Advertorial
Angka Prevalensi Stunting Berau Turun Jadi 21,6 Persen
Kaltimtoday.co, Berau - Angka prevalensi stunting Berau turun jadi 21,6 persen. Hal itu disampaikan Ketua Tim Gerakan Sepekan Bangga Kencana (Gaskan), Karlina dalam kampanye percepatan penurunan stunting bersama komunitas dan forum generasi berencana, anggota pusat informasi dan konseling remaja se-Berau, yang diadakan di Balai Mufakat, pada Rabu (5/4/2023).
Karlina yang sekaligus juga mewakili Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur (Kaltim) mengatakan, langkah ini merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam upaya mempercepat penurunan stunting.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 bahwa, angka prevalensi stunting Berau yakni 25,7 persen. Angka tersebut menurun hingga 21,6 persen pada 2022.
"Ini semua berkat dukungan dari Pemkab untuk selalu mendukung program Bangga Kencana dan penurunan stunting di Berau," tuturnya.
Dia mengatakan, sasaran spesifik dari kegiatan pencegahan stunting merupakan remaja putri maupun putra yang rentan akan pernikahan dini serta pergaulan bebas.
BKKBN Kaltim terus berupaya menyiapkan remaja sebagai calon keluarga, penyiapan kehamilan, dan pola pengasuhan pada setiap tahap periode pengasuhan 1.000 HPK.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Keuangan dan SDM Setkab Berau, Jaka Siswanta juga mengapresiasi BKKBN Kaltim atas terselenggaranya kegiatan ini yang merupakan bentuk perhatian kepada Pemkab Berau dalam penurunan angka stunting.
Selain itu, upaya yang dilakukan oleh Pemkab Berau dalam menurunkan angka stunting sesuai dengan keputusan Bupati Berau Nomor 119/2022 dan penetapan kelurahan dan kampung lokus stunting.
"Bila diamati dari program Bangga Kencana tahun 2022, Berau menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, di mana hasil Long Form SP 2022, Berau menunjukkan angka Total Fertility Rate (TFR) 2,28 dan Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun sebesar 37," ungkapnya.
Menurutnya, peran remaja sebagai generasi penerus mampu menjadi agen perubahan, yang akhirnya melahirkan generasi-generasi baru yang sehat dan kuat.
Sebab remaja usia dini adalah kelompok yang paling rentan dalam kasus kekurangan gizi, bahkan kematian ibu dan bayi.
"Tapi pernikahan dini dijadikan tren di kalangan remaja, dan angka pernikahan dini menjadi terus meningkat," ucapnya.
Selain kurangnya pengetahuan terhadap kesiapan pernikahan, di sisi lain juga akan berdampak pada psikologis yang berisiko tinggi mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Dikatakan Jaka, dengan terbentuknya Komunitas GenRe atau generasi berencana yang berada di bawah binaan DPPKBP3A Berau merupakan pendekatan yang cukup efektif.
"Di komunitas GenRe, mereka belajar bersama tentang perilaku hidup sehat, pencegahan risiko Triad KKR serta pemdewasaan usia perkawinan. Tentu ini menjadi sumber informasi bagi teman sebaya mereka," imbuhnya.
Dia pun berharap dengan adanya komunitas GenRe Berau bagi remaja ini, dapat menjadi wadah atau aspirasi untuk bersama-sama menuju generasi emas dengan program keluarga berencana.
[RWT | ADV PEMKAB BERAU]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- DPPKB Samarinda Bakal Optimalkan Dapur Sehat Atasi Stunting di Seluruh Kampung KB
- Kolaborasi DPPKB dan Tim Pakar, Tekankan Pentingnya Nutrisi bagi Ibu Hamil untuk Cegah Stunting
- DPPKB Samarinda Targetkan Penurunan Angka Stunting 18 Persen di Penghujung Tahun 2024
- Bupati Kukar Apresiasi Peran Strategis RT dan Posyandu, Sebut Kunci Keberhasilan Penanganan Stunting dan Kemiskinan
- DPPKB Samarinda Tekankan Pemberdayaan Masyarakat sebagai Kunci Pencegahan Stunting