Unmul, kegiatan ini diikuti sekitar 60 peserta dari berbagai SMA dan perguruan tinggi di Samarinda.

Mengusung tema “The Power of News: Unlocking the Secrets of Impactful Journalism,” pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan pemahaman dasar-dasar jurnalisme serta pentingnya verifikasi informasi di era digital yang penuh hoaks dan disinformasi.

Pelatihan menghadirkan dua jurnalis profesional sebagai narasumber. Sesi pertama dibawakan oleh Muhammad Al Fatih dari Kaltim Kece yang menekankan pentingnya verifikasi dalam setiap pemberitaan. Ia mengingatkan agar jurnalis, termasuk jurnalis kampus, tidak hanya menyampaikan informasi sepihak.

“Berita liur itu haram. Berita mesti berimbang, tidak boleh hanya lewat satu mulut saja,” tegas Fatih di hadapan peserta.

Ia juga menyoroti peran strategis pers mahasiswa dalam mengangkat isu-isu internal kampus yang kerap luput dari sorotan media arus utama. “Pers mahasiswa adalah ruang alternatif untuk menyuarakan yang tertindas,” lanjutnya.

Sesi kedua menghadirkan Hasyim Ilyas, jurnalis dan anggota Divisi Advokasi AJI Samarinda. Ia membedah teknik dasar peliputan, mulai dari riset, menyusun pertanyaan, hingga wawancara yang beretika. Menurutnya, data adalah fondasi penting dalam kerja jurnalistik.

“Yang paling penting dalam peliputan adalah pengumpulan data. Tanpa data, kita dianggap cuma omong kosong,” ujarnya.

Hasyim juga menegaskan pentingnya keberpihakan dalam jurnalisme. “Jurnalis itu berpihak. Berpihak pada publik dan pada kebenaran,” katanya.

Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Diskusi berjalan interaktif dan peserta aktif mengajukan pertanyaan. Nisrina Zaahiyah, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmul, mengaku mendapatkan banyak wawasan baru.

“Saya jadi lebih paham cara menyusun pertanyaan yang baik untuk wawancara,” ujar Nisrina.

Senada, Haris Fadilah, mahasiswa dari jurusan yang sama, mengatakan istilah “berita liur” membuka perspektif baru baginya. “Dulu saya pikir semua berita pasti benar. Sekarang saya jadi lebih kritis dan tahu bahwa pembaca juga harus bertanggung jawab,” tutupnya.

[TOS]



Berita Lainnya