Samarinda
Apa Bahaya Minyak Bekas Bagi Lingkungan?
Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda menggagas program teranyar mereka yang dinamai Jengrinda. Jengrinda merupakan singkatan dari Jelantah Membangun Samarinda. Tujuan program ini adalah untuk mengumpulkan minyak sisa penggorengan atau yang kita sebut jelantah.
Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani menjelaskan mengapa program tersebut dibuat. Minyak bekas yang sudah tidak terpakai lagi, sebenarnya berbahaya bagi lingkungan. Apalagi jika dibuang begitu saja, tanpa pengolahan yang benar.
“Minyak itu akan menyerap ke permukaan tanah, sampai ke lapsian-lapisan tanah. Bisa membuat tanah tersumbat,” jelas perempuan yang biasa disapa Yama ini.
Dia melanjutkan, jika lapisan tanah terus-menerus menyerap minyak, makan lambat laun tanah akan menjadi keras. Hingga tiba waktunya, dampak jangka panjang yang bisa terjadi adalah turunnya kemampuan tanah dalam menyerap air.
“Kalau gitu kan nanti bisa jadi banjir. Karena air yang semestinya diserap tanah jadi tidak bisa lagi terserap. Tanahnya sudah mengeras kena minyak,” tambahnya.
Sebenarnya, disebutkan Yama, program Jengrinda bukan merupakan program baru. Program ini sudah berjalan sejak beberapa tahun kebelakang. Namun penamaan program ini memang baru dilakukannya pada 2021 ini.
[KA | RWT | ADV]
Related Posts
- Upaya Kolaboratif Susun Dokumen Area Nilai Konservasi Tinggi, Dorong Kelestarian Lingkungan di Kaltim
- Pj Bupati PPU Resmi Buka Bimtek Pengelolaan Sampah untuk Tingkatkan Kesadaran Lingkungan
- Penyesuaian Harga Tanah di PPU Lewat Perda Zona Nilai Tanah, Bapenda Pastikan Pajak Sesuai
- Lonjakan Harga Tanah di Sepaku dan Penajam Dongkrak Pendapatan Pajak BPHTB PPU
- Syamsiah, Sosok Sekretaris Perempuan Pertama yang Maraih Gelar Doktor di PPU